Mempertahankan Ketahanan Pangan Negara menjadi Petani Milenial

Pangan Negara Petani Milenial

Pertanian merupakan warisan bangsa yang harus diteruskan secara turun-temurun. Jangan sampai terputus apalagi hilang karena sejatinya dengan bertani mampu menghasilkan bahan pangan yang dapat menyejahterakan rakyat. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang pastinya membutuhkan seorang petani yang berpendidikan dan berwawasan luas. Tidak menutup kemungkinan lulusan sarjana untuk menjadi seorang petani.

Dengan teknik dan pengetahuan yang luas anak muda tidak perlu ragu untuk menggali potensi yang ada di sekitar tempat tinggal, misalnya pada bidang pertanian. Selain itu, Indonesia termasuk negara yang sangat kaya akan sumber daya alam atau pun sumber daya manusia. Diberkahi alamnya yang subur membuat tanah Indonesia mudah untuk ditumbuhi berbagai macam tanaman. Semakin banyaknya orang berpendidikan yang terjun dalam bidang pertanian dapat menuntaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan.  

Seiring perkembangan teknologi, dunia pertanian juga dapat dikembangkan menjadi pertanian berbasis teknologi atau biasa disebut smart farming 4.0. Dengan begitu produksi yang dihasilkan akan jauh lebih bagus dari pada pertanian yang menggunakan sistem tradisional. Melalui dunia pertanian anak muda mampu menjadi petani milenial yang sukses dengan melibatkan teknik marketing, manajemen kebun, serta riset and development. Sehingga harapannya mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Dampak Pandemi: Petani Apel Beralih Menanam Stroberi bersama Mahasiswa UMM

Melihat angka kelahiran terus meningkat dibandingkan dengan jumlah luas lahan yang menurun, para pelaku ekonomi kreatif seharusnya mampu menjadikan lahan sempit untuk bercocok tanam misalnya dengan media hidroponik. Pada umumnya, sayuran yang ditanam dengan media hidroponik lebih awet kesegarannya dari pada sayuran yang ditanam menggunakan media tanah.

Petani milenial harus memperhatikan berbagai hal, tergantung jenis tumbuhan yang ditanam. Termasuk memotong daun yang sudah kering agar tidak mengganggu kelanjutan pertumbuhan pada tanaman. Bagi petani milenial khususnya petani hortikultura, sebaiknya dilakukan di dalam rumah kaca (greenhouse) agar tanaman lebih terlindungi dari hama penyakit.

Selain itu, disarankan untuk memberikan jarak tanam di setiap tanaman yang satu dengan yang lainnya agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Teknik penyiraman juga tidak pernah lepas dari perhatian para petani, karena tumbuhan memerlukan air untuk membantu dalam proses fotosintesis dan juga mengangkut zat hara serta nutrisi dari dalam tanah melalui akar.

Penyiraman dengan sistem sprinkler cocok untuk irigasi hampir di semua jenis tanaman atau tumbuhan. Petani milenial juga harus belajar mengenai sistem irigasi modern yang cocok diterapkan untuk bidang pertanian. Selain itu, unsur pH air juga penting untuk diperhatikan agar pH air dengan tanah tetap berkesinambungan. Sudah banyak sistem pertanian modern yang mampu untuk dijadikan sebuah solusi bagi para petani di Indonesia.

Baca Juga: Penerima Beasiswa LPDP PK-170 Menyelenggarakan Edukasi Permakultur kepada Petani di Desa Sukaharja, Ciomas

Tidak hanya mengandalkan pupuk kimia, petani milenial bisa mencari sumber alternatif lain dengan memanfaatkan nutrisi dari pupuk organik yang bisa didapatkan dari limbah ternak serta tumbuhan. Dengan begitu biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil. Tanaman membutuhkan nitrogen (N) yang dapat merangsang pertumbuhan vegetatif, khususnya pada akar, batang, dan daun yang juga dapat berperan dalam pembentukan klorofil yang sangat penting dalam proses fotosintesis.

Nitrogen (N) bisa didapatkan dari kotoran sapi maupun urin kambing. Kemudian kunci kehidupan bagi tumbuhan dengan memberikan fosfor (P). Sumber unsur fosfor organik yaitu dari pupuk kompos yang terbuat dari tanaman atau tumbuhan yang memiliki kandungan fosfor tinggi, seperti kulit nanas, daun bambu, jerami padi, batang pisang, kulit pisang dan masih banyak lagi. Untuk mempercepat metabolisme unsur nitrogen (N) diperlukan adanya kalium (K). Pada tanaman yang kekurangan kalium (K) akan menyebabkan kering pada daun sehingga tanaman akan mati. Anda bisa mendapatkan unsur kalium (K) organik, salah satunya dari serabut kelapa. Untuk mendapatkan tiga unsur N, P, K organik dari limbah tersebut bisa juga difermentasikan dengan menggunakan tetes tebu selama 2 minggu.

Mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik setidaknya mampu mengurangi limbah atau kotoran yang ada di muka bumi dan merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesuburan tanah. Seperti yang sudah dipaparkan oleh Ikhsanudin petani milenial stroberi organik asal Magelang dan juga lulusan sarjana, “harapannya ke depan anak-anak muda mau bertani secara organik khususnya, karena ke depan kita harus ramah lingkungan. Bumi ini sudah terlalu rusak, pandemi sudah sering ada. Kalau orang-orang bertani dengan pestisida secara jor-joran, saya takut ke depannya itu pandemi berasal dari tanah. Kalau kita bisa bertani secara berkualitas bukan tidak mungkin kita bisa memenuhi kebutuhan nasional bahkan bisa ekspor”.

Baca Juga: DPP GMNI: Sistem Perdagangan yang Adil Kunci Kesejahteraan Petani

Dengan ketekunan serta ketelitian, siapa pun bisa menjadi petani milenial yang sukses. Saatnya menjadi produsen bagi negara asing jangan hanya menjadi konsumen bagi produk luar negeri. Mulai sekarang kita jangan memandang profesi petani hanya dengan sebelah mata. Segala jenis pekerjaan yang ditekuni akan membuahkan hasil yang menguntungkan, termasuk dalam bidang pertanian. Dengan menekuni bidang pertanian kita dapat memajukan pertanian Indonesia dan mampu mencukupi kebutuhan pangan warga Indonesia.

Aeni Tsalisatur Rahmawati
Mahasiswa S1 Manajemen FE Universitas Islam Sultan Agung

Meilan Arsanti, S. Pd., M. Pd
Dosen Bahasa Indonesia Universitas Islam Sultan Agung

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI