Gebyar Sangiran: Pentas Seni Budaya Masyarakat Gejog Lesung sebagai Kesenian Rakyat dan Rasa Syukur

Gebyar Sangiran
Gebyar Sangiran (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Gebyar Sangiran adalah sebuah acara yang diadakan oleh Museum dan Cagar Budaya bersama dengan masyarakat Sangiran.

Acara ini berlangsung dari tanggal 21 Oktober hingga 15 November 2023 yang juga menjadi acara pendukung dari acara Sangirun yang merupakan acara tahunan di Sangiran.

Dalam acara Gebyar Sangiran ini terdapat enam agenda acara kegiatan, salah satunya adalah Pentas Seni Budaya Masyarakat yang diadakan pada tanggal 11 hingga 15 November 2023 yang dipersembahkan oleh masyarakat umum.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sehingga terdapat banyak kalangan seperti anak-anak, remaja, bapak/ibu, serta lansia yang turut datang dan memeriahkan acara ini.

Pentas Seni Budaya Masyarakat yang diadakan oleh Gebyar Sangiran memiliki tujuan untuk mengingatkan kesadaran masyarakat lokal di kawasan Situs Sangiran, merupakan wujud apresiasi, dan bentuk untuk melestarikan kebudayaan kesenian yang mereka miliki.

Dalam acara ini, menampilkan berbagai penampilan kesenian salah satu contohnya adalah gejog lesung.

Gejog lesung adalah kesenian musik tradisional yang bersumber dari suara lesung yang dipukul menggunakan alat penumbuk padi, sehingga menghasilkan instrumen musik perkusi yang diiringi oleh nyanyian yang riang untuk memupuk semangat.

“Gejog” artinya memukul dan “lesung” merujuk pada alat pertanian berupa wadah untuk menumbuk padi.

“Pada jaman dahulu, nenek moyang kita melakukan itu untuk menghibur diri karena lelah telah bekerja seharian, digunakan ketika ada kumpul acara desa sebagai bentuk hiburan dan rasa syujur sehingga menciptakan suasana yang gembira.

Selain itu juga digunakan saat gerhana bulan sebagai bentuk menolak bala”, kata Karyadi selaku panitia acara.

Acara ini dilaksanakan di Museum Manusia Purba Klaster Bukuran, Dusun 3, Bukuran, Kec. Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

“Gejog lesung ini adalah warisan nenek moyang yang sangat berharga karena kebudayaan itu timbul karena cita rasa karsa manusia.

Sebagai generasi muda tidak menutup kemungkinan untuk belajar mengenai kebudayaan kita sebagai identias. Jika kehilangan kebudayaan maka akan juga kehilangan jati diri kita”, kata Karyadi selaku panitia acara.

Oleh Karyadi, tegasnya sebagai generasi muda tentunya harus mau mengenal, peduli, dan harus melesarikannya. Karena jika tidak dilestarikan, maka akan hilang karena tertutup oleh budaya asing yang masuk dari luar.

Penulis:

  1. Antonius Adevan Yuan Putra
  2. Rayhan Arcana Risq

Mahasiswa Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia Surakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI