Mahasiswa KKN UMBY dan KWT Badean Wujudkan Program ‘Teras Hijau’ untuk Ketahanan Pangan dan Lingkungan Berkelanjutan

Pangan
Dokumentasi Kelompok 18 KKN UMBY.

Badean, DIY – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Angkatan XLVI Kelompok 18 menjalankan program inovatif bertajuk Teras Hijau di Padukuhan Badean, Jatimulyo, Dlingo, Bantul.

Program ini mengusung konsep pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dengan menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Badean untuk menciptakan lahan hijau produktif di sekitar rumah warga pada Selasa (28/01/2025).

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN dan anggota KWT Badean bersama-sama menanam berbagai jenis sayuran yang tidak hanya memperindah lingkungan tetapi juga mendukung ketahanan pangan keluarga serta memiliki potensi sebagai sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat.

Ketua Kelompok KKN 18, Agil Nafi’un Muntaha, menjelaskan bahwa program Teras Hijau bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan terbatas dengan menanam sayuran di area teras atau pekarangan rumah.

Bacaan Lainnya

“Konsep ini diharapkan dapat memberikan manfaat berkelanjutan, tidak hanya dari segi estetika, tetapi juga dari segi ekonomi dan ketahanan pangan. Warga bisa memanfaatkan hasil panen untuk kebutuhan dapur mereka, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan pangan yang dibeli dari pasar,” ungkapnya pada 26 Januari 2025.

Membangun Ketahanan Pangan dari Rumah

Program Teras Hijau berfokus pada budidaya tanaman yang memiliki nilai gizi dan ekonomi tinggi seperti cabai, terong, dan seledri. Tanaman ini dipilih karena mudah tumbuh di iklim lokal serta dapat dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.

Para mahasiswa KKN bekerja sama dengan anggota KWT Badean dalam berbagai tahap pelaksanaan, mulai dari persiapan media tanam, pembibitan, hingga perawatan tanaman secara berkala.

Ibu Jun, selaku ketua KWT Badean, mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti program ini.

“Saya senang sekali bisa ikut serta dalam kegiatan ini. Selain membangun motivasi bercocok tanam kembali, kami juga bisa memiliki persediaan bumbu dapur yang segar dan lebih hemat biaya,” ujarnya pada 28 Januari 2025.

Proses penanaman dilakukan dengan metode sederhana namun efektif, yaitu menggunakan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk organik. Setiap rumah mendapatkan polibag atau pot sebagai wadah tanam, yang kemudian diletakkan di teras atau halaman rumah agar mudah dirawat dan dipanen.

Estimasi Biaya dan Ketersediaan Sumber Daya

Untuk merealisasikan program Teras Hijau, mahasiswa KKN UMBY telah menyiapkan berbagai bahan dengan anggaran yang efisien dan terjangkau.

Biaya yang diperlukan mencakup pembelian bibit tanaman seperti cabai, terong, dan seledri sebesar Rp50.000, serta media tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk organik dengan kisaran harga Rp24.000.

Selain itu, polybag atau pot kecil juga disediakan guna memudahkan proses penanaman, disertai dengan peralatan berkebun seperti sekop, gembor, dan sarung tangan untuk menunjang kegiatan bercocok tanam.

Secara keseluruhan, total biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini berkisar dalam rentang Rp70.000 hingga Rp85.000, tergantung pada jumlah bahan yang digunakan dan skala partisipasi masyarakat.

Dengan jumlah peserta yang mencapai 26 orang, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya dalam bentuk hasil panen yang berkelanjutan, tetapi juga sebagai upaya mendukung ketahanan pangan rumah tangga serta mengurangi pengeluaran keluarga dalam membeli sayuran di pasar.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UMBY Kelompok 77 Mengadakan Sosialisasi Kewirausahaan Pembuatan Mochi Jagung dan Stik Singkong di Dusun Pucanganom C

Keberlanjutan Program dan Harapan di Masa Depan

Salah satu tujuan utama dari program Teras Hijau adalah menciptakan perubahan jangka panjang dalam pola konsumsi dan produksi pangan masyarakat. Dengan adanya dukungan dan partisipasi aktif dari warga, diharapkan program ini dapat berkembang lebih luas dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Badean.

Ketua KWT Badean, Ibu Jun, mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini tetap berlanjut meskipun program KKN telah selesai.

“Mahasiswa KKN telah memberikan kami ilmu dan motivasi untuk terus bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan terbatas. Kedepannya, kami ingin mengembangkan hasil panen ini menjadi produk olahan seperti sambal cabai segar atau lalapan siap saji yang bisa memiliki nilai jual lebih tinggi,” ujarnya.

Mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan dasar mengenai teknik pertanian urban yang dapat diterapkan oleh warga dalam jangka panjang.

Selain itu, warga juga diajarkan cara membuat pupuk organik sendiri guna mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga pertanian yang dilakukan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Masyarakat

Selain mendukung ketahanan pangan, program Teras Hijau juga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan di Padukuhan Badean. Dengan semakin banyaknya tanaman yang ditanam di sekitar rumah warga, kualitas udara menjadi lebih baik, suhu lingkungan lebih sejuk, serta keanekaragaman hayati dapat meningkat.

Program ini juga memiliki dampak sosial yang positif, terutama dalam meningkatkan rasa kebersamaan dan kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat.

Semangat gotong royong yang terjalin selama kegiatan ini menjadi modal berharga dalam membangun kemandirian komunitas dalam mengelola sumber daya pangan mereka sendiri.

Terakhir, kolaborasi antara mahasiswa KKN UMBY dan KWT Badean dalam program Teras Hijau membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat.

Baca Juga: Tingkatkan Pembangunan UMKM, Mahasiswa KKN-PPM 65 UMBY Angkatan XLV Gelar Sosialisasi dan Pendampingan Ekonomi Kreatif bagi Warga Dusun Kalangbangi Lor A

Dengan pendekatan yang berbasis pemberdayaan dan keberlanjutan, program ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan warga melalui pemanfaatan hasil panen untuk konsumsi pribadi maupun potensi usaha kecil.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dusun-dusun lain untuk mulai menerapkan konsep serupa. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, masyarakat dapat mewujudkan ketahanan pangan mandiri yang berdampak positif bagi kehidupan mereka di masa depan.

Penulis: I Ketut Rahmanda Mahardika
Mahasiswa KKN PPM UMBY Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses