Yogyakarta, sebuah kota yang kaya akan budaya dan sejarah, memiliki segudang keunikan yang menarik untuk ditelaah. Salah satu keunikan dari kota ini adalah garis imajiner, sebuah garis yang membelah kota ini menjadi dua bagian. Garis imajiner juga sering disebut dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Garis imajiner merupakan sebuah garis yang menghubungkan Pantai Parangkusumo, Panggung Krapyak, Keraton, Tugu, dan yang terakhir Gunung Merapi. Secara simbolis filosofis poros imajiner ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablun min Allah), manusia dengan manusia (Hablun min Annas) maupun manusia dengan alam.
Pantai Parangkusumo
Pantai Parangkusumo merupakan elemen air yang memiliki filosofi seorang ibu. Air menjadi sumber kehidupan yang selalu mengayomi.
Hal tersebut melambangkan bahwa laut merupakan tempat yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Laut mengajarkan manusia untuk selalu terbuka terhadap perubahan, karena gelombang laut yang datang dan pergi menjadi simbol bahwa perubahan akan terus terjadi pada kehidupan manusia.
Panggung Krapyak
Panggung Krapyak memiliki makna sebagai awal kelahiran manusia. Hal ini dikarenakan lokasi Panggung Krapyak berada di Selatan Kraton Yogyakarta, yang melambangkan sangkan (asal). Panggung Krapyak juga memiliki makna sebagai simbol awal perjalanan manusia dalam kehidupannya. Perjalanan ini dilambangkan dengan garis imajiner yang menghubungkan Panggung Krapyak dengan titik-titik lainnya dalam garis imajiner Yogyakarta.
Keraton
Keraton yang berada pada tengah-tengah garis imajiner dimaknai dengan kematangan atau tengahan. Bagian tengah merupakan simbol dari alam tengah (alam manusia), yang menjadi simbol manusia menjalani kehidupan. Selain itu, Keraton juga memiliki simbol keteraturan dan kerapian. Keraton yang dibangun dengan tata letak yang simetris dan rapi menggambarkan kematangan manusia untuk menjalani kehidupan.
Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta dulunya dikenal dengan nama Tugu Golong-Giling. Namun, tugu ini runtuh karena gempa yang terjadi pada tahun 1867, dan direnovasi menjadi sebuah bangunan yang berbentuk persegi setinggi 15 meter. Tugu Yogyakarta terletak di bagian utara kota Yogyakarta.
Tugu memiliki makna akhir perjalan manusia, yang menunggu waktu untuk kembali kepada sang pencipta. Tugu mengingatkan kita agar selalu ingat kepada sang pencipta dan mulai mengingat kematian.
Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan sebuah gunung berapi yang masi aktif. Gunung Merapi terletak paling utara dan berbatasan dengan Jawa Tengah. Gunung Merapi merupakan simbol berakhirnya hidup manusia dan kembali kepada sang pencipta. Gunung Merapi juga menggambarkan kedekatan antara manusia dan sang pencipta.
Secara umum, garis imajiner merupakan lambang siklus hidup manusia. Dimulai sejak dalam kandungan ibu yang dilambangkan dengan Pantai Parangkusumo. Kemudian dilanjut dengan awal kelahiran manusia sampai masa remaja yang dilambangkan dengan Panggung Krapyak.
Keraton yang menggambarkan kehidupan manusia yang sudah memasuki usia matang. Dilanjut dengan Tugu yang menggambarkan masa di mana manusia mulai mengingat kematian. Dan diakhiri dengan manusia yang kembali ke sang pencipta yang dilambangkan oleh Gunung Merapi.
Penulis: Aksan Noorsaid
Mahasiswa Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News