Gangguan muskuloskeletal dapat mengancam kualitas hidup dengan potensi untuk membatasi aktivitas sehari-hari terutama di saat pandemi COVID-19.
Gangguan ini dapat terjadi apabila melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan masalah pada fisik salah satunya adalah duduk terlalu lama di depan komputer terlalu lama tanpa melakukan peregangan.
Nyeri leher merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling umum. Sama seperti nyeri punggung bawah, nyeri leher bersifat episodik.
Nyeri leher didefinisikan sebagai nyeri pada leher dengan atau tanpa nyeri yang menjalar ke salah satu atau kedua lengan yang berlangsung minimal 1 hari.
Baca juga: Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Fungsional Bahu Kiri akibat Frozen Shoulder
Apabila nyeri leher berlangsung selama 12 minggu atau lebih dapat dikatakan sebagai nyeri leher kronik. Nyeri leher dapat terjadi di segala usia, namun lebih sering terjadi di usia dewasa. Selain itu, nyeri leher lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Penyebab paling umum nyeri leher adalah perubahan degeneratif dalam tulang belakang leher, bahkan terjadi pada 90% kasus. Pada usia produktif, nyeri leher juga dapat disebabkan oleh postur tubuh yang buruk dan aktivitas olahraga atau pekerjaan. Nyeri leher juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti :
- Cedera atau trauma pada leher, seperti fraktur, memar, distorsi dan robekan ligament
- Tidur dalam posisi yang salah
- Gerakan berulang yang menyebabkan otot leher menjadi tegang sehingga menyebabkan kaku dan nyeri
- Tekanan mental
Seringkali nyeri leher terletak di satu tempat dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Gejala umum yang dapat dirasakan pada penderita nyeri leher yaitu:
- Nyeri dan kesulitan menggerakkan leher, terutama saat mencoba memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain
- Rasa sakit yang terlokalisasi di satu tempat dan dapat terasa seperti ditusuk atau menyengat
- Rasa nyeri menyebar sepanjang saraf dari leher ke bahu, kedua lengan atau punggung
- Dapat terasa pusing pada kepala.
Jika gejala nyeri leher berlanjut, dapat mengakibatkan sulit untuk tidur. Nyeri leher juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari lainnya, seperti berpakaian, pergi bekerja, atau aktivitas apa pun yang melibatkan memutar kepala, seperti mengemudi. Terkadang nyeri leher disebabkan oleh beberapa kondisi medis serius seperti spinal cord compression, kanker, meningitis, atau sejumlah infeksi yang menyerang leher. Nyeri leher diperlukan tindakan medis jika disertai gejala lain, seperti :
- Nyeri yang parah menjalar pada lengan atau kaki (nyeri myelopathic)
- Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada lengan
- Masalah keseimbangan atau koordinasi
- Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
- Penurunan berat badan
- Demam atau kedinginan
- Sakit kepala parah dengan leher kaku
Ketika nyeri leher tidak membaik setelah beberapa hari atau minggu, beberapa perawatan medis diperlukan untuk meringankan gejala. Dengan mendapatkan diagnosis medis yang akurat untuk penyebab nyeri leher dapat membantu membuat rencana perawatan yang lebih efektif. Pada tahap awal, pemerikaan yang dapat dilakukan berupa :
Riwayat medis
Dokter akan menanyakan gejala yang terjadi saat itu, pekerjaan pasien, dan gaya hidup. Selain itu banyak pertanyaan lain yang dapat ditinjau, seperti postur, kebiasaan tidur, dan cedera baru atau lama.
Observasi
Periksa postur, terutama leher dan bahu, dan periksa leher untuk setiap lesi atau kelainan.
Palpasi
Rasakan di sepanjang jaringan lunak leher untuk tanda-tanda spasme otot, atau nyeri tekan.
Tes Range of Motion
Periksa untuk melihat bagaimana leher bergerak ke samping, ke atas dan ke bawah, dan berputar dibandingkan dengan apa yang dianggap normal. Jika leher memiliki rentang gerak penuh, dokter akan mencatat apakah itu dicapai dengan mudah atau jika gerakan tertentu menyebabkan rasa sakit atau tidak.
Refleks
Lakukan tes sederhana dengan palu karet untuk memeriksa refleks pada bisep, trisep, dan lengan bawah, yang dapat menunjukkan apakah saraf di leher mengirimkan sinyal sebagaimana dimaksud.
Kekuatan otot
Uji otot di bahu, lengan, atau tangan untuk mengetahui tanda-tanda kelemahan.
Sensasi
Periksa sensasi yang tidak biasa, seperti kesemutan yang masuk ke bahu, lengan, atau jari.
Selain itu, dokter juga dapat menjalankan tes pemindaian. Berbagai teknologi pemindaian tersedia untuk memberikan pandangan yang lebih baik tentang apa yang mungkin menyebabkan nyeri leher. Beberapa tes pemindaian yang dapat dilakukan, antara lain X-Ray, CT-Scan, dan/atau MRI.
Sebagian besar nyeri leher dapat diobati dengan metode konservatif, seperti perawatan diri di rumah atau dengan bimbingan dari profesional medis.
Jika nyeri leher tidak melemahkan otot dan bukan disebabkan oleh trauma, nyeri biasanya dapat diobati dengan perawatan diri dengan beristirahat sementara dari aktivitas berat dan gerakan yang memperburuk rasa sakit serta mengaplikasikan es selama 15- 20 menit pada leher dapat dilakukan apabila terjadi pembengkakan.
Baca juga: Pentingnya Fisioterapis dalam Kondisi Pasien di Kesehatan Seluruh Dunia
Selain itu juga melakukan peregangan lembut pada leher untuk mengurangi rasa kaku, jika gerakan peregangan memperburuk rasa sakit, hentikan dan coba gerakan lain. Penanganan nyeri leher lainnya antara lain :
1. Fisioterapi
Banyak rencana perawatan untuk nyeri leher termasuk beberapa bentuk terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas leher. Struktur dan durasi program terapi fisik dapat bervariasi tergantung pada diagnosis. Penanganganan fisioterapi yang dapat dilakukan, yaitu TENS dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, Ultrasound dapat diterapkan untuk trigger point di atas otot trapezius, latihan rhythmic stabilization, latihan metode Mc. Kenzie (retraksi leher, head drop, side bend, rotaties, flexion, dan shoulder blade pull)
2. Obat-Obatan
Obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC), seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau asetaminofen, biasanya dicoba terlebih dahulu untuk nyeri leher. Jika nyeri leher berlanjut, dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat.
3. Alternatif lain untuk perawatan nyeri leher
Perawatan alternatif atau komplementer cenderung memiliki dukungan ilmiah yang kurang kuat, tetapi banyak orang telah melaporkan manfaat dari mereka ketika mengobati sakit leher. Perawatan tersebut antara lain terapi massage, manipulasi manual (kiropraktor, osteopath, atau professional medis lainnya), akupunktur, meditasi, kinesio tapping.
Nyeri leher dapat dicegah dengan membiasakan postur yang baik pada kepala dan leher. Selain itu, lakukan peregangan jika leher dalam posisi diam yang cukup lama. Berikut adalah beberapa cara guna mencegah nyeri leher :
- Menjaga postur tubuh dengan baik saat berdiri atau duduk
- Rutin melakukan peregangan atau stretching saat bekerja di depan komputer atau duduk diam terlalu lama saat perjalanan jauh
- Atur layar monitor setinggi mata agar tidak perlu memiringkan kepala terlalu jauh ke atas atau ke bawah
- Kurangi penggunaan ponsel karena dengan melihat ke bawah ke ponsel dapat memberi tekanan ekstra pada leher dari waktu ke waktu.
- Tetap terhidrasi
- Hindari membawa beban berat pada satu tempat, karena dapat membuat leher menjadi tegang atau kaku
- Jaga tulang belakang tetap sejajar dengan menggunakan bantal yang tidak terlalu tinggi atau terlalu keras
- Hindari tidur tengkurap, karena dapat memberi tekanan besar pada tulang leher
Amelia Dian Shafira Rizky
Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan