Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.
Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu bentuk pengabdian diri sebagai mahasiswa kepada masyarakat, membantu memberikan gagasan-gagasan, ide-ide, dan kreativitasnya untuk desa dan masyarakat yang lebih baik.
Pelaksanaan KKN Semester Genap 2021/2022 ini diusung dengan topik Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa dan MBKM. KKN Tematik UPI tahun ini diikuti oleh mahasiswa sebanyak 7.089, dengan rincian mahasiswa di Kampus UPI Bumi Siliwangi sejumlah 3.294 dan UPI Kampus Daerah sejumlah 1.795 mahasiswa.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UPI Kampus Purwakarta Gelar Partisipasi dalam Tiga Meja Layanan Posyandu Lansia
Dari keseluruhan mahasiswa, telah dibagi beberapa kelompok sebanyak 5.607 mahasiswa KKN Reguler, 1.475 mahasiswa KKN Rekognisi, dan 7 mahasiswa KKN Kebangsaan, dengan jumlah kelompok sebanyak 241 kelompok, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sebanyak 241 DPL.
Sustainable Development Goals (SDG’s) Desa adalah suatu program pembangunan berkelanjutan, program ini memodifikasi konsep SDG’s global yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 25 September 2015.
SDG’s global memiliki 17 poin utama dalam menciptakan skema kehidupan berkelanjutan, akan tetapi SDG’s Desa memiliki 18 pokok program yang merujuk pada kearifan lokal.
Munculnya dasar pemikiran 18 program SDG’s Desa ini merujuk pada Perpres Nomor 59 Tahun 2019, yaitu; menghargai keberadaan bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam agama, budaya, bahasa, adat istiadat, serta menampung kearifan lokal masyarakat dan kelembagaan desa yang produktif agar bertahan, bahkan berkembang.
Fokus kajian ini adalah sektor air bersih dan sanitasi sebagaimana menjadi tujuan ke-6 dalam SDG’s, khususnya pada poin 6.2 (sanitasi dan kebersihan yang memadai, merata bagi semua, menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka), dan poin 6.3 (kualitas air dengan mengurangi polusi dan air limbah).
Baca Juga: Optimalisasi Peran Mahasiswa KKN UPI melalui Program Kampus Mengajar di SD Negeri 03 Karang Endah
Berdasarkan hal tersebut, maka indikator yang dikaji dalam tulisan ini terdiri dari air bersih (yang meliputi air bersih untuk keperluan sehari-hari dan air minum untuk keperluan konsumsi rumah tangga) dan sanitasi (yang terdiri dari pengelolaan limbah yang bersumber dari rumah tangga, air bersih, air minum, fasilitas limbah rumah tangga, dan perilaku BABS).
Air minum dan sanitasi layak merupakan Hak Asasi Manusia, oleh karena itu pada hari Sabtu (23/07/2022), salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta, melakukan koordinasi terkait pendataan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan bidan desa Ibu Neneng A.R., Amd.Keb. dan dibantu oleh Ibu Danti salah satu masyarakat untuk mengarahkan bagian lokasi per-RT.
Pendataan ini dimulai dari RT 03 rumah bapak Wahidin hingga RT terakhir, kami mendata setiap rumah yang merupakan bagian warga desa Cilimusari. Pendataan dilakukan dengan teknik mendatangi rumah kemudian mewawancarai secara fleksible terkait kepemilikan mengenai MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan pengelolaan sampah maupun limbah air rumah tangga setiap harinya.
Pendataan sanitasi dilakukan untuk mengetahui kendala dan kebiasaan masyarakat terhadap pengelolaan air dan sampah setiap harinya, hal ini dilakukan karena rentannya anak usia dini hingga orang dewasa mengalami penyakit menular seperti; demam, flu, batuk, dan muntaber.
Oleh karena itu pendataan sanitasi penting untuk peningkatan kesehatan masyarakat, dan sebagai upaya mengikis angka stunting pada anak di Indonesia.
“Pendataan sanitasi dilakukan untuk tujuan promotif dan preventif, promotif adalah promisi, atau istilahnya mengedukasi masyarakat agar berhenti melakukan kebiasaan buruk, dan kita semua beralih melakukan pembaruan terhadap kebiasaan kearah yang lebih baik, kemudian untuk tujuan preventif adalah sebagai upaya pencegahan penyakit dari akibat tercemarnya lingkungan, baik itu dari segi air, tanah, sampah-sampah, dan manajeman sampah rumah tangga lainnya, tidak hanya itu pendataan dilakukan untuk pengolahan data bantuan sosial, seperti bedah rumah, pembangunan MCK dan bantuan sosial lainnya untuk masyarakat yang benar-benar tidak mampu,” ujar Ibu Neneng A.R., Amd.Keb. selaku Bidan Desa Cilimusari.
Berdasarkan survei dan pendataan di desa Cilimusari dapat dikatakan memprihatinkan, sebagian besar masyarakat melakukan pembuangan sampah di lahan terbuka, sehingga sampah terlihat berserakan di mana-mana.
Hal ini terjadi karena belum tersedianya atau fasilitas bank sampah untuk menampung dan sebagian masyarakat belum memahami perbedaan jenis sampah dan dampak yang terjadi, sehingga hal ini perlu untuk menjadi pusat perhatian pemerintah untuk setiap kendala yang dialami oleh masyarakat Cilimusari dalam akses sanitasi layak, hal ini perlu ditindak lebih lanjut demi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Pengelolaan Sampah sebagai Upaya Perlindungan Lingkungan Sekitar Pulau Senggarang
Tidak hanya tentang sampah, kendala yang dialami masyarakat cukup banyak, yaitu akses terhadap MCK (Mandi, Cuci, Kakus) sebagian warga masih ada yang belum memiliki tempat pemandian atau MCK, sehingga kegiatan tersebut dilakukan ditempat terbuka yaitu di tempat pemandian umum, untuk akses pembuangan kotoran/ tinja dilakukan pembuangan ke sungai, dan air limbah rumah tangga pun cukup mencemari kualitas tanah dan lingkungan.
Sehingga rentan sekali masyarakat mulai dari anak usia dini hingga dewasa mengalami berbagai penyakit menular, seperti demam, flu, batuk, dan muntaber.
Dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik yang diusung dengan tema SDG’s Desa ini diharapkan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dapat memiliki kepekaan dan perubahan terhadap permasalahan yang ada, walaupun tidak sepenuhnya memberikan perubahan dengan adanya hasil atau pembangunan prasarana untuk masyarakat, setidaknya gagasan-gagasan atau ide-ide dengan cara sosialisasi, edukasi, pendampingan, dan pendataan akan akses sanitasi dapat dikenalkan kepada masyarakat.
Pentingnya pengenalan sanitasi sejak dini untuk menghindari penyakit menular di pedesaan, maka salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia melakukan kegiatan sosialisasi, edukasi, dan pendampingan di salah satu lembaga pendidikan swasta yakni di PAUD.
Untuk sasaran masyarakat umum dilakukannya pendataan tentang akses air minum dan sanitasi layak bersama bidan desa.
Sosialisasi, edukasi, dan pendampingan yang dilakukan di antaranya: kegiatan kerja bakti di lingkungan PAUD, mengenalkan tata cara cuci tangan tujuh langkah yang dikemas dengan kegiatan senam, mensosialisasikan perbedaan sampah organik dan non-organik, dan pembelajaran akan kebersihan diri lainnya.
Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat, baik anak usia dini hingga orang dewasa dapat melakukan kebiasaan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Aina Kartika Rahayu
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta
DPL KKN: Nadia Tiara Antik Sari, M.Pd.
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi