Mudik adalah salah satu tradisi yang dilakukan banyak orang khususnya saat hari raya idul fitri tiba. Tahun 2022 menjadi tahun ketiga lebaran setelah adanya situasi pandemi akibat adanya Virus covid-19.
Namun, lebaran tahun ini menjadi lebih berkesan dan membawa kabar bahagia tersendiri bagi kebanyakan orang, dimana tahun ini pemerintah telah memperlancar kegiatan mobilitas salah satunya memperbolehkan mudik lebaran.
Mudik lebaran tahun ini diprediksi akan mengalami kenaikan secara signifikan. Jika diingat, selama dua tahun terakhir pemerintah sangat memperketat aturan aktivitas masyarakat terlebih ketika lebaran idul fitri.
Pemerintah melakukan banyak penyekatan jalan raya, persyaratan mudik yang sulit, bahkan cuti lebaran yang hanya berlaku selama satu hari.
Baca juga: Larangan Mudik Menjadi Perdebatan
Hal tersebut membuat semua kalangan masyarakat mengurungkan niatnya untuk melakukan tradisi mudik atau biasa disebut pulang kampung.
Kebijakan baru pemerintah pada lebaran tahun 2022 ini, dimana telah memperbolehkan mudik diharapkan juga bisa menjadi salah satu cara pemulihan perekonomian nasional.
Dengan diizinkannya mudik, secara otomatis daya beli masyarakat juga akan ikut meningkat, mengenai kebutuhan makanan maupun pakaian.
Bagi mereka yang penghasilannya telah kembali membaik mungkin akan membagikan sebagian rezeki mereka melalui bingkisan-bingkisan makanan. Oleh karena itu, secara otomatis daya beli terhadap makanan ringan dan sejenisnya.
Selain tradisi mudik lebaran, masyarakat juga terbiasa dengan adanya baju baru di hari raya, hal ini juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat mengenai pakaian.
Baca juga: Alasan Mudik Menjadi Polemik
Meningkatnya daya beli pakaian akan berdampak baik juga terhadap pengusaha maupun penjual pakaian.
Dampak lain dirasakan juga oleh para sopir kendaraan umum maupun pemilik perusahaan jasa tersebut. Bagi pemudik antar kota maupun antar pulau yang jarak tempuhnya jauh mereka akan cenderung menggunakan jasa angkutan umum.
“Saya memilih mudik menggunakan jasa angkutan umum karena lebih terjangkau dibanding dengan harus mengendarai kendaraan pribadi, belum lagi risiko kelelahan yang lebih tinggi”, ujar Anton.
Kemudian, dari hal itu diharapkan juga dapat membantu memulihkan pendapatan para perusahaan angkutan umum maupun sopir angkutan tersebut.
Selama adanya pandemi covid-19 banyak para sopir yang mengeluh karena sepinya peminat pengguna jasa angkutan umum tersebut.
Baca juga: Stop Mudik, Sayangi Keluarga di Kampung
Dua tahun terakhir kemarin banyak orang yang ketakutan ketika akan menggunakan jasa angkutan umum, hal tersebut disebabkan karena maraknya penyebaran covid-19 yang semakin meluas.
Namun, saat ini kondisi tersebut telah berangsur-angsur pulih kembali meskipun sampai saat ini banyaknya penumpang belum kembali normal seperti saat sebelum adanya pandemi.
Terlebih dengan diperbolehkannya mudik dan ditiadakannya PSBB pada lebaran tahun ini akan membawa harapan dan dampak baik kepada pemulihan perekonomian nasional.
Penulis: Arsy Sukesi
Mahasiswa Universitas Negeri Malang