Menyembuhkan Kecanduan Media Sosial bagi Mahasiswa yang Takut FoMO

Media Sosial
Ilustrasi: istockphoto

Semakin derasnya arus informasi media maya yang masuk dengan berbagai algoritmanya seakan menarik kita tanpa disadari dari kehidupan nyata. Awalnya media sosial dibuka untuk meredakan stres dan mencari hiburan instan.

Tidak dipungkiri, media sosial dengan berbagai informasi dari yang berguna sampai yang tidak berguna masuk begitu cepat hingga terkadang membuat kita terlena bahkan lupa waktu, belum lagi jika bermain game online.

Orang-orang melihat begitu banyak tren dalam satu waktu sekaligus terkadang membuat keinginan untuk turut ambil andil atau hanya sekadar seru-seruan, beberapa orang ingin mengikuti tren di media sosial untuk menambah followers/ viewers, sisanya memilih untuk menjadi penonton saja dan menikmati bagaimana orang-orang seakan dikejar nafsu semu duniawi sebatas validasi, lebih baik jika untuk finansial.

Dampak parah yang ditimbulkan dari keinginan mengikuti tren ini adalah takut ketinggalan tren terbaru dari media sosial atau biasa disebut Fear of Missing Out (FoMO).

Bacaan Lainnya

FoMO didefinisikan oleh Przybylski, Murayama, Dehaan, dan Gladwell (2013) dalam esai (Imaddudin, 2020) sebagai kekhawatiran yang pervasif ketika orang lain memiliki pengalaman yang lebih memuaskan/ berharga dan dicirikan dengan adanya dorongan untuk selalu terhubung dengan orang lain.

Imaddudin (Imaddudin, 2020) menjelaskan Fear of Missing Out merupakan jenis kecemasan yang umum dirasakan oleh generasi Z, di mana FoMO adalah kondisi seseorang takut dikatakan tidak update, tidak gaul, dan takut ketinggalan berita yang sedang santer atau kekinian.

Rasa takut dan cemas ini nantinya dapat menyebabkan efek samping pada fisik maupun psikologis. Orang-orang yang terdampak FoMO, mereka bisa merasakan kecemasan bila belum meng-update kegiatan atau hal yang baru di waktu tersebut.

Mereka yang terkena FoMO pasti selalu bermain media sosial untuk selalu mendapat informasi terkini dan kebanyakan dari mereka kecanduan media sosial. Kecanduan media sosial jelas memiliki banyak dampak buruk.

Sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar, terkena sindrom FoMO ini jelas akan sangat mengganggu proses belajar. Tidak hanya mahasiswa, semua orang, akan lebih berbahaya jika anak-anak yang terdampak.

Maka untuk mencegah hal itu, berikut beberapa tips untuk mahasiswa, yang bisa juga diterapkan untuk yang bukan mahasiswa, dalam membantu kalian menyembuhkan kecanduan media sosial.

1. Metode 20/20/20

Semua kegiatan  yang positif dan produktif dimulai sejak bangun tidur. Memulai hari dengan lebih awal, cobalah untuk bangun pagi di jam 4 subuh atau paling telat di jam 5 subuh dan terapkan Metode 20/20/20.

Metode 20/20/20 adalah 20 menit-20 menit-20 menit kegiatan produktif tanpa distraksi dari HP. Maka matikan koneksi internet handphone-mu, ini bisa kamu pakai untuk me-charger baterai HP selama satu jam penuh sehabis dipakai semalaman.

Selama 20 menit pertama gunakan untuk beribadah untuk meningkatkan spiritualmu, bisa untuk salat subuh bagi yang muslim atau membaca kitab bagi yang non muslim. Meningkatkan keimanan bisa membantu kita untuk memfilter konten media sosial yang tidak baik dan tidak bermanfaat.

Lalu 20 menit kedua gunakan waktumu untuk membersihkan kamar. Jika kamar tidur kita rapi, kita akan lebih nyaman memulai hari dan terasa sayang untuk lanjut tidur atau scrolling karena tempat tidur sudah bersih dan rapi.

Atau kamu bisa pakai waktu kedua ini untuk olahraga ringan di pagi hari agar tubuh tidak terlalu terkejut ketika beraktivitas yang lebih berat di hari tersebut. Intinya buatlah tubuhmu bergerak agar kamu tidak mengantuk lagi.

Kemudian di 20 menit terakhir, bisa kamu pakai untuk meditasi atau membaca buku atau jurnaling. Istirahatkan sejenak tubuhmu setelah bergerak untuk menenangkan jantung dengan berdiam sejenak.

Bisa kamu gunakan untuk meditasi, lakukan gerakan duduk dan pejamkan mata lalu tarik nafas dan buang, lakukan berulang sambil mengevaluasi diri. Cara ini membantu untuk menenangkan fikiran dan mengurangi overthinking berlebihan.

Atau bisa kamu pakai untuk membaca buku, belajarlah menyukai membaca karena selain menambah pengetahuan, aktivitas membaca bisa menenangkan dan menyegarkan otak apalagi jika bacaan itu favoritmu. Adapun jurnaling akan diurai pada penjelasan selanjutnya.

Setelah selesai Metode 20/20/20 selama sejam penuh tanpa distraksi HP, kamu bisa teruskan mengerjakan kegiatan utamamu di hari itu atau bersiap untuk kuliah.

2. Jurnaling

Jurnaling bentuknya beragam, namun yang paling utama ialah me-list segala aktivitas produktif yang ingin kamu lakukan di hari itu, jurnaling bisa juga dengan mencatat perasaan positif dan negatif yang kamu rasakan di hari kemarin untuk dievaluasi di hari ini.

Dengan mencatat hal yang kamu ingin lakukan membuat kamu lebih bersemangat menyelesaikan list dan lebih sibuk daripada bermain HP. Kamu bisa menghukum diri sendiri jika melewatkan tugas di hari itu, sekreatif kamu berkarya dan mengembangkan jurnalmu sendiri.

Kamu juga bisa membuat tantangan kecil yang seru agar hidupmu tidak monoton sebatas mengikuti tren yang cepat berlalu. Bisa juga tambahkan rekomendasi destinasi wisata yang ingin kamu kunjungi, film yang ingin ditonton, ruangan rumah mana saja yang ingin dibersihkan, buku yang ingin dibaca, makanan/ minuman favorit, dan lain-lain.

3. Terapkan Batas Waktu dan Bisukan Semua Notifikasi

Di aplikasi media sosial tertentu seperti Instagram dan Xcrop atau Twitter contohnya ada fitur pembatasan waktu bermain media sosial, kita juga bisa membisukan notifikasinya. Ini bisa membantu kita untuk tidak sering terdistraksi dari bunyi HP yang muncul. Kamu bisa me-silent-kan HP jika dirasa tidak terlalu penting dan sedang serius mengerjakan sesuatu.

4. Hide dan Blokir Orang-Orang Toxic yang Membuatmu Insecure atau Kepo

Melakukan ini bukan berarti kamu lemah dan kekanakan, tapi sebagai bentuk penjagaan dirimu dari ketidakwarasan. Kamu berhak bahagia dan tenang dengan caramu sendiri.

Jika kamu merasa ada seseorang yang membuatmu insecure, kepo, dan perasaan yang tidak nyaman, kamu bisa meng-hide atau bahkan memblokir mereka dari media sosialmu, bisa kamu buka kembali jika kamu sudah merasa lebih baik dan stabil.

5. Jalan Kaki Minimal Sekali dalam Seminggu

Dengan berjalan kaki, kamu bisa menyingkirkan kebiasaan menyendiri di dalam kamar sambil bermain HP. Bermain HP terlalu lama apalagi untuk scroll konten tanpa kegunaan tertentu bisa merusak kesehatan mentalmu. Sembuhkanlah dengan berjalan kaki di sekitar rumahmu minimal sekali seminggu.

Kamu jadi bisa mengenal lingkungan sekitar dan perubahan kecil yang tidak kamu sadari sebelunya karena sibuk dengan dunia sendiri, kamu juga bisa menyapa orang-orang karena menyapa bisa menumbuhkan kebahagiaan kecil, dengan berjalan ringan kamu bisa menyingkirkan ranting atau batu di jalan, menambah kebaikan untukmu daripada overthinking di kamar sendirian.

6. Lebih Banyak Berkumpul daripada Sendirian di Kamar

Luangkan waktumu sedikit untuk berkumpul bersama keluarga, teman, organisasi/ komunitas. Ini membantumu mengurangi kecanduan dan membuatmu merasa lebih dicintai. Sendirian di kamar itu boleh, apalagi untuk menenangkan fikiran, namun jika terlalu lama juga membahayakan kesehatan mentalmu.

7. Temukan Hobi yang Menyenangkan

Hobi bisa membantu kita menggunakan waktu luang dengan sebaik-baiknya. Bedakan waktu untuk tugas kuliah/ kerjaan dengan hobi. Jangan pakai waktu sibukmu untuk mengerjakan hobi, tapi selesaikan tugasmu di waktu sibuk dan pakai waktu yang kosong untuk hobi.

Jika kamu mengatur waktu untuk tugas dan hobi dengan disiplin, kamu akan tidak punya waktu untuk scrolling media sosial apalagi mengikuti tren terkini. Kamu disibukkan oleh dunia yang kamu ciptakan sendiri daripada dunia orang lain.

Itu lah beberapa tips ringan yang bisa kamu terapkan tanpa merasa terlalu terbebani. Karena kecanduan media sosial bisa dihentikan jika kamu memang ingin berhenti dari itu.

Jika kamu merasa sulit lepas dari media sosial, maka manfaatkan media sosial itu untuk meraup penghasilan bukan untuk melihat kebahagiaan orang lain lalu menjadi iri. Kamu punya duniamu sendiri dan hidupmu dimulai dari kebiasaan kecil yang kamu lakukan di hari ini.

Penulis: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses