Teknologi memiliki sifat berubah – ubah, di zaman yang sudah maju ini teknologi komunikasi menjadi yang paling menonjol. Sama halnya dengan fashion yang terus berkembang seiringnya perubahan zaman, khususnya di Indonesia.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai kegiatan dan tren yang mewarnai dunia fashion itu sendiri, selain itu perancang busana juga menjadi arah perkembangan fashion di Indonesia.
Tahukah kamu, kalau perkembangan fashion dipengaruhi oleh tiga benua terbesar dan tertua di dunia fashion?
Yap, Betul! Fashion dipengaruhi oleh benua Amerika, Eropa, dan Asia. Nah, untuk kalangan remaja sekarang gaya keKorea-Koreaan dan Jepang jadi paling digemari.
Tren-tren ini bisa menjadi viral atau membludak karena dipengaruhi oleh adanya faktor media massa dan bisnis. Berkat adanya dua faktor ini, tren fashion jadi lebih mudah disebarkan dan ditargetkan untuk siapa. Dalam dunia bisnis, fashion juga harus menjalani hubungan yang baik antara merek dan pelanggan.
Bahas tentang hubungan di dunia bisnis, maka Public Relations yang akan ada terbesit di benak kalian. Sebagai Fashion Public Relations, penampilan juga turut menjadi perhatian utama karena Public Relations menjadi ‘muka’ utama dari perusahaan merek tersebut.
Fashion Public Relations sendiri nggak cuma menangani promosi mode pakaian saja, tapi penyelenggaraan atau kegiatan yang berhubungan dengan dunia fashion juga termasuk, loh!
Di Indonesia sendiri, acara fashion besar yang rutin diadakan salah satunya Indonesia Fashion Week yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Tujuan dari diselenggarakannya IFW ini apa, sih?
Tujuannya adalah untuk memberikan arahan dan gambaran tren busana di Indonesia setiap tahunnya. Acara ini didatangi oleh banyak artis, influencer dan orang yang memiliki strata sosial tinggi lainnya juga menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia Fashion Week merupakan acara fashion yang bergengsi.
Berdasarkan penjelasan tadi dan yang kita ketahui perkembangan zaman sekarang, Indonesia Fashion Show sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. K
enapa begitu, ya?
Karena salah satunya adalah usaha dari Public Relations yang mengundang artis atau pun Influencer Indonesia untuk datang ke acara tersebut, hal ini pun dapat menaikkan pamor mereka.
Biasanya artis – artis dan Influencer akan membuat siaran langsung atau pun Instastory mengenai kegiatan mereka selama di Indonesia Fashion Week bagaimana dan IFW juga membuat akun bernama @indonesiafashionweekoficial, sehingga mempermudah peminat fashion untuk mengetahui informasi mengenai Indonesia Fashion Week.
Public Relations sendiri juga menggunakan digital marketing dengan baik, salah satunya adalah bekerja sama dengan media cetak dan elektronik untuk memberikan ulasan terhadap produk mereka.
Strategi marketing yang baik juga perlu digunakan untuk menaikkan popularitas. Untuk sekarang, biasanya Public Relations menggunakan metode yang dibuat dan diterapkan oleh Thomas L. Haris, yaitu Three Ways Strategy yang terdapat Push Strategy yang berguna untuk mendorong pergerakan pasar dalam promosi ke distributor.
Seperti, membuat “exclusive release” yang artinya hanya diperjual belikan di toko tersebut. Kedua, ada Pull Strategy yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen melalui iklan dan promosi. Bisa menggunakan cara mempublikasikan melalui sosial media dan e-commerce.
Dan yang terakhir adalah Pass Strategy membantu perusahaan untuk membuka batasan – batasan antara perusahaan atau produk dengan pihak – pihak tertentu. Salah satu contohnya adalah melakukan sumbangan dana.
Nah, selanjutnya kita akan membahas tentang salah satu merek mode mewah asal Inggris, yaitu Burberry. Kira – kira gimana ya caranya Burberry menggunakan komunikasi digital dan media sosial dalam strategi marketing? Apakah tingginya jumlah pengikut di akun sosial media berpengaruh?
Latar Belakang Burberry
Burberry didirikan pada tahun 1856 oleh Thomas Burberry, yang merupakan seorang magang penjual gorden (Power & Hauge, 2008).
Semenjak banyak pelanggan yang menyebut Burberry sebagai “Burberry of London” akhirnya nama merek pun diubah menjadi Burberrys, masih banyak produk lama Burberry menggunakan nama merek tersebut.
Awalnya, Burberry membuka toko pertamanya di Haymarket, London, tahun 1891 yang sampai sekarang masih menjadi kantor pusat perusahaan.
Sosial Media Marketing
Burberry meluncurkan platform media sosialnya, yaitu Art of The Trench pada bulan Oktober 2009. Art of The Trench dibuat bertujuan untuk mendorong pelanggan melakukan interaksi lebih dekat dengan merek tersebut.
Situs ini sering memposting dalam berbagai bentuk gambar, video, dan berita di Youtube, Twitter, dan Facebook. Seperti salah satunya, orang – orang yang membeli produk jas hujan Burberry diminta untuk membagikan cerita dan fotonya di situs web tersebut. Hal ini pun menghasilkan berbagai gaya ikonik mengenai produk tersebut dari seluruh dunia.
Dari penjelasan tadi, maka Burberry memiliki inovasi dan kreativitas yang baik dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan produknya. Art of The Trench menjadi salah satu kunci dalam suksesnya Burberry, hal ini memunculkan perasaan pelanggan memiliki konektivitas terhadap mereknya.
Penulis: Saskia Karenina Alycia
Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Jaya
Editor: I. Chairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News