Kesehatan mental telah menjadi salah satu isu yang semakin diperhatikan di seluruh dunia, seiring dengan meningkatnya prevalensi gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres yang dialami oleh banyak individu.
Masyarakat modern, yang didominasi oleh tekanan sosial, perkembangan teknologi, serta gaya hidup yang cepat, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kesejahteraan mental mereka.
Berbagai pendekatan terapeutik telah diperkenalkan untuk menangani masalah ini, mulai dari terapi psikologis konvensional hingga pendekatan alternatif seperti psikologi positif dan terapi berbasis mindfulness.
Namun, dalam perspektif Islam, ada pendekatan yang lebih holistik untuk mengatasi masalah kesehatan mental, yaitu psikologi Islam.
Psikologi Islam tidak hanya mengutamakan kesehatan mental dalam dimensi psikologis dan sosial, tetapi juga mengintegrasikan aspek spiritual yang sangat penting bagi keseimbangan hidup seorang Muslim.
Pendekatan ini menawarkan cara yang lebih komprehensif dan mendalam dalam menghadapi tantangan kesehatan mental, yang melibatkan hubungan individu dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.
Baca Juga: Mengatasi Depresi: Melalui Perspektif Psikologi Islam
Psikologi Islam berfokus pada pemahaman tentang manusia sebagai makhluk yang memiliki dimensi jasmani, rohani, intelektual, dan emosional yang harus seimbang.
Dalam pandangan Islam, kesehatan mental bukan hanya dipandang sebagai ketidakhadiran gangguan psikologis, tetapi sebagai kondisi di mana individu mampu hidup dengan harmoni, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi.
Manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki fitrah (naluri dasar), yang mengarahkan mereka untuk hidup dalam keseimbangan, berhubungan dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam sekitar.
Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai kesejahteraan mental, individu harus menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara kebutuhan fisik dan spiritual, serta antara hubungan pribadi dan sosial.
Dalam hal ini, psikologi Islam tidak hanya mencakup aspek psikologis seperti pikiran dan perasaan, tetapi juga spiritualitas yang mendalam, yang menjadi landasan untuk memahami dan mengatasi masalah kesehatan mental.
Era modern membawa banyak kemajuan dalam berbagai bidang, namun juga menimbulkan tantangan besar dalam aspek kesehatan mental.
Baca Juga: Apa Perbedaan Pandangan Psikologi Islam dan Psikologi Barat?
Masyarakat yang terus berkembang dan terhubung dengan teknologi sering kali merasa tertekan oleh tuntutan hidup yang semakin tinggi, seperti persaingan sosial dan pekerjaan, ketidakpastian ekonomi, serta ekspektasi yang datang dari berbagai sisi.
Media sosial, misalnya, seringkali menciptakan perasaan tidak puas dengan diri sendiri, membandingkan hidup dengan orang lain, dan meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi.
Selain itu, perubahan nilai-nilai sosial yang semakin individualistik juga memengaruhi kesejahteraan mental. Isolasi sosial dan kurangnya dukungan emosional dari keluarga atau teman bisa menyebabkan stres yang berat.
Tanpa pengelolaan yang baik, hal ini bisa berkembang menjadi gangguan mental yang lebih serius.
Tidak jarang, pengobatan menggunakan obat-obatan atau terapi konvensional saja belum cukup efektif dalam menghadapi akar permasalahan yang lebih dalam, yang terkait dengan aspek spiritual dan emosional.
Dalam konteks inilah, psikologi Islam menawarkan solusi yang lebih komprehensif, yang tidak hanya melibatkan aspek psikologis dan sosial, tetapi juga menekankan pentingnya keseimbangan spiritual dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Baca Juga: Burnout pada Generasi Muda: Efek Lingkungan Kompetitif yang Berlebihan
Aplikasi Psikologi Islam dalam Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental
1. Tawakkul (Bergantung kepada Allah) dan Ibadah sebagai Sumber Ketenangan
Salah satu ajaran utama dalam Islam adalah tawakkul, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal.
Dalam konteks kesehatan mental, tawakkul mengajarkan untuk melepaskan kecemasan tentang masa depan dan menerima kenyataan hidup dengan lapang dada.
Tawakkul tidak berarti menyerah begitu saja, melainkan memiliki keyakinan bahwa segala yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari takdir Tuhan yang mengandung hikmah.
Ibadah dalam Islam, seperti shalat, dzikir, dan doa, menjadi sarana utama untuk menenangkan jiwa.
Shalat, misalnya, adalah waktu yang ditentukan untuk berkomunikasi langsung dengan Allah, yang memberikan kesempatan bagi individu untuk merenung dan mereset pikiran dan perasaan mereka.
Baca Juga: Manfaat Ibadah bagi Kesehatan Menurut Agama Islam
Aktivitas spiritual ini memberikan rasa damai dan ketenangan yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan hidup.
Praktik dzikir atau mengingat Allah secara terus-menerus juga dapat membantu menenangkan hati dan menghilangkan kecemasan, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2. Akhlak Islam dan Pentingnya Hubungan Sosial yang Positif
Psikologi Islam mengajarkan bahwa kesehatan mental tidak hanya terkait dengan keseimbangan batin individu, tetapi juga dengan kualitas hubungan sosial yang dimiliki.
Islam sangat menekankan pentingnya akhlak yang baik, seperti kesabaran, ikhlas, rendah hati, dan tolong-menolong.
Dalam hubungan sosial, berbuat baik kepada sesama, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjaga persaudaraan adalah aspek yang sangat penting dalam menjaga kesejahteraan mental.
Akhlak yang baik menciptakan kedamaian dalam diri individu, serta mempererat ikatan sosial yang positif.
Baca Juga: Akhlak terhadap Ulama: Perspektif Agama dan Tantangan di Era Modern
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki hubungan sosial yang harmonis dan dukungan sosial yang baik cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan lebih mudah mengatasi tantangan hidup.
Dalam Islam, menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat sangat dihargai, dan ini merupakan salah satu cara untuk menciptakan kesehatan mental yang sehat.
3. Penerimaan terhadap Takdir dan Mengelola Ketidakpastian
Di era modern, ketidakpastian sering kali menjadi sumber kecemasan yang besar. Psikologi Islam mengajarkan pentingnya penerimaan terhadap takdir (qada’ dan qadar), yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup sudah ditentukan oleh Allah, meskipun manusia tetap harus berusaha sebaik-baiknya.
Penerimaan terhadap kenyataan hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, memberikan kedamaian dalam jiwa.
Pemahaman ini mengajarkan individu untuk tidak terlalu terjebak dalam kecemasan terhadap masa depan atau kesalahan masa lalu.
Dengan menerima takdir dan memahami bahwa setiap ujian adalah bagian dari kehidupan yang bisa membawa pelajaran dan hikmah, individu dapat lebih tenang dan tidak mudah terpuruk dalam kesulitan.
Baca Juga: Hubungan Antara Praktik Inabah Dan Mekanisme Coping pada Mahasiswa Mengalami Stres Akademik
4. Fitrah dan Keseimbangan dalam Hidup
Fitrah atau naluri dasar manusia dalam Islam adalah dorongan untuk hidup dengan baik dan mencapai kebahagiaan melalui keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.
Manusia, menurut Islam, memiliki kecenderungan alami untuk beribadah kepada Allah, berbuat baik kepada sesama, serta menjaga kesehatan fisik dan mental.
Psikologi Islam mengajarkan bahwa keseimbangan dalam hidup sangat penting. Seorang individu harus mampu memenuhi kebutuhan fisiknya, seperti makan dan tidur yang cukup, serta kebutuhan emosional dan sosialnya, seperti berbagi kasih sayang dan dukungan.
Pada saat yang sama, individu juga perlu menjaga hubungan spiritual mereka dengan Allah, yang menjadi sumber kedamaian sejati. Ketidakseimbangan antara aspek-aspek ini dapat menyebabkan gangguan mental.
Oleh karena itu, memahami dan mengikuti fitrah manusia untuk hidup seimbang adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental.
Baca Juga: Idul Fitri: Menata Kembali Fitrah Manusia dalam Ukhuwah Kebangsaan
5. Terapi Psiko-Spiritual: Ruqyah dan Pengobatan dengan Al-Qur’an
Selain terapi psikologis rasional, Islam juga menawarkan pendekatan spiritual yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan mental.
Ruqyah atau pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an adalah salah satu bentuk terapi yang dapat memberikan ketenangan hati dan pikiran.
Ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an, seperti surah Al-Fatihah, Al-Baqarah, dan Al-Ikhlas, dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan yang dapat mengusir gangguan jiwa dan memberikan ketenangan.
Pendekatan psiko-spiritual ini memberikan dimensi baru dalam pengobatan kesehatan mental, di mana penyembuhan tidak hanya dilakukan melalui intervensi medis atau psikologis, tetapi juga melalui penguatan spiritual dan hubungan dengan Tuhan.
Psikologi Islam menawarkan pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual untuk mencapai kesejahteraan mental yang sejati.
Baca Juga: Dampak Al-Quran dalam Menjaga Kesehatan Mental Umat Manusia
Di tengah tantangan kesehatan mental yang semakin kompleks di era modern, aplikasi psikologi Islam dapat menjadi solusi yang sangat relevan dan efektif.
Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Islam seperti tawakkul, akhlak yang baik, penerimaan terhadap takdir, dan menjaga keseimbangan hidup, individu dapat mengatasi kecemasan, depresi, dan stres dengan lebih bijak dan damai.
Pendekatan ini tidak hanya mengatasi gejala, tetapi juga menyembuhkan akar permasalahan dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.
Penulis: Amelia Putri Jahwani
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Langsa
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
Alang, H. S. (2021). Pembinaan Mental Melalui Terapi Islam. Al-Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 8(2), 151-161.
Andini, M., Aprilia, D., & Distina, P. P. (2021). Kontribusi Psikoterapi Islam bagi Kesehatan Mental. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 3(2), 165-187.
Ariadi, P. (2019). Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam. Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3(2), 118-127.
Hayatussofiyyah, S., & Nuryoto, S. (2017). Efektivitas Terapi Kognitif Perilaku Islami terhadap Penurunan Depresi pada Remaja. Jurnal Psikologi Islam, 4(1), 12-25.
Lubis, L. T., & Sati, L. (2019). Peningkatan Kesehatan Mental Anak dan Remaja Melalui Ibadah Keislaman. Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 16(2), 120-129.
Pakungwati, S., & Anggraeni, R. D. (2023). Menjaga Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam. Journal of Islamic Education Studies, 1(2), 93-101.
Sam, S. (2020). Konsep Kesehatan Mental dalam Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap Adversity Quotient Perspektif Tafsir Al-Misbah. Atta’dib: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 18-29.
Siregar, R. (2020). Pendekatan-Pendekatan Islam untuk Mencapai Kesehatan Mental. Jurnal Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(2), 251-264.
Trimulyaningsih, N. (2019). Efektivitas Psikoterapi Islam untuk Meningkatkan Kesehatan Mental: Sebuah Studi Meta Analisis. Jurnal Psikologi Islam, 6(1), 43-56.
Zulkarnain, Z., & Fatimah, S. (2019). Kesehatan Mental dan Kebahagiaan: Tinjauan Psikologi Islam. Mawaizh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 10(1), 18-38.
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News