Makian dan Hujatan Online

Beberapa saat yang lalu saya pernah melihat komentar jahat dari seorang pengguna media sosial terhadap anak seorang artis yang bahkan anak tersebut belum bisa berbicara tetapi di akun media sosial milik orang tua anak tersebut telah dihujat, sungguh miris melihatnya, apa salah seorang bayi sehingga pantas dihujat seperti itu di media sosial?

Media sosial merupakan sebuah platform di mana orang-orang dapat saling berkomunikasi, bersosial, bahkan berbisnis tanpa harus saling bertemu secara langsung. Hampir seluruh masyarakat dunia terutama para generasi muda pasti memiliki akun media sosial.

Media sosial cukup banyak digunakan masyarakat antara lain seperti Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, dan masih banyak lagi. Orang yang yang aktif menggunakan media sosial biasanya akan dipanggil dengan sebutan netizen.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Baik Buruknya Berinteraksi di Media Sosial 

Media sosial memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berkomentar dengan teman, keluarga, orang asing, bahkan para selebriti dan tokoh-tokoh penting. Media sosial tidak terpengaruh jarak dan waktu sehingga masyarakat di seluruh dunia dapat saling berinteraksi dan memposting sesuai yang diinginkan.

Dalam menggunakan akun media sosial tidak diharuskan menggunakan nama asli bahkan banyak orang yang menggunakan nama samaran untuk akun media sosial mereka. Hal ini membuat orang-orang tidak dapat mengetahui siapa yang berkomunikasi atau yang berkomentar terhadap akun media sosial mereka.

Adanya media sosial banyak orang menjadi suka berkomentar sesuka hati, tidak berfikir apakah itu baik atau buruk. Hal ini terjadi karena dalam menggunakan akun media sosial dapat menggunakan nama samaran dan untuk berkomentar tidak perlu menunjukkan wajah atau bertemu langsung sehingga orang yang dikomentari tidak akan mengetahui identitas dari yang berkomentar.

Banyak netizen yang berkomentar makian dan hujatan terhadap akun media sosial orang lain dengan berbagai alasan dari alasan umum karena tidak suka dengan orang yang memiliki akun sampai alasannya yang tidak logis seperti hanya untuk bersenang-senang dan untuk mendapat perhatian.

Dalam media sosial seperti terdapat hukum rimba terselubung, di mana yang mendapat dukungan netizen paling banyak itulah yang benar padahal belum tentu hal itu baik atau buruk. Sebutan yang sedang tren adalah netizen maha benar.

Baca Juga: Media Sosial Kurang Bermanfaat di Indonesia

Berkomentar makian dan hujatan di media sosial sudah dianggap lumrah karena banyak netizen yang juga memaki dan menghujat orang padahal itu hal yang salah. Banyak netizen yang memaki dan menghujat seseorang tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akan berdampak buruk pada mental seseorang atau tidak.

Alhasil tidak sedikit orang-orang yang mengalami depresi atau gangguan kecemasan akibat komentar jahat. Masalah psikologis bukan merupakan hal yang bisa dianggap enteng karena berbeda halnya jika yang sakit adalah bagian tubuh secara fisik maka dapat diukur dengan mudah apakah sudah sembuh total atau belum.

Tetapi jika yang terkena psikologis maka akan sulit diukur apakah sudah sembuh total dan apakah akan datang kembali sebab diri pribadi seorang dengan yang lain berbeda psikologinya. Penyakit psikologis dapat membuat seseorang kehilangan jati dirinya, sungguh berat bukan?

Oleh karena itu mari kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan berfikir terlebih dahulu sebelum berkomentar sebab mungkin saja komentar kita dapat mempengaruhi kehidupan orang lain.

Sama halnya keluarga penting bagi kita maka hidup dan perasaan orang lain pun sama pentingnya bagi keluarga mereka, jadi jangan merusak hidup dan perasaan orang lain dengan komentar makian dan hujatan yang kita ketikan.

Baca Juga: Bahaya Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak pada Masa Pandemi Covid-19

Selain dapat membuat masalah psikologis dalam diri orang lain banyaknya netizen melontarkan makian dan hujatan di media sosial juga membuat para generasi muda jaman sekarang terutama anak-anak sering berkata kata kotor dan memaki-maki orang lain.

Hal ini terjadi karena para anak-anak kecil jaman sekarang sudah mulai menggunakan media sosial dan melihat apa yang terjadi di dalam media sosial. Sungguh hal yang miris ketika anak-anak yang seharusnya berjiwa polos dan murni tetapi malah berkata-kata kotor dan memaki orang lain.

Para anak muda meniru apa yang mereka lihat dari media sosial. Jika ini terus berlanjut akan jadi seperti apa dunia selanjutnya. Tentu saja kita tidak mau kan dunia dipenuhi orang-orang yang saling membenci dan memaki akan sangat rusuh dan berantakan.

Karena itu mari kita sebagai netizen lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial. Berpikir terlebih dahulu sebelum menggunakan jempol kita karena apa yang kita lakukan sekarang akan mempengaruhi generasi yang akan datang.

Sebaiknya mari kita memulai berkomentar dengan kata-kata yang baik sehingga para generasi muda dapat belajar berkata kata yang baik dan memiliki sopan santun serta sikap selayaknya anak pada umumnya.

Penulis : Pramesti Regita Wardani
Mahasiswa Prodi D3 Manajemen Bisnis  Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS)

Editor: Ika Ayuni Lestari

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.