Penggunaan Media Gambar pada Pelajaran IPA di Kelas III Sekolah Dasar

Media Gambar pada Pelajaran IPA
Sumber: id.pinterest.com

Abstrak

Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah media gambar. Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran diharapkan siswa akan termotivasi, bergairah, berminat, dan dapat meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media gambar pada pelajaran IPA di kelas III SDN 02 Gendowang. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan dengan subjek penelitian yaitu guru kelas III.

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan 3 cara; yang pertama dengan melakukan observasi untuk mendeskripsikan penggunaan media gambar pada pelajaran IPA, yang kedua melakukan wawancara dan yang ketiga yaitu dokumentasi dari observasi yang telah dilakukan selama kegiatan pelajaran IPA berlangsung.

Bacaan Lainnya

Hasil penelitian Penggunaan gambar sebagai media pembelajaran memiliki kendala dalam penggunaannya. Kendala yang dihadapi antara lain sulit di dalam mencari gambar, ukuran gambar harus besar agar dapat dilihat oleh semua siswa dan gambar harus memiliki warna yang menarik.

Selain itu, media gambar juga memiliki kelebihan. Kelebihan dari penggunaan media gambar dalam pelajaran IPA antara lain yaitu sifatnya konkret/dapat dilihat langsung, dapat memperjelas materi, harganya ekonomis dan lebih menarik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru dalam proses pelajaran IPA materi perubahan pada makhluk hidup di sekolah dasar dapat memfasilitasi siswa agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep materi pelajaran yang diberikan.

Kata Kunci: Penggunaan Media Gambar

Baca Juga: Peningkatan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match pada Kelas 4 SD

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran strategis untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik anak. Upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran strategis inilah yang kemudian mengarahkan pendidikan pada fungsinya dalam mengembangkan kemampuan peserta didik, sehingga membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Terkait dengan hal tersebut, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik, maka pimpinan sekolah dan guru harus mengenal betul perkembangan fisik dan mental serta intelektual anak didiknya.

Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan, akan tetapi ditentukan oleh mutu tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang dimaksud adalah tenaga pengajar yang mampu memberikan pembelajaran kepada siswa sehingga lebih mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa faktor pendukung, antara lain; lingkungan yang mendukung dalam penyajian materi kepada siswa.

Guru atau tenaga pengajar dalam menyajikan materi tidak hanya fokus pada materi pelajaran saja, melainkan membantu siswa untuk berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dalam mendapatkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan serta sikap yang menuju kepada perubahan tingkah laku baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Faktor yang turut mempengaruhi berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan yaitu menciptakan adanya sistem lingkungan (setting) belajar yang lebih kondusif dalam proses pembelajaran. Sistem lingkungan belajar ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling mempengaruhi. Komponen tersebut adalah sumber daya manusia, yaitu guru dan siswa, serta lingkungan belajar serta perangkat pendukung yang akan dijadikan media pembelajaran.

Baca Juga: Mengembangkan Kreativitas Siswa melalui Pembelajaran IPA yang Menyenangkan di Sekolah Dasar

Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan media dalam proses pembelajaran sangat menguntungkan dalam penyampaian kepada siswa.

Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah media gambar. Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran diharapkan siswa akan termotivasi, bergairah, berminat, dan dapat meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan. Media gambar dalam pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memperjelas suatu masalah.

Media pembelajaran dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran yang diberikan salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bagi siswa sekolah dasar, belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari berkaitan dengan pengalaman hidupnya dan mereka memandang suatu objek yang ada secara utuh.

Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan berfikir dan lebih memberikan ruang kepada siswa untuk mengalami, mencoba, merasakan serta menemukan sendiri apa yang dipelajari tentang IPA.

Baca Juga: Pentingnya Pembelajaran IPA untuk Mengembangkan Pengetahuan Sains di Kehidupan Sehari-hari

Kajian Pustaka

Konsep Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana yang digunakan atau disediakan oleh guru yang memegang peranan dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu komponen penting dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu tinggi.

Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002:24):

  • Membantu memudahkan belajar bagi siswa.
  • Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi lebih konkrit).
  • Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan).
  • Melatih setiap indera siswa.
  • Lebih menarik perhatian dan minat murid.

Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Asyhar (2012:93) Manfaat media pembelajaran dikaitkan sangat erat dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang diharapkan.

Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, memfasilitasi proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, sesama peserta didik, dan peserta didik dengan ahli bidang ilmu yang relevan dimana saja, serta memperkaya pengalaman belajar.

Baca Juga: Meningkatkan Minat Belajar IPA di Sekolah Dasar dengan Pemanfaatan Media Canva

Media Gambar

Pengertian Media Gambar

Menurut Sadiman, dkk (2014:29), media gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

Media gambar adalah “suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa” media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalh sehingga hubungan antar komponen dalam masalah dapat dilihat dengan lebih jelas.

Jenis-jenis Media Gambar

Banyak jenis media grafis, namun peneliti mengambil satu dari beberapa diantaranya yaitu media gambar atau foto, berikut penjelasannya dibawah ini:

Diantara media pembelajaran, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata (Sadiman,2005:29).

Kriteria Pemilihan Media Gambar

Menurut Sadiman,dkk (2011:31), ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh media gambar, yaitu:

Autentik

Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya, membicarakan atau menyampaikan sesuatu kejadian sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku tiga buah, samakan lah sesuai banyak benda yang ditemukan.

Sederhana

Komposisinya hendak cukup jelasenunjukan poin-poin pokok dalam gambar,jangan sampai berlebihan sehingga dapat membuat kesulitan siswa untuk memahaminya.

Ukuran Relatif
  • Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya, hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang dikenal siswa sehingga dapat membantu membayangkan gambar dan isinya.
  • Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, gambar yang baik menunjukan objek dalam keadaan memperlihatkan aktivitas tertentu sesuai dengan tema pembelajaran.
  • Gambar yang tersedia perlu digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Langkah Penggunaan Media Gambar

Menurut Kosasih (2007:34), Langkah-langkah penggunaan media gambar yaitu:

  1. Guru menggunakan media gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan.
  2. Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas.
  3. Guru menerangkan pelajaran menggunakan gambar.
  4. Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu.
  5. Guru memberikan tugas kepada siswa.

Baca Juga: Belajar IPA dengan Metode Diskusi: Penggunaan Metode Diskusi pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 04 Majalangu 

Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan, jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Sagala (2010:61), Pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas belajar maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Menurut Sulistyorini (2007:8), pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai dan pengalaman yang dibutuhkan.

Usman Samatowa (2006:146), pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan sandi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA sangat diperlukan untuk dipelajari.

Baca Juga: Pentingnya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agar peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:

  • Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam yang diciptakannya.
  • Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi.
  • Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
  • Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
  • Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
  • Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Mulyasa, 2010:111)

Penggunaan Media Gambar Dalam Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

Gambar dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian.Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran tersendiri.

Karena itu gambar dapat digunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data. Dalam menggunakan media gambar ada berbagai macam hal yang perlu kita perhatikan demi tercapainya tujuan pembelajaran serta penguasaan materi yang optimal oleh siswa.

Baca Juga: Optimalisasi Pembelajaran IPA dengan Penggunaan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir penelitian ini adalah Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik.

Gambar dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai, uraian dan tafsiran tersendiri. Karena itu dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM.

Metode Penelitian

Sumber Data dan Data

Dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (Arikunto, 2002:122). Adapun sumber data dalam hal ini adalah sebagai berikut.

Sumber Data Primer

Sumber data primer menurut Sugiyono (2013:225) adalah “sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data yang dikumpulkan atau diperoleh langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan Data primer ini disebut juga data asli atau data baru.

Sumber data primer diperoleh peneliti melalui wawancara dengan informan dan hasil observasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu guru kelas III.A SDN No.13/I Muara Bulian.

Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2013:225) adalah “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalkan lewat orang lain atau dokumen”. Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan oleh data primer.

Adapun sumber data sekunder penelitian ini adalah buku-buku, foto dan dokumen seperti silabus dan RPP guru kelas III.A SDN No.13/I Muara Bulian.

Baca Juga: Apakah Peran Guru dalam Metode Pembelajaran Montessori?

Metode Pengumpulan Data

Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka data diperoleh melalui:

Metode Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut Arikunto (2013:81) bahwa “Observasi adalah metode yang melibatkan peneliti untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki”.

Agar hasil observasi sesuai dengan apa yang diinginkan, peneliti harus membuat pedoman observasi yang berupa daftar informasi yang ingin diketahui peneliti. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan observasi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti secara langsung data pengamatan dilapangan dengan sistematis.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2014:312). Adapun pedoman observasi adalah sebagai berikut:

Metode Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara bersama beberapa siswa kelas III.A di SDN No. 13/I Muara Bulian. Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi saat ini.

Metode Dokumentasi

Dokumen, yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan.

Baca Juga: Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA N 1 Jatibarang Brebes

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi penggunaan gambar sebagai media pembelajaran memiliki kendala dalam penggunaannya. Kendala yang dihadapi antara lain sulit di dalam mencari gambar, ukuran gambar harus besar agar dapat dilihat oleh semua siswa dan gambar harus memiliki warna yang menarik.

Selain itu, media gambar juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA antara lain yaitu sifatnya konkret/dapat dilihat langsung, dapat memperjelas materi, harganya ekonomis dan lebih menarik.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran sains antara lain tidak dapat disentuh langsung, ukuran gambar yang kecil dapat mempersulit siswa di dalam mengamati gambar yang digunakan dan gambar tidak dapat bergerak sehingga tidak dapat melukiskan suatu kejadian secara menyeluruh.

Baca Juga: Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan mengenai penggunaan media gambar pada pelajaran IPA materi pertumbuhan pada makhluk hidup di kelas III.A SDN No. 13/I dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru dalam proses pelajaran dapat memfasilitasi siswa agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep materi pelajaran yang diberikan.

Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan kepada guru untuk meningkatkan kompetensinya dan kemampuan di dalam pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran IPA.

 

Penulis: Leni Agustina
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ngudi Waluyo

Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT RinekaCipta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta.

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Ibrahim dan Syaodih, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Grasindo

Moleong, Lexy. 2010.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algesindo

Sadiman, A.S, dkk. 2014. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyorini, S. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Semarang : Tiara Wacana

Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses