Keterbatasan Menjadi Semangat dalam Meraih Gelar Sarjana

Kisah Inspiratif
Mahasiswa (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Mimpi adalah harapan yang di gantungkan untuk menjadi kenyataan, dalam sebuah mimpi ada sebuah doa yang terus di panjatkan agar menjadi nyata.

Seperti halnya saya yang bermimpi menjadi mahasiswa Universitas Negeri, dulu ketika SMA saya hanya bisa bermimpi, bermimpi, dan bermimpi.

Sering saya menanyakan pada diri saya sendiri, bisakah saya menjadi seorang mahasiswa? Seketika pertanyaan itu di hempas begitu saja oleh kejamnya dunia finansial.

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun saya percaya pada keajaiban dan kekuasaan-Nya, dimana ada kemauan pasti ada jalan. Dengan ridho Allah dan doa orangtua alhamdulilah saya anak dari seorang petani dengan segala keterbatasan bisa menjadi seorang mahasiswa di Universitas Suryakancana.

Mahasiswa sering di pandang mulia di masyarakat. Kedudukannya sebagai siswa tertinggi yang di anggap sebagai cendikiawan muda oleh orang-orang tertentu, karena tidak semua orang bisa menjadi Mahasiswa.

Banyak juga di luar sana dengan finansial yang ccukup bahkan lebih, namun mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, karena mereka begitu dimanjakan oleh finansial yang begitu cukup, sehingga mereka merasa pendidikan tidak perlu lagi untuk mereka.

Menjadi mahasiswa adalah anugrah yang luar biasa, membutuhkan kerja keras, usaha yang keras, dan belajar yang keras.

Setelah menjadi mahasiswa saya semangat dan terus semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya, target demi target saya tempel di dinding kamar, agar setiap kali semangat saya turun, melihat dan membacanya semangat untuk mewujudkan cita-cita itu tumbuh kembali.

Bagaimana kita bisa hidup di kota orang bekerja untuk biaya kuliah  dan belajar dengan keras agar semua mimpi dan cita-cita bisa tercapai.

Dukungan orang tua juga yang terus selalu menjadi semangat agar lulus tepat waktu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan sebagai seorang mahasiswa.

Kerja keras mereka membiayai hidup kita, tetesan keringat mereka yang terus mengalir, harus kita jadikan tetesan air mata bahagia saat mereka melihat kita wisuda nanti.

Mimpi adalah bagian terindah dan terendah dari visi. Untuk menjadikan mimpi sebagai .cita-cita tentunya kita harus menentukan waktu untuk mewujudkannya.

Bermimpi tanpa kerja keras sama saja seperti kita menginginkan sesuatu tanpa membelinya, hanya bisa melihat tanpa menyentuhnya.

Seperti satu tahun yang lalu saya bermimpi menjadi mahasiswa seperti sekarang ini. Banyak yang tidak percaya akan mimpi saya yang akan menjadi nyata. Namun ketidakpercayaan mereka itulah yang mencambuk semangat belajar saya. 

Banyak di antara mereka yang menghina, bagaimana mungki orang miskin dan tidak mampu seperti saya bisa menjadi mahasiswa, untuk biaya sehari-haripun hanya cukup, bagaimana mungkin bisa membiayai mahalnya kuliah pada saat ini?

Namun Allah SWT maha adil, dia memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi seorang mahasiswa.

Dengan beasiswa yang saya dapatkan, saya bisa membuktikan kepada semua orang yang tidak percaya dan menghina bahwa saya mampu menjadi seorang mahasiswa dan mendapatkan pendidikan setinggi mungkin agar cita-cita saya dapat tercapai dan membuat kedua orang tua saya bangga.

Bersyukurlah kalian kawan, yang mampu kuliah dengan mudah tanpa memikirkan sulitnya biaya kuliah. Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang di dapatkan.

Belajar, belajar, dan belajar, karena mahasiswa adalah agen perubahan dunia.

Penulis: Dede Veni Ruhyani
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Suryakancana

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI