Kejujuran dan Keadilan: Fondasi Etika dalam Sistem Informasi Digital

Etika
Ilustrasi Kejujuran.

Pada era digital ini, perkembangan berkelanjutan menjadi keharusan, dan etika serta tata penggunaan sistem informasi semakin penting untuk diterapkan oleh setiap individu.

Kejujuran dan keadilan merupakan dua prinsip utama yang harus dijunjung tinggi oleh setiap individu dan organisasi dalam penggunaan dan pengelolaan informasi. Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya kejujuran dan keadilan dalam sistem informasi serta memberikan contoh penerapannya di dunia nyata.

Saat ini, data dan informasi telah menjadi aset berharga, sehingga memegang teguh etika dalam pengelolaan dan penggunaan informasi tidak hanya menjaga integritas individu dan organisasi, tetapi juga memastikan teknologi digunakan secara bertanggung jawab.

Bacaan Lainnya
DONASI

Etika dalam sistem informasi mencakup berbagai aspek, namun yang paling mendasar adalah kejujuran dan keadilan. Kejujuran berarti tidak menyembunyikan fakta atau memanipulasi data untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Keadilan berarti memberikan perlakuan setara kepada semua individu tanpa diskriminasi.

Menurut Association for Computing Machinery (ACM), etika dalam komputasi, terutama dalam sistem informasi, mencakup komitmen untuk berperilaku profesional yang bertanggung jawab, termasuk kejujuran, keadilan, dan menghormati hak serta martabat semua individu.

Kejujuran dalam sistem informasi berarti keterbukaan dan transparansi dalam pelaporan data, memastikan semua informasi yang dikumpulkan, diproses, dan disebarkan akurat dan tidak dimanipulasi. Hal ini juga mencakup pengakuan terhadap kesalahan dalam sistem, memungkinkan perbaikan berkelanjutan.

Keadilan dalam sistem informasi menekankan perlakuan adil terhadap semua individu, tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang, ras, gender, atau faktor lainnya. Setiap orang harus memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan informasi, serta sistem yang bebas bias. Selain itu, keadilan juga mencakup tanggung jawab melindungi data pribadi dan privasi individu dari penyalahgunaan.

Artikel ini menggunakan metode studi kasus dan analisis literatur untuk memahami penerapan prinsip kejujuran dan keadilan dalam sistem informasi. Data dikumpulkan dari jurnal, buku, dan artikel berita untuk memperoleh perspektif yang komprehensif. Studi kasus dipilih untuk menggambarkan aplikasi praktis prinsip-prinsip etika dalam situasi nyata.

Pendekatan studi kasus, seperti analisa pelanggaran data besar-besaran oleh perusahaan teknologi terkemuka, memberikan wawasan mengenai pentingnya transparansi dan kejujuran dalam menangani insiden tersebut. Metode studi literatur melengkapi pendekatan ini dengan menyediakan kerangka teori dan konsep yang lebih luas tentang etika dalam sistem informasi.

Dalam konteks sistem informasi, kejujuran dapat dilihat pada praktik pelaporan data yang akurat dan transparan. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang jujur akan melaporkan kerentanan dalam sistem mereka kepada publik daripada menutupinya untuk menghindari dampak negatif.

Pada tahun 2018, skandal Cambridge Analytica mengungkapkan bagaimana data pengguna Facebook digunakan tanpa izin untuk tujuan politik.

Skandal ini melibatkan perusahaan data yang disebut Cambridge Analytica yang mengumpulkan informasi pribadi dari jutaan pengguna Facebook tanpa izin mereka dan kemudian datanya digunakan untuk mempengaruhi pemilih dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.

Baca Juga: Ketika Mahasiswa “Influencer” Menyontek: Antara Citra dan Realitas

Bayangkan jika seseorang mengambil buku catatan pribadi Anda tanpa izin, membaca isinya, dan setelah itu menggunakan informasi tersebut untuk mencoba memanipulasi keputusan penting dalam hidup Anda. Itulah yang terjadi di skandal ini, tapi dalam skala yang jauh lebih besar, melibatkan jutaan orang.

Hal ini menguatkan ide bahwa perusahaan yang jujur akan memastikan bahwa praktik semacam itu diungkapkan kepada pengguna dan izin yang jelas diberikan sebelum data digunakan.

Keadilan dalam teknologi dapat dilihat dari upaya perusahaan untuk menghindari bias dalam sistem algoritma mereka. Misalnya, perusahaan yang mengembangkan AI untuk perekrutan tenaga kerja harus memastikan algoritma mereka tidak diskriminatif terhadap kandidat berdasarkan ras, gender, atau latar belakang lainnya.

Studi menunjukkan bahwa sistem perekrutan berbasis AI yang tidak diawasi dapat menunjukkan bias signifikan terhadap kelompok minoritas. Perusahaan seperti IBM telah bekerja mengembangkan algoritma yang lebih adil dengan melakukan audit bias dan melibatkan kelompok yang beragam dalam proses pengembangan.

Selain itu, keadilan dalam sistem informasi juga mencakup aksesibilitas teknologi yang merata. Teknologi harus dirancang agar dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau ekonomi.

Inisiatif seperti Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) bertujuan memastikan situs web dapat diakses oleh orang dengan berbagai jenis disabilitas, dengan memberikan panduan jelas tentang pembuatan konten web yang inklusif.

Kejujuran dan keadilan merupakan pilar utama etika dalam sistem informasi. Penerapan kedua prinsip ini tidak hanya meningkatkan integritas dan kepercayaan publik terhadap teknologi, tetapi juga memastikan penggunaan sistem informasi secara adil dan merata.

Studi kasus menunjukkan pentingnya etika dalam menjaga kepercayaan dan keadilan dalam teknologi informasi. Dengan memegang teguh prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih transparan, adil, dan inklusif.

Dengan artikel ini, diharapkan para pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan etika, khususnya kejujuran dan keadilan, dalam sistem informasi dan bagaimana penerapannya dapat berdampak positif bagi masyarakat.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip etika ini, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan digital yang lebih baik dan lebih adil untuk semua orang.

Penulis:


1. Chintya Lorenz (2131036)
2. Dini Sari Melati (2131061)
3. Elia (2131140)

4.
Yuki Estrada (2131141)
Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Internasional Batam

Dosen Pengampu: Surya Tjahyadi, S.T., M.M.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

https://www.acm.org/code-of-ethics

https://www.ibm.com/blog/shedding-light-on-ai-bias-with-real-world-examples/

https://www.w3.org/TR/WCAG21/

https://www.nytimes.com/2018/04/04/us/politics/cambridge-analytica-scandal-fallout.html

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI