Pemanfaatan Tanaman Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Fitoterapi pada Penyakit Diare

Jahe

Diare adalah salah satu penyakit yang sangat umum di seluruh dunia, dengan hampir 1,7 miliar kasus dilaporkan setiap tahunnya. Diare dapat memengaruhi semua rentang usia, tetapi kasus yang parah dengan tingkat kematian yang tinggi cenderung terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun, dengan sekitar 760.000 balita meninggal akibat penyakit ini setiap tahunnya.

Kasus diare merupakan salah satu kasus yang banyak terjadi di negara berkembang contohnya di Indonesia, karena mortalitas dan morbiditasnya masih tinggi. Menurut survey morbiditas yang dilakukan oleh subunit diare, Departemen Kesehatan tahun 2000 s/d 2010 dapat dilihat bahwa penyakit diare mengalami kecenderungan peningkatan.

Pada hasil Studi mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwasanya diare masih menjadi penyebab kematian balita di Indonesia. Diare dapat disebabkan oleh infeksi (90%) dan (10%) lainnya disebabkan oleh obat-obatan, bahan toksik, iskemik, dan lain-lain.

Baca juga : Penanganan Fisioterapi yang Perlu Dilakukan oleh Penderita Patah Tulang

Bacaan Lainnya

Prevalensi diare di Indonesia, yang diperkirakan oleh tenaga kesehatan, mencapai 6,8%, sementara yang diperkirakan berdasarkan gejala yang dialami mencapai 8%. Tingkat kejadian diare yang paling tinggi, menurut tenaga kesehatan, terjadi pada anak-anak usia 1-4 tahun, dengan angka mencapai 11,5%.

Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami tinja yang encer atau cair secara berulang dalam waktu yang singkat. Biasanya, diare terjadi karena adanya gangguan dalam sistem pencernaan yang menyebabkan penyerapan air dari saluran pencernaan menjadi tidak efisien. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit, reaksi terhadap makanan tertentu, stres, atau kondisi medis lainnya. Gejala diare dapat bervariasi, mulai dari tinja encer hingga cair, perut kram, kembung, mual, dan kadang-kadang disertai dengan muntah. Durasi diare juga dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya.

Ayo kenali penyebab diare apa saja !

Penyebab dari diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, alergi makanan, penyakit usus, peradangan di saluran pencernaan, serta infeksi virus dan bakteri. Penyakit diare dapat disembuhkan dengan cara mengkonsumsi obat-obatan konvensional baik dalam bentuk kapsul,tablet maupun obat cair. Namun di sisi yang lain dari penggunaan obat-obatan konvensional ini adalah menimbulkan efek samping dan menimbulkan penyakit lain. Oleh karena itu, penggunaan fitoterapi menjadi solusi yang baik dalam menanggulangi penyakit diare ini.

Fitoterapi adalah penggunaan tumbuhan atau bagian-bagiannya, seperti akar, batang, daun, bunga, atau buah, untuk tujuan pengobatan atau pemeliharaan kesehatan manusia. Ini melibatkan penggunaan herbal dalam bentuk ramuan, ekstrak, atau produk lainnya untuk merawat berbagai kondisi kesehatan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mana kaya dengan tanaman herbal yang sering digunakan sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan adalah rimpang dari tumbuhan jahe merah (Zingiber officinale) yang merupakan salah satu dari temu-temuan suku Zingiberaceae.

Baca juga : Menakjubkan! Kunyit sebagai Obat Alami untuk Menurunkan Asam Lambung dan Mengatasi Masalah Pencernaan secara Efektif

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman yang rimpangnya sering dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan juga bahan dasar untuk pengobatan tradisional. Zat antidiare yang terdapat dalam jahe berasal dari senyawa fitokimia yang terdapat dalam tanaman tersebut. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa jahe memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri seperti listeria dan E.coli, sehingga membantu dalam mengatasi masalah diare.

Tanaman jahe digunakan sebagai bahan obat herbal karena kandungan minyak atsiri di dalamnya yang mengandung berbagai senyawa kimia aktif, seperti zingiberin, kamfer, lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat-sifat yang bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Senyawa kimia alami yang terdapat dalam jahe memiliki kemampuan untuk melawan infeksi bakteri yang dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, termasuk bakteri yang bertanggung jawab atas timbulnya diare. Jahe meredakan kejang otot pada saluran pencernaan bagian bawah, memfasilitasi tubuh untuk secara efektif mengatasi sumber masalah diare.

Banyak upaya telah dilakukan dalam memanfaatkan ekstrak jahe, seperti dalam penelitian tentang pengujian anti mikroba ekstrak segar dari berbagai jenis jahe (Zingiberaceae) terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans. Jahe mengandung beberapa komponen minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai anti mikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Salah satu contoh penerapannya adalah dalam mengatasi penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu dari bakteri yang dapat memicu terjadinya atau menjadi salah satu penyebab penyakit diare

Baca juga : Buah Pala (Myristica Fragrans) sebagai Senjata Alami Mencegah Diare

Jahe merah memiliki kandungan beragam metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis aktif. Dalam rimpang jahe mengandung 1%-4% minyak atsiri dan oleoresin. Kemampuan minyak atsiri pada rimpang jahe merah (Zingiber officinale) dalam menghambat mikroba lebih besar dibandingkan dengan oleoresinnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lisa Yuniati dkk, memiliki tujuan yaitu untuk menguji efektivitas pemberian ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale) sebagai antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian yang dilakukan menggunakan sampel jahe merah yang telah dibuat dalam bentuk ekstraknya terlebih dahulu. Kemudian ekstrak tersebut dibuat dalam bentuk konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.

Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut didapatkan hasil bahwasanya pada konsentrasi 40%, 60%, 80%, dan 100% ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale) didapatkan zona hambat yang sensitif terhadap bakteri Escherichia coli. Hal ini menunjukkan bahwasanya ekstrak jahe merah memiliki kemampuan atau potensi dalam mengatasi permasalahan diare.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwasanya tanaman jahe merupakan salah satu tanaman yang mengandung banyak senyawa alami. Senyawa alami tersebut berkhasiat dalam menghambat pertumbuhan mikroba contohnya seperti senyawa minyak atsiri dan oleoresinya. Sehinga pemanfaatan jahe (Zingiber Officinale) sebagai fitoterapi pada penyakit diare dapat dijadikan alternatif yang dianjurkan. Kelebihan dari penggunaan fitoterapi tanaman jahe sebagai antidiare ini adalah tanamannya yang mudah didapatkan karena banyaknya masyarakat yang membudiyakannya serta minimnya efek samping yang ditimbulkan dibandingkan dengan pengunaan obat-obatan konvensional.

 

Misda Saputri

Misda Saputri
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses