Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam agama, suku, budaya daln sebagainya. Dalam pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
Artinya sebagai warga negara Indonesia sudah sewajarnya saling menghormati antar agama lainnya. Selain itu, terdapat di dalam pasal 281 ayat (1) UUD 1945 bahwa hak yang dimiliki diri sendiri untuk beragama merupakan hak asasi manusia. Dengan menghormati hak asasi manusia untuk menjalankan hak dan kebebasannya berarti sudah menciptakan rasa toleransi.
Toleransi dalam Bahasa Arab
Kata Toleransi dari bahasa arab yakni Al Samahah yang artinya menghormati. Sedangkan secara bahasa toleransi berasal dari bahasa inggris yakni Tolerance yang berarti membiarkan. Toleransi merupakan sikap menghormati untuk berpendapat terhadap orang lain tanpa adanya intimidasi terhadap suatu kelompok tersebut.
Menurut ahli W.J.S Purwadarminta menjelaskan bahwa toleransi merupakan sikap yang menhargai dan memperbolehkan suatu pendapat yang berbeda serta seseorang harus menghargai pendapat tersebut. Dalam hal ini ditegaskan bahwa setiap indovodu memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Islam mengajarkan kita untuk menghormati agama lain sebagai landasan dalam Al-Qur’an dan Al Hadits. Di dalam Al-Qur’an terdapat di
Q.S. Al-Kafirun: 6.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Artinya: Untukmu agamamu dan untukku agamaku
Menurut Imam Abu Abdullah Asy Syafi’I dan lain-lainya did alam kitab tafsir Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa kufur itu semuanya sama, oleh itu orang Yahudi dapat mewaris dari orang Nasrani. Jika di antara keduanya terdapat hubungan nasab maka mereka yang bisa saling mewaris. Karena sesungguhnya semua agama selain agama Islam bagaikan sesuaru yang tunggal dalam hal kebatilan. Dan menurut Imam Ahmad ibnu Hambal dan juga ulama lainya bersependapat bahwa orang Nasrani tidak dapat mewarisi orang Yahudi.
Selain itu “Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Rasulullah SAW ditanya: Wahai Rasulullah, agama apa yang paling dicintai Allah SWT. Beliau menjawab: Agama yang lurus lagi toleran.
Allah juga mengajarkan untuk menjalin silaturrahmi. Jogo tonggo untuk memperbaiki suatu interaksi sosial antar sesama dapat menjadikan ujung tombak dalam mensukseskan hidup bermasyarakat. Seorang manusia yang terlahir di negara Republik Indonesia dituntut untuk mengamalkan Pancasila dalam bertoleransi antar umat.
Hal ini tertulis dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat:13 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan Adam dan Hawa untuk saling mengenal dan menjadikan berbangsa-bangsa, bersuku-suku, yang bertujuan untuk saling menjalin tali silaturrahmi tanpa adanya cemooh dan merendakan satu sama lain.
Pemahaman tentang toleransi sangatlah penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik yang sering terjadi akibat tidak adanya rasa menghormati dan menghargai terhadap orang lain. Toleransi dapat di lakukan dengan beberapa pendekan yakni pendekatan individu maupun kelompok.
Manfaat dari bertoleransi adalah :
- Mempererat persaudaraan, artinya jika setiap orang mampu menjaga rasa toleransi antar manusia, maka silaturrahmi dapat terjaga dengan baik.
- Dapat menghindari adanya perpecahan, artinya jika kita menanamkan toleransi di dalam diri maka sepatutnya dilakukan setiap manusia dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Melatih diri untuk menghargai, artinya toleransi merupakan wujud nyata dan sikap saling menghargai satu sama lain. Akan tetapi jika tidak ada sikap saling menghargai maka akan muncul permasalahan serta kerusuhan yang dapat membelah suatu bangsa.
Ruhadi
Mahasiswa Perbankan Syariah IPMAFA Pati
Editor: Muhammad Fauzan Alimuddin
Baca Juga:
Ciptakan Kedamaian dengan Budaya Toleransi
Menempatkan LGBT Secara Proporsional
Bernaung dan Menaungi Pancasila