BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Organic Lifestyle” menjadi sebuah gaya hidup sehat yang tidak hanya berdampak bagi manusia namun juga lingkungan, gaya hidup ini semakin populer di masyarakat untuk mengurangi dominasi pola hidup lama yang mengandalkan penggunaan bahan kimia non alami.
Seperti halnya pada konsumsi makanan yang tidak diproses dengan bahan kimia berbahaya, menggunakan produk pangan organik yang tidak mengandung pupuk dan pestisida kimia. Pertanian organik inilah yang menjadi solusi untuk menghasilkan pangan yang sehat dan bergizi.
Secara umum pertanian organik merupakan suatu teknik budidaya tanaman pertanian yang dilakukan dengan memanfaatkan bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia misalnya pupuk, pestisida, dan lainnya.
Sistem pertanian organik memang tidak menggunakan bahan kimia anorganik kecuali beberapa bahan yang diizinkan untuk dipergunakan dalam batasan tertentu.
Penopang utama sistem pertanian ini adalah bahan alami yang dapat berupa pupuk organik atau bahan lainnya yang berasal dari alam. Hal ini menjadi penting karena pertanian organik memiliki dampak positif bagi lingkungan dan manusia.
Belakangan ini keberlanjutan pengembangan pertanian organik semakin banyak menghasilkan inovasi dan menunjukkan adanya kesadaran dari berbagai pihak terutama mereka yang bergelut pada sektor pertanian mengenai pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga: Manfaat Jahe Merah dalam Menurunkan Kadar Kolestrol Darah
Sebagai contoh yaitu meningkatnya permintaan terhadap produk rimpang organik, salah satunya jahe, baik untuk dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi produk olahan.
Tumbuhan menjadi salah satu sumber terbesar dari alam yang digunakan sebagai obat tradisional dan menjadi objek penelitian dalam pencarian obat baru. Pemanfaatan tanaman untuk obat tradisional memiliki kelebihan tersendiri yaitu toksisitasnya rendah, mudah diperoleh, murah harganya, dan sedikit menimbulkan efek samping.
Setahun terakhir, masyarakat Indonesia diresahkan dengan merebaknya Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Penyebaran virus ini berpusat di Wuhan, China yang saat ini sudah menjadi pandemi di seluruh dunia.
Berdasarkan publikasi di Jurnal Military Medical Research, kombinasi beberapa tanaman herbal (Traditional Chinese Medicine) dengan jahe merah sebagai salah satu komposisinya, telah digunakan untuk pencegahan dan mengurangi gejala penyakit Covid-19.
B. Identifikasi Permasalahan
- Pandemi Covid-19 yang kian merebak menyebabkan imunitas tubuh menurun.
- Pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk lebih menjaga kesehatan tubuh, salah satunya dengan mengkonsumsi bahan-bahan pangan yang organik dan tidak mengandung zat kimia berbahaya.
- Pertanian organik menjadi salah satu sumber pangan sehat dan obat-obatan di masa pandemi.
- Tumbuhan menjadi alternatif obat-obatan tradisional salah satunya jahe merah sebagai antiinflamasi.
Baca Juga: Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan
BAB II ISI
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bermanfaat menjaga kesehatan tanaman dan tanah melalui pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman dengan menggunakan bahan-bahan organik atau alami dan menghindari penggunaan pupuk buatan serta pestisida kecuali untuk bahan-bahan yang dianjurkan (IASA, 1990).
Pertanian organik memiliki tujuan untuk meningkatkan siklus biologi dengan melibatkan mikroorganisme flora, fauna, tanah, mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, serta meningkatkan segala bentuk polusi dengan mempertimbangkan dampak sosial ekologi yang lebih luas (Pierrot, 1991).
Pertanian organik termasuk dalam Organic Lifestyle, Organic Lifestyle ini menjadi sebuah gaya hidup sehat yang tidak hanya berdampak bagi manusia namun juga lingkungan, gaya hidup ini semakin populer untuk mengurangi dominasi pola hidup lama yang mengandalkan penggunaan bahan kimia non alami, seperti halnya pada konsumsi makanan yang tidak diproses dengan bahan kimia berbahaya, menggunakan produk pangan organik yang tidak mengandung pupuk dan pestisida kimia.
Pandemi Covid-19 berdampak bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat yang semakin memburuk, bahkan menimbulkan angka kematian yang semakin tinggi dalam waktu yang singkat.
Sistem imunitas tubuh penting untuk dijaga saat masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, selain mengkonsumsi nutrisi yang cukup, istirahat yang teratur, serta mengkonsumsi suplemen yang banyak mengandung vitamin C sebagai sumber antioksidan.
Baca Juga: Manfaat Jahe Merah di Saat Pandemi
Salah satu sumber daya alam yang melimpah dengan harga terjangkau dan memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi adalah rimpang jahe merah.
Selain itu, di dalam rimpang jahe merah terdapat banyak kandungan senyawa aktif yang menyehatkan bagi tubuh, di tengah keterbatasan suplai produksi vitamin C dan sulit terjangkaunya bagi masyarakat menengah ke bawah rimpang jahe merah ini sangat membantu dalam meningkatkan sistem imunitas apabila mengkonsumsinya.
Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) merupakan salah satu jenis unggul tanaman rimpang jahe yang ada di Indonesia. Jenis tanaman suku Zingiberaceae ini memiliki peran penting dalam berbagai aspek di masyarakat Indonesia.
Jahe merah menjadi varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya. Jahe merah banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional.
Sebagai bahan obat tradisional, jahe dapat digunakan secara terpisah maupun dipadukan dengan bahan obat herbal lainnya yang mempunyai fungsi saling menguatkan dan melengkapi (Nala, 1992 cit. Santoso, 2008).
Secara morfologi, jahe merah mempunyai rimpang berwarna merah hingga jingga muda serta memiliki aroma tajam dan rasa yang pedas.
Rimpang jahe merah telah digunakan sebagai obat secara turun-temurun karena mempunyai komponen volatil (minyak atsiri) dan non volatil (oleoresin) paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis jahe yang lain.
Baca Juga: Pemanfaatan Tanaman Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Fitoterapi pada Penyakit Diare
Minyak atsiri pada jahe merah memiliki komponen utama zingiberen dan zingiberol sedangkan oleoresin memiliki komponen utama berupa gingerol.
Rimpang jahe merah dapat digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan pencernaan, sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi, menurunkan kadar kolesterol, mencegah depresi, impotensi, dan lain-lain (Lamtiur, 2015).
Inflamasi atau peradangan merupakan sebuah respon pada jaringan-jaringan yang timbul karena kerusakan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat mikrobiologik.
Gejala yang menandai terjadinya inflamasi adalah pembengkakan atau edema, kemerahan, panas, nyeri, dan perubahan fungsi (Ramadhani dan Sumiwi, 2016).
Gingerol pada rimpang jahe merah merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan dalam proses inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase dan lipooksigenase dalam asam arakidonat sehingga menyebabkan penurunan jumlah prostaglandin dan leukotrien (Mills and Bone, 2000).
Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol dan shogaol memiliki aktivitas antioksidan (Winarti et al., 2005).
Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah, sehingga mencegah tersumbatnya pembuluh darah, yang merupakan penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Selain itu, gingerol dan shogaol mempunyai aktivitas anti rematik (Winarti et al., 2005).
Budidaya jahe organik menjadi sebuah proses budidaya terpadu yang memanfaatkan bahan alami untuk meningkatkan produktivitas dan mutu produk secara berkelanjutan.
Pertanian ramah lingkungan dapat dipilih sebagai implementasi pertanian organik yang dapat dilakukan di lingkungan sekitar mengingat kondisi pandemi yang masih merebak.
Komponen pertanian organik yang terlibat meliputi pemanfaatan pupuk kandang, biofertilizer, biopestisida, dan pestisida nabati.
Secara sederhana tahapan yang dapat dilakukan ketika melakukan budidaya jahe organik dengan sistem pertanian ramah lingkungan adalah persiapan lahan, penyiapan benih tanaman, pemeliharaan, pencegahan dan pengendalian OPT, dan panen.
Persiapan lahan dapat dilakukan dengan memilih agroekosistem yang cocok dengan karakteristik lahan bukan merupakan bekas tanaman rimpang yang sebelumnya terdapat gejala bakteri famili solanaceae, leguminosae, atau tanaman inang pembawa layu.
Baca Juga: Kenali Manfaat Rendaman Jahe (Zingiber officinale ) Sebagai Anti Hipertensi
Kemudian lahan dibersihkan dari bebatuan, gulma, dan sisa-sisa tanaman lain. Setelah mempersiapkan lahan, benih yang sebelumnya telah disemai dan dikecambahkan dengan tujuan mendapatkan pertumbuhan tanaman yang serentak dan seragam, lalu diletakkan pada lahan yang telah tersedia.
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos diberikan sebagai pupuk dasar ditambah dengan pupuk hijau atau serasah yang terdapat di sekitar lokasi. Penyiraman dapat dilakukan dengan menyesuaikan iklim sehingga kebutuhan air dapat tercukupi.
Ketika melakukan pengendalian OPT masyarakat akan lebih memilih cara yang praktis, mudah, dan cepat terlihat hasilnya dengan penggunaan “pestisida kimia sintetis” yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan konsumen dan lingkungan.
Biopestisida dipilih sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman jahe merah karena terbuat dari bahan organik.
Biopestisida berasal dari makhluk hidup (tanaman, hewan, atau mikroorganisme) dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan atau mematikan hama atau organisme penyebab penyakit pada tanaman jahe merah sehingga biopestisida dapat menjamin keamanan ekosistem yang mana mendukung pertanian berkelanjutan karena tidak meninggalkan residu bagi lingkungan.
Tahap terakhir adalah masa panen yang dapat dilakukan ketika umur jahe merah tidak terlalu muda atau terlalu tua sehingga mendapatkan kualitas rimpang yang baik.
Baca Juga: Kenali Manfaat Rendaman Jahe (Zingiber officinale ) Sebagai Anti Hipertensi
Sebagai bentuk upaya untuk mencegah inflamasi dan mengurangi gejala yang semakin memperparah tubuh apabila terpapar virus Covid-19, rimpang jahe merah dapat dipilih untuk kemudian diolah menjadi minuman jahe, ginger shot, hingga dijadikan sebagai minyak esensial.
Bahkan saat ini jahe merah telah tersedia dalam kemasan siap seduh yang memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Inflamasi saat ini telah menjadi masalah utama penanganan masyarakat sehingga diperlukan perhatian khusus.
BAB III PENUTUP
Pertanian organik menjadi sebuah tren yang saat ini berkembang pesat dengan mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.
Jahe merah dipilih menjadi salah satu tumbuhan rimpang yang dapat dibudidayakan secara organik melalui pertanian ramah lingkungan dan memiliki khasiat yang cukup beragam salah satunya antiinflamasi.
Jahe merah organik adalah suatu proses budidaya jahe terpadu yang memanfaatkan bahan alami untuk meningkatkan produktivitas dan mutu secara berkelanjutan.
Penulis:
1. Vallentia Nisrina Qurratuain Annida
2. Azalia Caroline Athalia Murphy
Mahasiswa Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Daftar Pustaka
IASA. 1990. Planting the Future: A Source Guide to Sustainable Agriculture in the Third Word. Minneapolis.
Lamtiur, T. 2015. Manfaat Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Kadar Asam Urat. Jurnal Agromed Unila, 2(4): 530-535.
Mills, S. and Bone, K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy, Modern Herbal Medicine. Churchill Livingstone, Washington.
Nala, N. 1992. Usada Bali. Penerbit PT Upada Sastra. Denpasar.
Pierrot, J.M. 1991. Basic Standard for Organic Coffee and Tea. In First International Conference on Organic Coffee and Tea. Switzerland.
Ramadhani, N. dan Sumiwi, S.A. 2016. Aktivitas Antiinflamasi Berbagai Tanaman Diduga Berasal Dari Flavonoid. Jurnal Farmaka, 14(2): 111-123.
Santoso, H.B. 2008. Ragam & Khasiat Tanaman Obat. PT Agromedia Pustaka. Yogyakarta.
Sugiarti L., A. Suwandi., A. Syawaalz. 2011. Gingerol Pada Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale, Roscoe) Dengan Metode Perkolasi Termodifikasi Basa. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Biologi dan Kimia, 1(2): (156-165).