Kontroversi Tik-Tok dalam Pandangan Islam

Pict From Pexels by Cottonbro.

Tik-Tok adalah aplikasi yang tengah dijajali oleh kebanyakan kaum millenial saat ini. Tik-Tok ini memiliki dukungan musik yang banyak. Sehingga penggunanya dapat melakukan berbagai tarian, gaya bebas, dan masih banyak lagi.

Dimulai dari anak kecil, remaja, orang tua, hingga pejabat pun tertarik dengan aplikasi ini. Dari aplikasi ini sudah banyak yang eksistensinya semakin melejit. Berdasarkan data periklanan ByteDance bahwa pengguna Tik-Tok mencapai 90,27 juta di tahun 2022 (Erfani T, 2022).

Juga termasuk fenomena E-boy. Apakah kegiatan ini patut digandrungi dan diidolakan? Sungguh sulit hidup generasi muda saat ini. Bagaimana tidak? Negara gagal dalam membangun mental bangsa. Buktinya saat ini generasi muda dicekoki dengan virus kebebasan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: TikTok Mengandung Konten Negatif? Yakin?

Para pejabat publik termasuk petinggi kampus turut latah dengan aplikasi Tik-Tok, bagai idola Tik-Tok anak baru gede. Mungkin mereka berpendapat, toh cuma senang-senang sesaat, tidak merugikan orang lain, bahkan membuat banyak orang terhibur.

Wahai para orang tua, para dosen, guru, pejabat publik, atau publik influencer. Generasi muda yang hidup di masa milenial adalah generasi labil, generasi yang haus figuritas.

Tidak salah, jika figur idola mereka adalah misalnya E-boy, artis Tik-Tok, dan lain sebagainya, yang dianggap jogetnya kece, penampilannya trendy dengan anting, kalung, rambut warna warni, bagai karakter anime atau games.

Apakah anda rela? Jika anak-anak yang anda doakan sejak dalam kandungan agar menjadi anak sholih sholihah dan qurrota ayun, lalu lebih suka meniru gaya hidup artis-artis korea? Yang Tuhan saja mereka tidak tahu, apalagi memilih keyakinan terhadap Allah.

Serta tidak merasa harus meneladani Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam yang justru kelak akan memberikan syafaat kepada mereka di akhirat. Era disrupsi ini memang era yang rusak. Siapapun butuh terkenal hingga ingin eksis dengan melakukan hal-hal trendy macam joget Tik-Tok.

Baca Juga: Pentingnya Keluar dari Zona Nyaman Bagi Remaja yang Kecanduan Scroll Tiktok

Padahal bukan demikian seharusnya menjadi manusia. Dunia ini hanya permainan, sekeren apapun idola ala selebriti, media atau selebgram, itu semua hanyalah bagian dari tipuan dunia yang bakal menyengsarakan dunia akhirat.

Simaklah firman Allah Subhanahu wa ta’ala: “Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan di dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran [3]: 185)

Jadi kalau dunia itu penuh dengan tipu daya, mengapa kita tidak merujuk pada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam? Yang merupakan idola satu-satunya bagi setiap muslim yang pantas menjadi panutan, baik tua ataupun muda.

Tik-Tok sendiri juga dapat berakibat buruk bagi sebagian umat, khususnya umat muslim di Indonesia salah satunya banyak perempuan yang mengumbar aurat, berjoget dengan vulgar hingga mengundang hawa nafsu.

Tidak hanya perempuan laki-laki pun juga sama mengumbar auratnya, berkata kasar, menggunjing, mencemooh, dan sebagianya. Kita sebagai umat muslim apakah boleh bermain Tik-Tok? Pertanyaan itu sering muncul, tentu saja boleh asalkan konten yang kita lihat dapat saling bertimbal balik dan menguntungkan.

Tik-Tok juga bisa sebagai media dalam berdakwah dengan cara membuat konten positif berkaitan dengan ilmu agama islam tanpa menyindir agama lain.

Baca Juga: Eksistensi Tiktok sebagai Hiburan dan Wadah Kreativitas di Masa Pandemi

Dalam QS. Al-Insyirah ayat 7 Allah berfirman: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”

Dalam surat tersebut mengandung maksud bahwasanya Allah mengajak para umat manusia untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, serta meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Berhubungan dengan Tik-Tok, aplikasi ini sangatlah booming di kalangan muda, kita sebagai generasi muda juga perlu bagaimana caranya kita memilih dan memilah mana konten yang positif mana juga konten yang negatif dan merugikan.

Jadikanlah aplikasi ini menjadi aplikasi yang bermanfaat salah satunya ladang untuk berdakwah agar memperoleh pahala. Banyak juga sekarang para kreator muda yang menjadikan Tik-Tok menjadi media aplikasi dalam berdakwah.

Mengikuti zaman boleh-boleh saja, namun harus perlu banyak memilah mana yang baik dan mana yang munkar. Jadikan teknologi sekarang menjadi ladang dalam berbuat kebajikan salah satunya dalam berdakwah ilmu keagamaan. Semoga kita sebagai umat muslim dan umat manusia yang dirahmati Allah, tidak ikut arus keburukan zaman modern saat ini. Aamiin.

Tim Penulis:

1. Arifianto Syahalief Rachman
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

2. Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI