Dampak Modernisasi Membuat Generasi Z Buruk

sumber ig: wm.photogallery

Di usia-usia remaja sekarang bisa disebut juga dengan nama “Generasi Z”. Apa sih Generasi Z itu? Generasi Z adalah sekelompok anak muda yang lahir di era teknologi yang pesat.

Banyak riset yang mengemukakan bahwa Gen Z lahir pada tahun 1997 sampai 2012, dan rata-rata sekarang berada di usia 16 sampai 25 tahun. Terbilang cukup muda bukan? Ya, itulah Generasi Z yang kita ketahui.

“Kapan pun itu dimulai, kita dapat dengan aman mengatakan kelompok ini masih muda, dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi,” ujar Abramson.

Baca Juga: Benarkah Generasi Zaman Now Diserang 3F?

Bacaan Lainnya

Kenapa sosial media itu diciptakan? Dengan adanya itu, banyak sekali dari mereka dapat mengetahui sisi lain dari individu yang berbeda, dan beberapa bisa mengetahui sifat mereka dari situ. Anak muda generasi Z sendiri dapat melakukan semua itu dengan mudah sekarang tanpa harus melakukan aktifitas fisik.

Modal rebahan saja sudah bisa mengeksplor berbagai kegiatan orang lain. Di era sekarang sudah tidak mungkin ada orang yang dapat bertahan hidup tanpa adanya teknologi. Jangan bicarakan gadget, kita ambil contoh seperti televisi, kulkas, mesin cuci, dan banyak lagi.

Alat-alat seperti tadi merupakan contoh teknologi yang biasa dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Bagi Generasi Z, teknologi adalah hal yang terpenting dalam hidup. Kenapa begitu? Karena teknologi sendiri adalah sebuah kunci untuk Generasi Z bertahan hidup.

Jika dilihat-lihat apakah ada anak zaman sekarang yang tidak memegang smartphone? Tentu tidak mungkin bukan, kegunaan smartphone juga sangat banyak sekali, salah satunya bisa mengakses apapun yang kita perlukan.

Tidak jauh dari smartphone, internet juga sangat berpengaruh, bisa dibilang internet adalah otak dari seluruh kegiatan yang diperlukan orang zaman sekarang. Generasi Z dapat memanfaatkan teknologi karena mereka sudah memegang semua teknologi tersebut dari usia dini.

Baca Juga: Mitoni: Kepercayaan, Keagamaan, dan Tradisi dalam Kacamata Generasi Z

Secara tidak langsung mereka beradaptasi dengan bantuan teknologi saat ini. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki Generasi Z yang sekarang pasti bisa memanfaatkan berbagai teknologi dengan mudah dan pastinya mereka sudah terbiasa menggunakannya.

Dari hal tersebut dapat kita ketahui yang akan memegang tahta teknologi di era sekarang adalah anak-anak Generasi Z, dan akan terus berkembang pesat sejalan dengan waktu. Di usia mereka yang bisa dibilang usia produktif, sangat memungkinkan menggunakan teknologi sebagai alat pencari uang dan berbagai hal lainnya.

Tinggal mengasah otak mereka saja maka teknologi akan menghasilkan uang secara sendirinya. Modernisasi sendiri adalah suatu perubahan dari keadaan yang tradisional menuju masyarakat yang lebih maju.

Proses itu tadi merupakan perubahaan sikap dan mentalitas sebagai masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Modernisasi juga hal yang penting karena kita sebagai masyarakat tidak bisa terus-terusan bersifat tradisional di kalangan era yang sudah modern saat ini.

Itu karena sebagai seorang manusia harus selalu berkembang. Peradaban sekarang sudah dibilang sangat modern untuk kalangan anak muda yang hidup saat ini. Tidak lain tidak bukan adalah anak-anak Generasi Z.

Baca Juga: Benarkah Generasi Z Lebih Praktis dalam Percintaan

Mereka hidup pada zaman yang modern dan beruntung karena sudah bisa merasakan kemudahan hidup yang sekarang. Tetapi perkembangan mereka untuk sekarang sudah sangat cepat. Kita tahu bahwa modernisasi sangat penting tetapi untuk tidak meninggalkan sikap yang sudah diturunkan generasi sebelumnya itu juga penting.

Generasi Z yang sekarang sangat jarang untuk mengingat hal-hal yang bersifat tradisional. Sebagian bukan berarti semua yang sudah melupakan tradisi yang diturunkan orang tuanya. Mirisnya banyak anak muda yang sudah tidak tahu nilai tradisional dalam keluarga mereka sendiri.

Hal-hal negatif mulai bermunculan. Sikap mereka ke orang tua, bersikap ke orang lain pun sudah ada yang mulai kurang ajar dibilangnya. Bagaimana tidak, sekarang anak-anak memilih mementingkan urusan pribadinya di smartphone dan ada juga yang jarang menyapa kerabatnya sendiri.

Itu sebuah contoh untuk modernisasi yang berlebihan. Culture shock juga sering terjadi di mana-mana karena modernisasi yang berlebihan ini. Banyak budaya-budaya yang mulai terkikis karena hal itu. Pikiran generasi yang hidup sebelum Generasi Z yang masih mempunyai nilai tradisional yang kuat terkadang juga menyalahkan tindakan ini.

Hal itu membuktikan bahwa modernisasi juga mempunyai dampak buruk bagi semua masyarakat. Kita tau bahwa modernisasi yang berlebihan sendiri memiliki banyak sisi negatif. Tapi bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi hal tersebut.

Baca Juga: Generasi Z Si Paling Healing

Bagi beberapa anak muda Generasi Z yang hidup saat ini ada juga yang tidak terseret arus modernisasi yang berlebihan. Mereka kadang membuat semacam sosialisasi dan webinar untuk mencegah sikap yang terbilang negatif ini.

Memang semua yang berlebihan tidaklah baik jika diteruskan secara berlebihan. Untuk anak muda yang masih malas mengikuti sosialisasi dan webinar, dapat juga mengakses hal-hal yang baik dari internet.

Contohnya memulai hidup yang produktif, mencari tau tentang budaya kita sendiri, mengatur kehidupan yang baik dan bersikap selayaknya Generasi Z yang berkualitas.

Sebagai Generasi z yang berakal cerdas, harusnya kita dapat mengetahui jika semua hal yang terkesan berlebihan itu tidak ada yang membawa kita ke arah yang lebih baik. Baik itu modernisasi, bersikap terlalu ketradisionalaan ataupun hanya mengikuti tren saja.

Oleh karena itu kita sebagai generasi yang akan memegang kendali pada zaman ini, diusahakan bisa memilih apa yang baik dan apa yang buruk, jangan fomo (ikut-ikutan tren). Berpikirlah secara rasional dan logis supaya hidup kita bisa membawa diri kita ke arah yang lebih baik lagi.

Penulis: Vito Satriya Bagus Poernomo 
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Redaktur Bahasa: Rahmat Al Kafi 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses