Resensi Buku Geez & Ann: Perasaan Tidak Mampu Menaklukkan Rintangan

Resensi Buku Geez & Ann: Perasaan Tidak Mampu Menaklukkan Rintangan

Dalam hidup ini kita tidak mungkin berjalan dengan satu arah saja terkadang kita merasakan kenikmatan. Namun kadang juga merasa kesulitan. Hal itulah yang membuat kita harus mengerti untuk lebih banyak bersyukur atas atas apa yang kita miliki saat ini.

Sebab, dengan mensyukuri hal-hal kecil, kita dapat mengetahui betapa berharganya hal yang kita punya atau kita alami yang mungkin diidamkan oleh orang lain. Terkadang bukan kebahagiaan yang mendatangkan syukur tetapi bersyukurlah, maka kita akan bahagia.

Mengusung tema cerita yang dekat dalam kehidupan sehari-hari kita, edisi buku fiksi dari penulis yang berkelahiran di Jakarta ini sangat menggugah hati. Apalagi dengan sentuhan gaya bahasa yang sederhana dan mudah untuk dipahami di kalangan anak remaja.

Bacaan Lainnya

Menceritakan tentang kisah cinta remaja yang bernama Keana Amanda atau Ann dan Gazza Cahyadi atau Geez. Hubungan mereka berdua mengalami banyak hambatan dan rintangan karena dibatasi oleh jarak, misteri yang membuat Geez kerap kali menghilang yang pada akhirnya membuat Keana kebingungan untuk berkomunikasi dan berkomitmen.

Ada seorang remaja bernama Keana Amanda atau Ann yang memiliki tujuh sahabat ketika ia duduk dibangku SMP. Pada suatu hari, sekolah Keana mengadakan pentas seni saat Keana menonton pentas seni, tiba-tiba ada seorang lelaki berpakaian seperti anak SMA yang berbicara disampingnya. Saat itu merupakan awal pertemuan Keana dengan Gazza Chayadi, atau yang dikenal dengan panggilan Geez.

Baca Juga: Resensi Buku: Le Petit Prince Karya Antoine de Saint-Exupery

Kemudian, pertemuan yang berlanjut di metromini, di toko buku, di kedai eskrim hingga pertemuan berikutnya yang menumbuhkan benih-benih cinta. Hingga pada suatu saat, Geez mengatakan bahwa ia akan melanjutkan studinya di Berlin dan meninggalkan Keana.

Sementara, Keana akan melanjutkan studinya di sebuah SMA di Yogyakarta. Sejak itulah hubungan mereka semakin jauh tiada kabar satu sama lain, hingga pada akhirnya Ann memutuskan pergi ke Berlin untuk mengajak pulang Geez. Karena Ann akhirnya sadar Geez tidak akan tergantikan.

Andaikan dulu Ann dapat menekan keegoisannya dan membuka kado dari Geez di ulang tahunnya yang ke-16, hidupnya tak akan rumit. Hatinya tidak terluka, juga hati lainnya yang menawarkan kebahagiaan pada Ann.

Kepergian Ann ke Berlin ini terbilang nekat, karena dia tidak mencari tahu dulu di mana tempat tinggal Geez. Ditambah lagi Kesehatan Ann sedang berada ditingkat paling rendah sebab sebelum berangkat ke Berlin Ann terserang penyakit gagal ginjal yang sudah kronis pada saat itu.

Beruntunglah ada dokter ganteng bernama Leo, yang tidak lelah menjaga Ann kemanapun. Akhirnya, Tuhan memberikan jalan untuk Ann bertemu dengan Geez untuk mengajaknya pulang.

Namun, ternyata tak sesuai yang diiharapkannya Geez mengatakan bahwa ia ingin mengikhlaskan Ann untuk pergi. Dan pada novel ini Geez memberi buku harian miliknya berwarna hitam dan meminta Ann untuk membaca isi buku harian tersebut.

Setelah membaca buku harian dari Geez yang baru, Ann sadar Geez tak pernah jauh darinya walau jarak memisahkan. Tetapi Geez sudah terlanjur kecewa pada Ann, karena dulu Ann lebih memilih orang lain dibandingkan dia.

Membaca kisah ini, kita bisa memetik banyak sekali pembelajaran seperti mengajarkan untuk menjadi orang yang memiliki prinsip bahwa hubungan jarak jauh tidak memungkinkan untuk tidak menyatu. Dan jadilah orang yang mudah menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik serta jangan terlalu percaya kepada seseorang serta sabar ketika kita sedang di uji dengan jarak yang jauh.

Tidak kalah penting penulis juga selalu menyisipkan sebuah quotes dalam dialog maupun narasi pada setiap bab. Karena dengan quotes itulah dapat menginspirasi para pembaca dan bebas untuk berimajinasi sesuai gambaran masing – masing pembaca.

Hanya saja  alur ceritanya yang dibuat oleh penulis dinilai terlalu cepat sehingga membuat para pembaca merasa ada sesuatu yang dijelaskan secara gamblang. Namun terlepas dari kekurangan, penulis sangat piawai dalam menampilkan pengembangan karakter yang menarik pada setiap tokohnya.

Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut juga bersifat inspiratif bagi pembaca. Sehingga masalah alur cerita itu tadi dinilai tidak terlalu bermasalah.

 

Penulis : Najla Nailah Azzahrah
Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.