Risiko Kesehatan Mental pada Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19

Kesehatan Mental
Gambar dibuat dengan teknologi AI.

Merebaknya virus Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia  mengakibatkan berbagai masalah di dalam kehidupan yang berimbas pada aspek kesehatan termasuk juga dengan kesehatan mental yang terjadi pada khalayak umum (masyarakat). Virus Covid-19 menjadi salah satu peristiwa terbesar abad ini.

Merebaknya virus ini Sejak akhir tahun 2019 hingga kini telah membawa dampak yang mendalam pada sektor kesehatan mental, ekonomi, sosial, dan Pendidikan.

Salah satu kelompok yang rentan mengalami tekanan psikologis adalah orang dalam pantauan (ODP) yang menjalani isolasi dan pemantauan ketal karena potensi paparan virus.

Proses pemantauan dan isolasi yang dialami ODP sering kali diiringi oleh berbagai tantangan psikologis, seperti rasa cemas, ketakutan terhadap diagnosis, stigma sosial, dan perubahan gaya hidup mendadak

Bacaan Lainnya

Covid-19 menyebabkan efek luar biasa terhadap kesehatan mental. Menurut penelitian, menunjukkan bahwa isolasi sosial dan perasaan kesepian menyebabkan resiko depresi, kecemasan dan ketakutan, dari penelitian tersebut menimbulkan banyak faktor yaitu, isolasi sosial yang bertujuan untuk mencegah paparan virus yang menyebabkan kesepian dan rasa terisolasi dari lingkungan ODP juga sering menghadapi stigma dari masyarakat yang dapat memicu perasaan rendah diri, malu atau takut juga perubahan gaya hidup mendadak, pembatasan aktivitas dan kehilangan rutinitas sehari-hari yang dapat memicu gangguan psikologis.

Merebaknya Virus Covid-19 ini berdampak dan berimbas kepada masyarakat yang terpapar maupun yang tidak terpapar.

Serangan virus ini dan menjadikan masyarakat tersebut menjadi orang dalam pantauan (ODP) yang mengakibatkan terganggunya seluruh aktivitas kesehariannya dan menyebabkan kesulitan tidur, permasalahan kognitif seperti penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi dan penurunan kemampuan mengingat, gangguan mood, gangguan psikologis, depresi, kecemasan dan ketakutan dan gangguan psikosomatik yaitu stres yang tidak tertangani dapat memicu keluhan fisik seperti sakit kepala, nyeri tubuh ataupun gangguan tidur.

Baca Juga: Pentingnya Mengontrol Pikiran Negatif untuk Kesehatan Mental Pasien

Seperti pada banyaknya kasus yang terjadi pada penduduk (masyarakat) Indonesia yang terdampak. Lansia dan remaja menjadi korban terdampak, seorang lansia mengalami tekanan psikologis setelah menjalani isolasi mandiri selama pandemi Covid-19.

la tinggal sendiri karena takut anak-anaknya tertular virus. Keterbatasan fisik dan minimnya interaksi sosial membuatnya kesepian dan ini memicu gejala depresi seperti minat pada hobi yang dulu disukainya, gangguan tidur, dan perasaan tidak berdaya.

Kasus tersebut juga terjadi pada kebanyakan remaja yang terpapar virus tersebut seperti yang terjadi pada remaja perempuan berusia 16 tahun merasa cemas dan stres akibat terpapar virus Covid-19. la merasa terisolasi karena mınimınya kontak sosial dengan teman-temannya dan merasa bosan.

Hal ini juga terjadi kepada remaja yang tidak terpapar namun harus belajar daring selama pandemi. Ia merasa stress dan kesulitan dalam memahami pelajaran tanpa interaksi langsung dengan guru dan teman-temannya juga tekanan untuk tetap berprestasi di masa-masa sulit ini, menyebabkan insomnia, sering menangis, dan merasa tidak percaya diri.

Dampaknya muncul kecemasan terkait akademik dan sosial, penurunan motivasi belajar, meningkatnya resiko gangguan makan karena stres yang berlebihan.

Dampak yang didapatkan bukan hanya dampak negatif saja yang mengakibatkan kerugian-kerugian materi ataupun kesehatan.

Namun fenomena ini juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental, seperti meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, mempererat hubungan keluarga, mendorong refleksi diri, memperluas akses layanan online dan meningkatkan ketahanan emosional. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menumbuhkan solidaritas sosial dan kesadaran akan pentingnya perawatan diri.

Solusi yang harus dilakukan untuk mengelola kesehatan mental bagi orang dalam pantauan (ODP) Covid-19 termasuk yang menjalani isolasi atau karantina, sangat penting dengan melakukan komunikasi yang teratur dan mendukung, berkomunikasi dengan keluarga, teman, tim medis secara rutin berbicara tentang perasaan dan kekhawatiran dapat membantu mengurangi kecemasan dengan menggunakan teknologi seperti video call dan zoom untuk membantu tetap terhubung dengan orang terdekat.

Penerapan rutinitas sehari-hari, seperti waktu tidur, makan, olahraga yang dapat memberikan rasa terkontrol dan kestabilan meskipun berada di ruang yang terbatas.

Melakukan aktivitas fisik ringan seperti Stretching ataupun yoga bisa membantu meredakan stres meningkatkan suasana hati, dan menjaga tubuh tetap bugar meskipun berada di ruang terbatas.

Meditasi dan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau mindfulness yang membantu menurunkan kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Baca Juga: Implementasi Konsep SAHDZAN (Sabar dan Husnudzan) dalam Perawatan Kesehatan Mental selama Pandemi COVID-19

Membatasi paparan berita negatif yang dapat meningkatkan kecemasan. Mencari dukungan profesional seperti psikolog atau psikiater, banyak tenaga kesehatan mental saat ini memberikan layanan online dan dapat berkonsultasi jika merasakan kecemasan atau depresi.

Melibatkan diri dalam aktivitas positif dan kreatif seperti membaca, menonton film, menggambar atau belajar keterampilan baru.

Menerima keadaan dan tetap positif thinking dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk kesehatan seperti tempat tinggal yang nyaman, penerangan yang baik kebersihan dan akses udara segar.

Kesimpulannya mengelola kesehatan mental bagi  orang dalam pantauan Covid-19 sangat penting untuk mengurangi stres dan kecemasan seperti pada solusi di atas yang dapat diterapkan  yaitu menjaga komunikasi dengan orang terdekat, mempertahankan rutinitas harian, melakukan latihan fisik ringan, serta melakukan atau menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi.

Selain itu juga harus menghindari atau membatasi paparan berita negatif, mencari dukungan profesional dau terlibat dalam aktivitas positif yang dapat membantu menjaga kesehatan mental dengan pendekatan yang tepat.

Orang dalam pantauan Covid-19 (ODP)  dapat menjaga kesehatan mental mereka meskipun berada dalam situasi yang buruk.

Penulis: Maulana Alfin Nur T. A.
Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses