Hoaks dan penipuan menjadi momok yang mengancam setiap orang di seluruh dunia. Hoaks dan penipuan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi. Hoaks melibatkan penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan guna memancing perilaku tertentu.
Sering kali hoaks ditulis sebagai hiburan tapi tidak menutup kemungkinan hoaks ditulis untuk mencapai suatu agenda. Penipuan jelas memiliki tujuan untuk merugikan orang lain.
Pelaku penipuan akan mengumpulkan informasi-informasi rahasia dari korban seperti data diri, riwayat kesehatan, dan informasi keuangan yang nantinya dimanfaatkan untuk mengancam dan merebut harta bahkan nyawa korban.
Hoaks dan penipuan sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, sejarah telah menuliskan bahwa Belanda menerapkan politik devide et impera atau politik pecah belah kepada bangsa Indonesia.
Politik pecah belah berisi berita-berita palsu dan janji-janji manis Belanda kepada tokoh-tokoh lokal berpengaruh seperti raja, agar raja tersebut mencurigai bahkan memusuhi raja-raja lain sehingga terjadi perang saudara. Perang saudara yang terjadi di Indonesia karena politik pecah belah merugikan rakyat Indonesia.
Di sisi lain, perang saudara menguntungkan Belanda yang berpura-pura membantu menyelesaikan perselisihan antara kerajaan-kerajaan lokal tetapi sebenarnya berusaha untuk menguasai kerajaan tersebut dari dalam sehingga mampu menerapkan kerja paksa kepada rakyat, mendapatkan pengaruh politik di dalam kerajaan atau intervensi, bahkan memantau perekonomian kerajaan melalui monopoli perdagangan.
Pada abad ke-21 ini, hoaks dan penipuan tidak hanya menyasar raja-raja, masyarakat dari berbagai latar belakang sosial maupun ekonomi tetap mendapatkan ancaman hoaks dan penipuan. Ancaman hoaks dan penipuan di zaman modern semakin bervariasi karena menggunakan teknologi AI yang berkembang pesat.
Teknologi AI merupakan suatu mesin dengan kecerdasan buatan yang diciptakan oleh manusia. Teknologi AI mendapatkan informasi dari internet. Teknologi AI mampu belajar layaknya manusia, teknologi AI dapat menjadi teman yang bisa membantu kita mengerjakan tugas matematika hingga menyusun esai berbahasa Inggris.
Sayangnya, teknologi AI yang disalahgunakan berpotensi menjadi alat untuk mencuri data diri para pengguna internet, menciptakan propaganda dengan agenda tertentu yang sifatnya merusak, serta mengancam keamanan dan keselamatan umat manusia.
Hoaks dan penipuan menjadi salah satu sisi gelap perkembangan teknologi di seluruh dunia. Hoaks yang pernah viral di Indonesia dan menimbulkan kepanikan di antaranya:
- Kutukan anak durhaka menjadi ikan pari dan singa;
- Ramalan kiamat Suku Maya pada tahun 2012;
- Propaganda anti-vaksin pada masa Covid-19 pada tahun 2020;
- Isu telur palsu dari China;
- Mi instan mengandung plastik karena menghasilkan api saat dibakar.
Dan berikut merupakan modus penipuan yang masih eksis hingga saat ini, yaitu:
- Pesan singkat yang memuat informasi bahwa penerima pesan memenangkan uang tunai, mendapatkan kesempatan menang judi, dan terkadang ancaman untuk mengirimkan sejumlah uang tebusan kepada pengirim pesan;
- Pesan yang disampaikan akun resmi gadungan dengan iming-iming kerja sama bisnis, perubahan status akun m-banking, perubahan sistem berlangganan listrik dan telepon kabel;
- Pesan WhatsApp berupa undangan pernikahan, resi paket, maupun gambar dari orang tak dikenal berisi virus dan malware yang membahayakan data-data di dalam ponsel, laptop, dan komputer.
Beberapa kasus penipuan yang sempat menjadi perbincangan di Indonesia di antaranya adalah kasus penipuan besar seperti First Travel dalam penyelenggaraan umroh dan haji plus-plus pada tahun 2017, penipuan Binomo yaitu judi berkedok investasi saham pada tahun 2022, dan kasus perdagangan manusia yang dibalut iming-iming gaji besar karena bekerja di luar negeri.
Menanggapi munculnya berbagai pemberitaan tentang kasus hoaks dan penipuan di masyarakat ketika perkembangan teknologi AI sangat pesat, Kelompok KKN 127 FKIP dari Universitas Sebelas Maret mengadakan sosialisasi bertema literasi digital dengan topik pembahasan “Menangkal Hoaks dan Penipuan di Media Digital” kepada masyarakat Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo pada Rabu, (02/08/2023).
Sosialisasi yang diadakan oleh Kelompok KKN 127 FKIP Universitas Sebelas Maret memberikan informasi kepada warga Desa Duwet tentang hoaks dan penipuan serta dampak buruk yang dialami apabila korban tidak menyadari modus keduanya.
Dampak buruk ketika hoaks dan penipuan merebak bisa sangat besar karena akan memengaruhi kehidupan individu, komunitas, dan bahkan seluruh perekonomian suatu daerah. Korban berpotensi mengalami pencurian identitas, kerugian finansial, tekanan emosional, dan kerusakan reputasi atau fitnah.
Selain itu, apabila hoaks dan penipuan mengatasnamakan suatu komunitas maka akan terjadi krisis kepercayaan dalam komunitas online dan lingkaran sosial, putusnya hubungan baik antar komunitas, serta pertarungan fisik (tawuran) antar komunitas contohnya pertempuran kubu “cebong” dan “kampret” ketika Pemilu Presiden tahun 2019.
Dalam skala nasional, hoaks memperuncing perselisihan dan menambah kebingungan dalam masyarakat contohnya adalah propaganda anti-vaksin yang sangat membahayakan. Vaksin sangat penting dalam kehidupan manusia utamanya mengurangi risiko kematian akibat penyakit.
Propaganda anti-vaksin akan memberikan berbagai informasi palsu terkait vaksin dalam modus seperti vaksin menyebabkan anak saya sakit, mengaitkan berita kematian bayi karena vaksin, dan menganggap remeh vaksin tetapi lupa peran herd immunity dalam masyarakat.
Kelompok KKN 127 FKIP Universitas Sebelas Maret kemudian menyampaikan langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi serangan hoaks dan scamming melalui media digital kepada para hadirin. Langkah-langkah pencegahan yang bermanfaat agar tidak menjadi korban hoaks dan scamming dapat dimulai dengan:
- Memberdayakan individu yang kritis dan skeptis terhadap berbagai informasi yang diterima, mengolah informasi dengan membaca tanda-tanda peringatan, dan menyimpulkan keakuratan informasi yang diterima. Dengan menumbuhkan sikap skeptis yang sehat dan mengasah keterampilan berpikir kritis, individu dapat membedakan informasi faktual dan hoaks.
- Membaca perkembangan modus-modus hoaks dan scamming. Kasus hoaks dan scamming yang terjadi kepada orang lain dapat menjadi pembelajaran berharga agar terhindar dari modus yang sama. Hoaks dan scamming mempunyai ciri khas yakni keduanya bersifat sensasional sehingga membuat calon korban tertarik untuk mengikuti informasi dan instruksi yang disampaikan oleh pelaku.
- Memperbarui perangkat lunak secara teratur, menggunakan kata sandi yang kuat dan unik, serta menggunakan aplikasi penjelajahan yang aman dapat mengurangi potensi pembajakan informasi pribadi secara online, terutama dalam mengenali e-mail phishing atau situs web palsu, pesan spam, hingga virus malware.
- Mempromosikan literasi media digital terutama kepada kelompok usia tua yang rentan akan disinformasi dan scamming. Kampanye edukasi berbasis komunitas (melalui PKK, arisan rutin bapak-bapak, dan kelompok profesi) dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dalam menggunakan media digital dan menumbuhkan budaya tanggung jawab bersama, masyarakat dapat secara kolektif memerangi hoaks dan scamming.
Apabila seseorang telah menerima berita yang tidak meyakinkan kebenarannya, langkah termudah adalah mengabaikan berita tersebut bukan meneruskannya ke orang lain. Mencari tahu kebenaran dari berita tersebut sangat dianjurkan agar tidak terjadi disinformasi secara luas.
Memastikan berita tersebut merupakan fakta atau hoaks dapat dilakukan dengan menelusuri website jurnalis terpercaya contohnya Kompas. Kompas akan terus memperbarui berita-berita terbaru dan memberikan label terhadap berita tersebut sesuai hasil investigasi tim produksi.
Hal serupa dapat diterapkan ketika menghadapi pesan scamming. Blok dan laporkan kontak yang mengirimkan pesan penipuan (scamming) dan pesan berantai (spamming). Terdapat aplikasi yang membantu menelusuri pemilik kontak tak dikenal yang tiba-tiba mengirimkan pesan yaitu Get Contact yang dapat diunduh melalui Google Play secara gratis.
Nomor-nomor yang terdaftar dalam Get Contact mempunyai berbagai macam reputasi, bila nomor tidak dikenal yang menghubungi Anda ternyata dilabeli sebagai penipu maka segera blok kontak tersebut dan jangan mengikuti instruksi apapun yang diberikan.
Ketika telah terjadi kasus hoaks, maka korban yang dirugikan dapat mengajukan gugatan dengan mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Apabila kasus hoaks disertai scamming atau hanya scamming saja dapat mengajukan gugatan dengan mengacu pada Pasal 378 KUHP.
Pengajuan gugatan dapat disampaikan ke jaksa setelah melewati berbagai penyelidikan oleh pihak kepolisian, maka dari itu selalu “mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Perkembangan teknologi akan senantiasa memiliki sisi positif dan negatif. Berhati-hati dalam menggunakan media digital, selalu waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan informasi hoaks dan scamming, serta saling bersinergi dalam memberantas hoaks dan scamming melalui literasi digital dapat mencegah kerugian akibat disinformasi.
Penulis: KKN 127 FKIP UNS
1. Rahma Damayanti
2. Irham Hasri Isnanto
3. Maimunah Azmi
4. Mahera Anggreni
5. Anisa Ayu Pertiwi
6. Karisma Rahmawati
7. Defani Rizky Rahmadzani
8. Muhammad Alfian
9. Mohamad Syarifudin Efendi
10. Septian Yusnawati
Mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Sumber referensi
- Kurnia Novi, dkk.(2022).Penipuan Digital di Indonesia: Modus, Medium, dan Rekomendasi. Yogyakarta: Program Studi Magister Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
- Setyanto, Yugih.(2020).Hoaks adalah Ancaman Nyata. Diakses pada 20 Agustus 2023 dari https://nasional.kompas.com/read/2020/09/14/18090931/hoaks-adalah-ancaman-nyata
- Ulya, Fika N.(2022).Kemenlu: 1.018 WNI Jadi Korban Online Scam di Beberapa Negara ASEAN. Diakses pada 20 Agustus 2023 dari https://nasional.kompas.com/read/2022/10/27/20142051/kemenlu-1018-wni-jadi-korban-online-scam-di-beberapa-negara-asean
- Tim Cek Fakta Kompas.(2023).INFOGRAFIK: Waspada, Penipuan Online Berkembang dengan Berbagai Modus. Diakses pada 20 Agustus 2023 dari https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/05/102000682/infografik–waspada-penipuan-online-berkembang-dengan-berbagai-modus
- Daftar Info Hoax Per-Hari oleh PPID DISKOMINFO Provinsi Jawa Tengah. Diakses dari: https://ppid.diskominfo.jatengprov.go.id/daftar-info-hoax-per-hari/