Bebas Lepas lalu Kebablasan

Pergaulan bebas adalah hal yang tidak ada ujungnya jika dibahas lebih lanjut. Indonesia sekarang adalah negara yang rawan dengan terjadinya pergaulan bebas yang secara sadar atau tidak sadar sebenarnya semakin menjangkit banyak pemuda Indonesia. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus dan pembangun bangsa bisa rusak seketika jika mereka bersenggolan dengan pergaulan bebas. Pergaulan bebas ini banyak penyebabnya, diantara lain adalah globalisasi, kurangnya perhatian yang diberikan lingkungan, salah pilih teman, dan masih banyak lagi.

Poin utama adalah globalisasi, bagaimana globalisasi bisa mempengaruhi dan ikut andil dalam munculnya pergaulan bebas di lingkungan anak muda bisa dilihat secara kasat mata. Jaman sekarang akses internet bisa kita nikmati tanpa syarat apapun, semua situs website, aplikasi, film, video dan lain-lain bisa kita nikmati tanpa perlu perizinan.

Pada dasarnya, Indonesia adalah negara ketimuran yang memiliki tradisi dan budi pekerti luhur yang dipupuk sejak dulu. Negara yang menyoritas penduduknya menganut satu agama yang pasti mengajarkan hal-hal baik dalam hidup dan melarang umatnya untuk berbuat sesuatu yang tidak baik apalagi merugikan dirinya sendiri. “Negara yang terlalu menganut agama tidak akan maju dalam sains dan teknologi.”, kutipan tersebut sering sekali kita dengar di televisi atau bahkan pada obrolan kecil antar kelompok. Jika kita analisis lebih dalam, mungkin kutipan tersebut benar adanya. Tapi apakah Indonesia perlu menghilangkan jati diri bangsa untuk bisa maju dalam bidang sains dan teknologi?

Pergaulan bebas di sini bukanlah hanya tentang anak yang hamil di luar nikah atau juga anak punk yang sering kita temui sedang mengamen di pinggir jalan. Pemuda yang mulai terkikis karakter terpuji dari dalam dirinya dan mengesampingkan budi luhurnya hanya karena hal-hal yang berlawanan dengan ideologi bangsa juga merupakan pergaulan bebas. Nilai Pancasila yang pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” adalah salah satu pedoman terkuat yang seharusnya dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Memiliki satu agama adalah hal yang wajib dilakukan apabila seseorang ingin menjadi warga negara Indonesia. Memang banyak orang yang sebenarnya tidak memiliki agama dan memilih untuk menganut salah satu agama yang sebenarnya tidak dikehendaki agar bisa menjadi seorang warga negara Indonesia. Tapi, apakah agama hanya mempersulit kehidupan umatnya saja?

Kita pasti memiliki alasan ketika kita melakukan segala sesuatu di dunia ini, entah alasan personal maupun alasan yang bersifat kelompok atau intrapersonal. Sebenarnya tidak ada agama yang mempersulit hidup umatnya. Tidak mungkin di agama islam contohnya, “Dilarang melakukan zina”, ada hanya semata-mata melarang umat pemeluknya tanpa ada latar belakang yang menimbukan hal itu untuk ada. Jika kita berpikiran lebih jauh, zina adalah suatu perbuatan yang bisa merugikan orang-orang yang melakukannya. Resiko yang berpotensi ada jika kita melakukan zina adalah hamil di luar nikah, penyakit HIV/AIDs, rusaknya nama baik kita dalam hubungan sosial, dan masih banyak lagi. Intinya tidak ada agama yang menyesatkan pemeluknya, namun segala sesuatu yang mungkin di ajarkan dalam suatu agama perlu kita analisa lebih jauh kenapa bisa seperti ini dan itu.

Anak muda Indonesia tidak kalah cerdasnya dari anak muda yang ada di negara lain. Malahan, anak muda Indonesia memiliki banyak sekali nilai positif yang bisa dibandingkan dengan anak muda di negara lain. Anak muda Indonesia memiliki sopan santun yang baik, berbudi pekerti luhur, dan sikap ketimuran yang bisa membuat siapa saja merasa kagum. Namun dengan adanya pergaulan bebas akibat pengaruh negara-negara lain yang notabene memiliki budaya yang bisa sampai 180 derajat berbeda bisa merusak pondasi karakter anak muda di Indonesia. Bahkan banyak sekali anak muda Indonesia yang merasa dirinya tertinggal jika masih memiliki budaya Indonesia yang kental dan akhirnya mereka memilih untuk meniru budaya luar yang notabene tidaklah cocok jika diterapkan di Indonesia. Banyak sekali perilaku kebarat-baratan negatif yang sering ditiru oleh anak muda Indonesia. Anak muda Indonesia sekarang tidak segan untuk bermesraan di depan umum, berbicara tidak sopan dengan orang yang lebih tua dan masih banyak lagi. Pertanyaan intinya, apakah perlu kita merubah karakter bangsa kita sendiri agar kita bisa menjadi negara maju?

Devani Herast Tantya
Mahasiswa Sampoerna University in collaboration with University of Arizona

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI