Membaca merupakan jendela dunia agar kita bisa mengetahui apa saja yang ada di dunia. Menurut agama Islam membaca merupakan perintah yang pertama kali diturunkan di dalam Al-Qur’an yakni iqro’ yang artinya bacalah.
Saat ini minat baca di Indonesia masih sangat rendah. Menurut survei hanya ada sekitar 0,001 persen orang yang suka membaca di Indonesia. Artinya dari 1000 orang hanya 1 orang yang suka membaca. Dari 61 negara yang disurvei, Indonesia peringkat kedua dari belakang yang artinya Indonesia peringkat ke 60 dari 61 negara.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah perpustakaan yang ada di Indonesia sekitar 164.610 perpustakaan di mana yang terbanyak berada di pulau Jawa. Menurut beberapa sumber, minat baca yang rendah ini disebabkan karena kurang tersedianya perpustakaan yang ada di Indonesia.
Sementara menurut sumber lain, jumlah perpustakaan yang ada di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain seperti Rusia, jumlah perpustakaan kita masih unggul sehingga yang menyebabkan rendahnya minat membaca adalah malasnya masyarakat untuk datang dan membaca buku di perpustakaan terdekat.
Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa minat membaca buku di Indonesia rendah. Kali ini ada 5 faktor mengapa minat membaca di Indonesia rendah meliputi:
1. Karena minat membaca tak diajarkan orang tua
Anak merupakan peniru handal, anak akan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Saat ini masih banyak orang tua yang jarang mengajarkan anaknya untuk membiasakan membaca. Seharusnya kebiasaan membaca ini dimulai dari orang tua terlebih dahulu.
Orang tua harus bisa menjadi panutan dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Orang tua harus membiasakan membaca buku dan meluangkan waktu untuk membaca buku.
Sehingga jika orang tua rajin membaca buku dan mau menanamkan kepada anak untuk membiasakan membaca maka anak akan mengikuti apa yang diajarkan oleh orangtuanya.
Baca Juga: Minat Baca Kian Terkikis: Masihkah Buku Bacaan Eksis?
2. Karena lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar kita seringkali kurang mendukung dalam membiasakan membaca. Banyak di antara kita yang lingkungan sekitarnya lebih suka bermain daripada membaca. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap diri kita untuk bisa membiasakan membaca.
Hindari lingkungan pertemanan yang toxic dan hanya membuat kerugian pada diri kita. Sering kali lingkungan pertemanan lebih suka bermain, bergosip, atau bermain gadget dibandingkan dengan membaca.
Oleh karena itu kita harus pandai dalam mencari lingkungan atau circle pertemanan. Kita bisa mencari komunitas membaca yang terdekat dari rumah kita. Sehingga kita bisa terpacu untuk rajin membaca.
3. Karena sosial media
Dengan hadirnya Instagram dan TikTok di era serba digital saat ini, orang-orang jadi malas untuk membaca buku. Kebanyakan orang lebih tertarik membaca meme atau konten yang disuguhkan oleh Instagram dan TikTok tersebut. Selain itu, orang-orang lebih suka membaca komen netizen ataupun sesuatu yang sedang viral.
Kalau dilihat yang terjadi sebenarnya bukan krisis membaca tapi krisis terhadap apa yang dibaca, orang-orang lebih suka membaca sesuatu hal yang kurang informatif tapi menghibur.
Oleh karena itu, saya pribadi mengajak kepada teman-teman semua untuk lebih pintar lagi dalam memilah dan memilih konten yang tentunya bermanfaat untuk kita.
Baca Juga: Rendahnya Minat Baca di Kalangan Pelajar Di Era Milenial
4. Karena kecanduan game online
Sudah menjadi hal yang umum jika anak muda khususnya Gen Z memainkan game online. Mereka biasanya memainkan game online untuk melepas penat, mengurangi stres, ataupun untuk mengisi waktu luang.
Tidak menjadi masalah jika bermain game online secara bijak, tapi bisa menjadi masalah jika seseorang sudah berada di tingkat kecanduan game online. Jika sudah seperti itu jangankan membaca buku, untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya pun mereka lupakan.
Oleh karena itu, saya mengajak agar bermain game online secara bijak dan tidak berlebihan dan juga tidak lupa untuk membaca buku agar pengetahuan terus bertambah.
5. Malas untuk pergi ke perpustakaan
Jumlah perpustakaan di Indonesia menurut BPS (Badan Pusat Statistik) di tahun 2018 ada sekitar 164.610 perpustakaan. Jumlah ini melebihi negara Rusia dan China, tetapi minat baca buku di negara mereka lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.
Baca Juga: Tips Seru Meningkatkan Minat Baca bagi Mahasiswa
Untuk daerah pelosok di Indonesia memang sulit untuk mencari toko buku atau perpustakaan terdekat seperti di Papua misalnya. Akan tetapi, jika kita berada di kota-kota besar seperti Jakarta misalnya, untuk mencari perpustakaan terdekat itu sangat mudah.
Tetapi, Jakarta berada di peringkat ke-4 setelah Jawa Barat dalam minat baca. Jadi malas pergi ke perpustakaan ini juga merupakan faktor penting mengapa minat baca di Indonesia rendah khususnya di Jakarta.
Penulis: Muhamad Johari Chandika
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News