Evaluasi Kapsul Keras

Pendahuluan 

Obat merupakan salah satu produk yang memiliki manfaat sangat besar dalam bidang kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa obat dengan perannya yang begitu besar dapat membantu kehidupan manusia mulai dari proses pencegahan suatu penyakit yang hingga pada proses pemulihan ataupun tahap penyembuhan.

Salah satu jenis obat yang banyak dikonsumsi yaitu pada jenis sediaan kapsul. Obat jenis kapsul ini terdiri dari dua bentuk yaitu kapsul keras dan jual kapsul lunak, jenis kapsul yang pertama kali dikenalkan yaitu jenis kapsul lunak pada tahun 1833, sedangkan kapsul keras mulai dikenalkan oleh Murdock pada 1847.

Murtini (2018) menyatakan bahwa kapsul sendiri merupakan obat dengan dosis oral yang berasal dari sediaan solida di dalamnya berisikan senyawa obat dan juga wadah yang berupa cangkang. Kebanyakan obat kapsul merupakan obat yang dikonsumsi dengan cara oral.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Mekanisme Kerja Obat Ibuprofen dan Paracetamol

Wadah yang digunakan sebagai pembungkus obat kapsul ini berbahan dasar gelatin ataupun pati namun tak jarang menyesuaikan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhannya. 

Biasanya juga ditemui cangkang kapsul yang berwarna gelap hal ini didasari dengan adanya campuran terhadap bahan dengan titanium oksida sehingga mempengaruhi warna cangkang. Jenis kapsul keras sendiri terbuat dari gelatin bikin hilang namun tidak menggunakan bahan plastik secara signifikan.

Sedangkan adanya proses yang membuat cangkang menjadi kenyal yaitu dilakukan menggunakan metode pemesinan tertentu. Kapsul banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas karena mudah larut serta dicerna.

Disebutkan dalam F.I edisi IV bahwa kapsul juga harus memenuhi berbagai macam syarat dalam sediaannya di antaranya yaitu syarat keseragaman sediaan bobot, kandungan, serta disolusi. Namun syarat disolusi sendiri tidak berlaku pada kapsul lunak.

Kapsul gelatin keras ini memiliki keuntungan dosisnya mampu untuk lebih divariasi lagi disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kapsul sendiri merupakan salah satu jenis obat yang mampu memberikan kesan tertutupi terhadap bau serta rasanya yang tidak enak.

Baca Juga: Mekanisme Kerja Obat Ampicilin dan Amoxicillin

Dengan beragam keuntungan yang disediakan oleh produk kapsul ini maka harus dilakukan uji terhadap mutu kapsul. Tungadi (2018) menyatakan bahwa evaluasi terhadap kapsul ini bertujuan untuk memastikan tahap pembuatan serta mutu kapsul atas kesesuaian atau tidaknya terhadap persyaratan yang telah diberlakukan. 

Berdasarkan keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengujian ataupun evaluasi terhadap kapsul merupakan bagian yang penting untuk dilakukan terhadap sediaan kapsul. Ketika pengujian mutu telah dilaksanakan maka dapat menjamin keselamatan dalam konsumsi jenis obat ini terhadap pasien.

Metode 

Metode yang digunakan dalam proses penulisan artikel evaluasi kapsul keras ini menggunakan metode kajian teoritik, yang sumber-sumber dalam penulisannya diambil dari jurnal, buku, serta berbagai sumber lainnya.

Proses pengkajian dari sumber-sumber tersebut dilakukan dengan pengambilan informasi yang penting lalu dikaji serta disusun secara ulang menggunakan kalimat sendiri tanpa mengubah makna dalam tulisan yang tetap berdasarkan sumber tersebut.

Hasil dan Pembahasan 

Kapsul merupakan salah satu jenis obat racikan yang keberadaannya banyak diminati oleh masyarakat, (Jasmiadi, 2013). Pada abad 19 kapsul mulai banyak diproduksi secara besar-besaran. Jenis kapsul terdiri dari dua macam yaitu lunak serta keras.

Baca Juga: Mekanisme Amlodipine dan Teofilin

Wadah dari kapsul ini sendiri memiliki bahan dasar gelatin, pati ataupun jenis bahan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga jenis obat yang dapat diisikan ke dalam wadah cangkang ini terdiri dari bahan dasar cairan minyak serta serbuk.

Gelatin yang merupakan bahan dasar pembuatan kapsul ini merupakan jenis produk alami yang dihasilkan dari proses hidrolisis parsial colagen. Secara tidak langsung gelatin merupakan sebuah bahan dasar yang bisa dihasilkan oleh bahan yang memiliki kekayaan colagen, bentuknya dapat berupa kulit sapi dan lain-lain.

Kandungan uap air yang ada pada kapsul gelatin keras ini sekitar 9 sampai 12%. Isi yang ada pada kapsul keras ini terdiri dari serbuk, cairan minyak, suspensi, larutan. Namun kapsul dengan bahan dasar gelatin ini tidak dapat diisi dengan formaldehid yaitu benda yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi serta mampu untuk membuat kandungan larutan gelatin menjadi menurun.

GMIA dalam Alwi (2019) menyebutkan bahwa sebagai bahan yang akan digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul keras apakah harus memenuhi persyaratan di antaranya yaitu gelatin harus memiliki gel 200 bloom.

Dalam hal ini gelatin memiliki kualitas yang berbeda-beda dan tentu saja tidak sembarangan gelatin bisa digunakan untuk bahan baku pembuatan kapsul.

Baca Juga: Glukokortikoid

Kapsul dengan cangkang keras proses pembuatannya dilakukan dengan cara pencetakan celup, yaitu dengan cara perendaman larutan encer yang berasal dari polimer gelatin yang dicampur dengan bahan lainnya seperti pewarna, opacifier dengan suhu tetap pada kisaran 48° sampai 55° Celcius.

Sedangkan proses pengeringan dari kapsul ini dipertahankan pada suhu kisaran 25 sampai 35 suhu yang digunakan pada proses pembentukan wadah cangkang secara sempurna.

Kapsul keras ini tidak diisi secara penuh seperti kapsul lunak namun pada jenis kapsul keras isi yang digunakan disegel dengan cara berurutan. Lalu untuk proses penyegelannya sendiri menggunakan hidroalkohol dilakukan dengan cara penyemprotan pada setiap kapsul.

Kapsul yang biasa dikonsumsi oleh manusia memiliki ukuran wadah yang beraneka ragam yaitu 000, 0 ,1, 2, 3 , 4 serta 5. Pada ukuran tersebut 5 bukan merupakan ukuran terbesar namun 5 merupakan ukuran terkecil pada wadah tersebut sedangkan ukuran paling besar yaitu pada ukuran 000.

Namun dalam hal ini yang memiliki ukuran paling tepat digunakan solusi oleh manusia pada size 0 hingga 3 karena bentuknya yang tidak terlalu berlebihan sehingga mudah untuk dikonsumsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kapsul merupakan jenis yang paling serbaguna dalam obat.

Baca Juga: Peran Tenaga Farmasi dalam Pengelolaan Obat dan Swamedikasi Penyiapan Obat Mandiri dalam Sistem Tanggap Bencana

Fakta bahwa kapsul banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat tentu saja harus dipastikan terkait dengan kualitas mutu pada kapsul yang dikonsumsi dan dipasarkan secara bebas tersebut. Dalam proses evaluasi terhadap sediaan kapsul terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi mulai dari keseragaman bobot, pengujian waktu hancur pengujian disolusi. 

Pengujian terhadap waktu hancur kapsul sendiri dilakukan dengan fungsi untuk dapat melakukan pengujian terhadap kapsul keras maupun lunak hal ini berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan kapsul untuk prosesnya menjadi hancur lebur dan tidak memiliki bentuk lagi.

Soal untuk pengujian disolusi sendiri berfungsi untuk menentukan persyaratan serta kesesuaian disolusi pada monografinya, dalam hal ini alat yang dapat digunakan untuk pengujian yaitu disolusion tester.

Pada proses pengujian keseragaman bobot kapsul, maka kapsul yang dianggap telah mencapai dan sesuai pada standar FI yaitu kapsul yang memiliki perbedaan tidak jauh dari obat rata-rata pada tiap isi kapsul yang telah ditetapkan.

Namun jika kapsul melebihi bobot yang telah ditetapkan maka kapsul tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat FI. Tungadi (2017) menyatakan bahwa dalam proses pengujian waktu hancur sebuah kapsul maka kapsul tersebut akan dinyatakan telah sesuai dengan mutu dan syarat FI ketika waktu hancurnya tidak melebihi durasi 15 menit.

Baca Juga: Benarkah Ramuan Herbal Tanpa Efek Samping?

Proses pengujian terhadap kualitas sediaan kapsul ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan begitu dapat dipastikan mutu yang terjamin ketika kapsul dikonsumsi oleh masyarakat luas, dengan begitu kepercayaan masyarakat pun akan semakin meningkat kepada farmakologi.

Kualitas mutu kapsul yang sesuai dengan standar kesehatan juga mampu untuk memberikan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. Sehingga masyarakat tidak akan meragukan lagi terhadap jenis obat yang dipasarkan baik itu secara bebas maupun obat yang berada dalam farmakologi rumah sakit.

Simpulan 

Berdasarkan uraian pembahasan sebelumnya terkait dengan evaluasi terhadap pembuatan kapsul maka dapat disimpulkan bahwa kapsul memiliki manfaat yang sangat besar pada dunia kesehatan, merupakan salah satu jenis sediaan yang ringan dan sangat diminati untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas karena tentunya dengan beragam keuntungan yang ditawarkan oleh jenis kapsul.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa obat paling diminati yaitu jenis kapsul karena bau obat di dalamnya mampu tersamarkan, selain itu obat mudah ditelan.

Namun dalam hal ini tentunya kapsul juga memerlukan pengujian dan evaluasi terhadap mutunya sehingga masyarakat luas tidak melakukan lagi terkait dengan keamanan produk. Proses evaluasi ini juga dilakukan untuk menjamin mutu pembuatan yang telah sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Peran Kecerdasan Buatan dalam Pelayanan Kesehatan

Saran

Dalam proses pengujian mutu dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait bahan dasar yang digunakan untuk membuat cangkang dari kapsul, sehingga mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam mampu untuk lebih mempercayakan konsumsi obat terhadap kapsul karena sudah dijamin halal atau tidaknya karena kebanyakan cangkang kapsul keras menggunakan bahan dasar gelatin yang biasanya juga berasal dari kulit babi.

Penulis: Azzahra Nurkhayatun Nufus – 120015
Mahasiswa DIII Farmasi, Poltekkes Hermina, Jakarta, Indonesia.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi:  

Christi, G., Ambarsari, L., & Purwanto, H. (2016). Optimization of Formula

Film based on Amylopectin Cassava Starch and Carrageenan as a Raw

Materials of Capsule Shell (Optimasi Formula Film Berbasis Amilopektin Pati Singkong dan Karagenan sebagai Bahan Baku Cangkang Kapsul). Current Biochemistry, 3(1).

Jasmiadi. (2013). Uji Keseragaman Bobot Obat Racikan dalam Bentuk Sediaan Kapsul Gelatin Keras dari Beberapa Apotek di Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 3(3).

Lestari, I., & Dkk, . (2021). Formulasi dan Karakterisasi Cangkang Kapsul dari Pati Kulit Kentang (Solanum tuberosum L.) dan Madu sebagai Plasticizer. Jurnal Of Food and Pharmaceutical Science, 9(3).

Murtini, G., & Elisa, Y. Teknologi Sediaan Solida. (1st ed., Vol. 2018) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Ningsih, V. (2020). Effect Of Commercial Capsule Drug Storage Temperature On Organoleptics. Jurnal Farmasi Tinctura, 1(2).

Tungadi, R. (2018). Teknologi Sediaan Solida. (1st ed.) Wade Group.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.