Analisis SWOT Implementasi Posyandu Prima di Indonesia

Ilustrasi Pertumbuhan Anak (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal dilaksanakan melalui pendekatan kesehatan terpadu yang melibatkan seluruh masyarakat secara luas. Pendekatan ini mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan.

Implementasinya diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan, baik yang merupakan prioritas nasional, prioritas dalam pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama, prioritas Kementerian Kesehatan, maupun kegiatan pendukung atau penunjang lainnya (Kemenkes RI, 2022b).

Transformasi layanan primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, di mana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer.

Bacaan Lainnya
DONASI

Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer melalui revitalisasi jaringan serta standarisasi layanan di Puskesmas, posyandu, dan kunjungan rumah (Ditjen P2P Kemenkes RI, 2023).

Posyandu merupakan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam mendukung kepala desa/lurah dalam meningkatkan pelayanan sosial dasar, termasuk bidang kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan kesehatan di Posyandu dilakukan oleh kader yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah, dengan pendampingan tenaga kesehatan dari Puskesmas atau Puskesmas Pembantu (Pustu)(Kemendagri RI, 2018).

Peran Posyandu dalam masyarakat sangat penting. Meskipun sering dikaitkan dengan layanan untuk bayi dan balita, kegiatan dan manfaat Posyandu sebenarnya lebih luas. Saat ini, Posyandu akan melayani seluruh tahapan siklus hidup, termasuk ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, usia sekolah dan remaja, serta usia produktif dan lanjut usia.

Dengan demikian, Posyandu akan memfasilitasi layanan sosial dasar di bidang kesehatan bagi semua kelompok usia, menjadikannya lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Posyandu Prima berasal dari Puskesmas Pembantu yang sudah ada menjadi Posyandu Prima, Pos Kesehatan Desa yang sudah ada menjadi Posyandu Prima, pengintegrasian Puskesmas Pembantu dan Poskesdes yang sudah ada menjadi Posyandu Prima; atau bagi Desa/Kelurahan yang tidak memiliki pustu atau poskesdes membentuk Posyandu Prima sesuai dengan  peraturan dan ketentuan yang berlaku (Kemenkes RI, 2022a).

Gambar 1. Pelayanan Posyandu Prima

Bagi masyarakat awam, istilah Posyandu Prima masih belum dikenal luas. Sebenarnya, Posyandu Prima hanya merupakan penggabungan dari beberapa kegiatan yang telah ada dan berlangsung, namun ditingkatkan dengan penambahan kegiatan kunjungan rumah oleh kader yang dilakukan secara terencana.

Posyandu Prima sendiri sudah mulai diimplementasikan sejak tahun 2021, tetapi apakah implementasinya sudah sesuai? mari kita lihat analisis SWOT nya.

Strengths

  • Sumber Daya Manusia yang Memadai: Indonesia memiliki jumlah kader Posyandu yang besar dan tersebar di seluruh pelosok negeri.
  • Pengalaman Panjang: Posyandu telah menjadi bagian integral dari sistem kesehatan ibu dan anak di Indonesia selama lebih dari 40 tahun.
  • Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat Posyandu Prima melalui berbagai kebijakan dan program.
  • Pemanfaatan Teknologi Digital: Posyandu Prima memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan dan jangkauan program.
  • Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat Indonesia aktif dalam kegiatan Posyandu dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap program ini.

Weaknesses

  • Keterbatasan Keterampilan dan Pengetahuan Kader: Tidak semua kader Posyandu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk memberikan layanan Posyandu Prima.
  • Keterbatasan Sarana dan Prasarana: Banyak Posyandu yang masih kekurangan sarana dan prasarana yang memadai, seperti gedung Posyandu yang layak, alat kesehatan, dan media edukasi.
  • Keterbatasan Dana: Dana yang dialokasikan untuk Posyandu Prima masih terbatas, sehingga menghambat operasional dan pengembangan program.
  • Kesenjangan Digital: Tidak semua masyarakat memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital.
  • Perubahan Pola Pikir Masyarakat: Masih ada masyarakat yang belum memahami manfaat Posyandu Prima.

Opportunities

  • Pemanfaatan Teknologi Digital: Teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan Posyandu Prima, seperti telekonsultasi, edukasi kesehatan online, dan pencatatan data kesehatan secara elektronik.
  • Kerjasama dengan Sektor Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil: Kerjasama dengan pihak lain dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya dan meningkatkan jangkauan program.
  • Pengembangan Kapasitas Kader: Pelatihan dan pengembangan kapasitas kader perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan.
  • Kampanye Edukasi dan Promosi: Kampanye edukasi dan promosi yang lebih intensif perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat Posyandu Prima.
  • Integrasi dengan Sistem Kesehatan Lainnya: Integrasi Posyandu Prima dengan sistem kesehatan lainnya dapat meningkatkan efektivitas program.

Threats

  • Keterbatasan Dana: Keterbatasan dana dapat menghambat operasional dan pengembangan program.
  • Kesenjangan Digital: Kesenjangan digital dapat memperparah ketidakadilan dalam akses layanan kesehatan.
  • Perubahan Pola Pikir Masyarakat: Perubahan pola pikir masyarakat yang tidak mengikuti perkembangan zaman dapat menghambat kemajuan program.
  • Bencana Alam: Bencana alam dapat mengganggu pelaksanaan program Posyandu Prima.

Baca juga: Mahasiswa KKN UPI Kampus Purwakarta Gelar Partisipasi dalam Tiga Meja Layanan Posyandu Lansia

Penelitian yang dilakukan oleh Indriyati, dkk 2023 menyoroti masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Posyandu Prima ini yaitu ketidaktersediaan atau kekurangan variasi obat-obatan di Posyandu Prima, seperti obat sirup dan salep kulit, memaksa petugas menggunakan obat pribadi mereka.

Selain itu, pergantian sementara petugas Posyandu Prima terjadi karena mereka harus mengikuti kegiatan lain. Ketidakkonsistenan hari pelayanan juga menjadi masalah, disebabkan oleh kesibukan petugas, kegiatan lain, faktor cuaca, dan kondisi geografis yang kurang baik.

Kader Posyandu Prima yang telah ditunjuk seringkali tidak dapat hadir setiap hari karena memiliki pekerjaan lain, dan terdapat ketidakjelasan mengenai pembiayaan untuk kader tersebut (Indriyati et al., 2023).

Pelayanan di Posyandu Prima juga belum sepenuhnya sesuai dengan paket layanan yang tercantum pada panduan transformasi layanan primer yang komprehensif. Misalnya, skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) dan layanan geriatrik belum dilaksanakan meskipun form skrining telah tersedia, karena sebagian masyarakat tidak bersedia dilakukan skrining karena dianggap memperlama waktu pelayanan.

Selain itu, waktu pelayanan yang ditawarkan seringkali tidak sesuai dengan pola aktivitas masyarakat setempat, mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam program-program kesehatan yang disediakan (Indriyati et al., 2023).

Meskipun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan, seiring berjalannya waktu banyak hal yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Posyandu Prima ini, penelitian yang dilakukan oleh Elmeida, dkk 2023 membahas tentang pembinaan kader Posyandu Prima.

Pada kegiatan ini, kader Posyandu diberikan pelatihan oleh para pelatih berpengalaman dari berbagai instansi. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan Posyandu Prima, kebijakan pemerintah terkait, komunikasi efektif, konsep dan pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) termasuk stunting, edukasi pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM, serta penggunaan Aplikasi Sehat Indonesia-Ku (ASIK).

Selain itu, pelatihan juga mencakup praktik pemeriksaan faktor risiko PTM dan tanda-tanda vital, pengukuran antropometri, dan pengisian aplikasi ASIK. Tujuan pelatihan ini adalah membekali kader dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola Posyandu Prima secara efektif (Elmeida et al., 2023).

Penelitian lain yang dilakukan El Syam didapatkan bahwa sosialisasi Posyandu Prima mengenai ketahanan pangan rumah tangga meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan untuk berpikir dan bertindak produktif dalam memperkuat ekonomi rumah tangga.

Sosialisasi dan pendampingan Posyandu Remaja meningkatkan pemahaman tentang ketahanan keluarga, mendorong mereka untuk mendukung dan mengambil tindakan dalam memperkuat ekonomi keluarga (Syam et al., 2023).

Posyandu Prima memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan di tingkatan siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia di Indonesia. Dengan mengatasi berbagai kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada, Posyandu Prima dapat menjadi layanan Kesehatan yang prima dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terkait kesehatan.

 

Penulis: Yolanda Safitri
Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi

Ditjen P2P Kemenkes RI. (2023). 6 Pilar Transformasi Kesehatan. https://p2p.kemkes.go.id/6-pilar-transformasi-kesehatan/

Elmeida, I. F., Sugiart, Sapta, W. A., & Yuniza, F. (2023). Pembinaan Kader Melalui Pelatihan Posyandu Prima dan Pembuatan Kolam Lele di Desa Purwoadi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(6), 1–23. https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/PERAKMALAHAYATI/article/view/15315/pdf

Indriyati, L., Wahyudin, A., & Sulistyowati, E. (2023). Evaluasi Program Pilot Project Transformasi Layanan Primer di Puskesmas Telaga Bauntung Kabupaten Banjar Tahun 2022. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 18(1), 65–80. https://doi.org/10.47441/jkp.v18i1.311

Kemendagri RI. (2018). Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa Dan Lembaga Adat Desa.

Kemenkes RI. (2022a). Pedoman Posyandu Prima.

Kemenkes RI. (2022b). Permenkes No 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Dana Dekonsentrasi Kementrian Kesehatan Tahun Anggaran 2022. In JDIH (Issue 146914).

Syam, R. S. El, Masydon, N., Zulfa, I., Lutfiyani, R. Z., Amiliana, M., Lutfiana, S. M., Maftuchah, N., & Riyadi, A. (2023). Socialization and Assistance for Strengthening Food Security Households through Prima and Youth Posyandu Activities In Pakuncen Village, Selomerto District, Wonosobo Regency. Jurnal Masyarakat Mengabdi Nusantara (JMMN), 2(1), 11–19. https://ejurnal.stipas.ac.id/index.php/jmmn

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI