Menyusun Hasil Best Practice 1 Menggunakan Metode STAR
MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE) MENGGUNAKAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Lokasi Kabupaten Kuningan Jawa Barat Lingkup Pendidikan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan – kelas X TKJ – 26 siswa – Tahun Ajaran 2022-2023 Tujuan yang ingin dicapai Setelah melaksanakan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis TPACK, siswa mampu membuat kembali isi hikayat yang dilihat dari tayangan video menggunakan bahasa sendiri dengan baik. Penulis Silvia Mega Neviana, S.Pd. Tanggal 06 Januari 2023 SITUASI: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab Anda dalam praktik ini. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa untuk menuangkan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis, sehingga maksud penulis dapat diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan. Oleh karena itu, penulis akan dipengaruhi oleh isi hati, suasana hati, dan latar belakangnya ketika menulis, sehingga penting untuk menentukan genre, gaya bahasa hingga perspektif yang akan disampaikan melalui tulisan.
Menulis juga tidak hanya sekadar merangkai kata-kata. Penulis perlu paham tentang tujuan menulis sebelum akhirnya tercipta sebuah karya sastra yang indah. Selain itu, tulisan juga merupakan media komunikasi antara penulis dan pembacanya, sehingga penulis harus menentukan dahulu tujuannya menulis itu untuk memberikan wawasan luas atau hanya memberikan hiburan kepada pembacanya.
Tujuan utama yang perlu dipahami oleh penulis dalam menulis adalah memberikan informasi tentang sesuatu, baik berupa fakta, peristiwa, pendapat, pandangan, dan data kepada pembaca, sehingga pembaca bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru dari tulisan tersebut. Menulis juga bertujuan untuk membujuk para pembaca untuk bisa menentukan sikap, mendukung dan menyetujui gagasan, ide atau pendapat yang dituangkan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis harus bisa meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa persuasif. Bahkan, tulisan juga dapat membantu mengasah dan menambah tingkat kecerdasan seseorang, serta dapat menghibur pembacanya melalui karya tulis yang sudah dibuat.
Namun, menulis bukanlah perkara mudah. Misalnya saja, ketika sedang stres atau banyak pikiran seringkali menghambat seseorang untuk menulis, dan pada akhirnya kondisi seperti ini membuat seseorang jadi tidak fokus menulis. Hal ini wajar, sebab saat menulis seseorang harus memusatkan sebuah tujuan utama yang akan dituangkan ke dalam sebuah catatan.
Kesulitan menulis ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya yaitu minat siswa dalam menulis teks masih rendah, siswa masih kebingungan menentukan tema dan ide cerita, siswa sulit mengembangkan kalimatnya, media pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai, dan kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru. Hambatan-hambatan tersebut dapat membuat seseorang kurang percaya diri, bahkan dapat membuat seseorang merasa tidak mampu dalam menulis. Kesulitan menulis inilah yang juga dialami oleh siswa kelas X TKJ di satuan pendidikan SMK Muhammadiyah 2 Kuningan, khususnya pada materi teks hikayat dengan kompetensi dasar: Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca. Permasalahan ini diketahui melalui hasil pengamatan sebelumnya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa dari 26 siswa, hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 16 siswa lainnya tidak, yaitu dengan nilai rata-rata kelas 67. Hasil ini tentu masih di bawah ketentuan ketuntasan minimal yang telahditentukan, yaitu 75.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kesulitan yang dialami siswa kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Kuningan ini terjadi disebabkan beberapa hal berikut:
1. Siswa kurang percaya diri karena merasa tidak mampu menulis secara sistematis.
2. Siswa mudah bosan untuk belajar menulis.
3. Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan monoton.
4. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan masih kurang tepat.
Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat, sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara yang sudah dilaksanakan, penulis yang berperan sebagai guru ingin mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran teks hikayat dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik berbasis TPACK. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik (best practice) ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru lainnya untuk menginovasi pembelajarannya dalam kompetesi yang sama, yaitu membuat kembali isi hikayat yang telah dibaca atau didegar.TANTANGAN: Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat? Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik berbasis TPACK memiliki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik berbasis TPACK dalam aksi ini adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, masalah, konsep, media, dan persiapan lainnya.
2. Sulitnya mencari permasalahan relevan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Guru melakukan beberapa persiapan, di antaranya yaitu menggunakan fasilitas printer sekolah untuk mencetak Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), meminjam projector untuk mendukung media PPT dan video pembelajaran yang disiapkan, dan memberi arahan kepada siswa untuk mempersiapkan diri melalui pembelajaran sebelumnya, sebelum pelaksanaan aksi berikutnya.
2. Guru melakukan test diagnostik non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa. Test diagnostik ini dilaksanakan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi.
3. Kegiatan membuat kembali isi hikayat dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih menghemat waktu dan selain itu memberi kesempatan juga kepada semua siswa secara menyeluruh dalam hal praktik menulis kembali isi hikayat.AKSI: Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut? Strategi apa yang digunakan? Bagaimana prosesnya? Siapa saja yang terlibat? Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini? Langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan santifik berbasis TPACK dengan langkah kegiatan sebagai berikut:
(Orientasi siswa pada masalah)
(Mengamati)
1. Siswa menyaksikan video yang berjudul “Hikayat Si Miskin”. (Literasi Digital)
(Menanya)
2. Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait isi “Hikayat Si Miskin” yang telah mereka tonton dengan pertanyaan sebagai berikut:
(critical thinking/abad 21) (demokrasi, cermat/ppk)
– Menceritakan tentang apa “Hikayat Si Miskin” itu?
– Apa amanat yang terkandung dalam “Hikayat Si Miskin” yang telah kalian tonton?
3. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk memberikan tanggapan ataupun bertanya. Kemudian, guru memberikan klarifikasi mengenai jawaban siswa tersebut. (collaboration;4c)
(Mengorganisasikan siswa untuk belajar)
4. Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya yang telah dibagi menggunakan aplikasi picker wheel https://pickerwheel.com/. (collaboration;4c)
5. Setiap kelompok diberikan penjelasan oleh guru terkait tugas yang akan dilakukan, yaitu membuat kembali isi hikayat dari video yang telah ditonton dengan menggunakan bahasa sendiri.
6. Setiap kelompok dibagikan rangkaian LKPD oleh guru sebagai panduan pengerjaan diskusi kelompok untuk membuat kembali isi dari video “Hikayat Si Miskin”. (problem solving; abad 21)
7. Setiap kelompok berdiskusi dan menyusun langkah-langkah untuk membuat kembali isi hikayat dari video “Hikayat Si Miskin” yang telah ditonton dengan menggunakan bahasa sendiri sesuai dengan petunjuk yang ada di LKPD. (Membimbing penyelidikan kelompok)
8. Siswa dibimbing guru untuk teknis pengisian LKPD yang sudah diberikan.
9. Siswa diingatkan guru, jika mengalami kesulitan silakan langsung bertanya.
10. Siswa selalu diingatkan guru terkait batas waktu pengerjaan diskusi menggunakan aplikasi Countdown Timer https://www.timeanddate.com/countdown/create.
(Mengembangkan dan menyajikan hasil karya) (Mengomunikasikan/menyajikan)
11. Setiap kelompok dipantau guru dalam menyusun laporan hasil diskusi dan memberi bantuan bila diperlukan. (collaboration;4c)
12. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil nomor urut presentasi yang sudah disiapkan oleh guru.
13. Setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sesuai dengan nomor urut yang telah didapatkan. (berani dan bertanggung jawab)
14. Kelompok lain memberikan komentar dan masukan terhadap penampilan kelompok yang tampil di depan secara langsung. (communication, critical thinking;4c) (jujur, cermat, bertanggung jawab) (Mengevaluasi proses pemecahan masalah)
15. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi siswa yang kurang tepat. (collaboration, critical thinking; 4c)
16. Siswa diberikan penguatan oleh guru terhadap hasil diskusi dalam membuat kembali isi “Hikayat Si Miskin” yang telah ditonton dengan menggunakan bahasa sendiri.
17. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil diskusi kelompok (LKPD).REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK: Bagaimana dampak dari aksi dan langkah- langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan? Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? Model pembelajaran Problem Based Learning membuat siswa dapat menstimulasi untuk berpikir kritis, termotivasi, dan melatih keaktifan siswa. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan siswa yang meningkat dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning dengan dibantu media pembelajaran proyektor ini dapat membantu guru untuk memudahkan dalam menyampaikan materi sehingga tidak monoton.
Dampak pendekatan saintifik berbasis TPACK dengan menampilkan tayangan video membuat siswa antusias dan aktif dalam belajar, serta dapat dikatakan efektif dalam proses pembelajarannya. Dalam hal ini, siswa secara berkelompok membuat kembali isi hikayat dari video yang telah ditonton dengan menggunakan bahasa sendiri, kemudian setiap kelompok secara bergantian mempresentasikannya di depan kelas, sementara kelompok lainnya memberikan komentar atau tanggapan terhadap kelompok yang sedang tampil di depan. Setelah itu, di akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian praktik menulis siswa yang menunjukkan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 85 dengan nilai tertinggi siswa adalah 95 dan nilai terendah siswa adalah 75. Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan siswa dalam menulis pada pembelajaran hikayat dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik berbasis TPACK dapat disimpulkan berhasil karena nilaiyang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM). (data terlampir)
Melihat beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan guru tepat dan sesuai dengan kondisi atau kebutuhan siswa.
ASPEK PENILAIAN MEMBUAT KEMBALI ISI HIKAYAT PADA KELAS X TKJ TP. 2022-2023
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Nilai Total Kesesuaian isi Keutuhan cerita Penyajian alur cerita Penggunaan bahasa 1 AIDAH 25 15 25 15 80 2 ALDO MULLADI 25 20 20 20 85 3 ALWI FAHRUL ROJI 20 15 20 20 75 4 ANISA NURHAPSAH 25 20 25 15 85 5 ARIF RAHMAN 20 20 25 15 80 6 ENCEP VIKRI ROMADONA 25 25 20 20 90 7 FAUZY FADILAH 25 20 15 15 75 8 FERDIKA NOVIANDI 20 20 20 20 80 9 FIKA SILVIANI 25 25 25 20 95 10 IKMAL ABDURROHMAN 20 20 25 20 85 11 IRSYAD HANAFI 25 20 25 15 85 12 MEILFIN HERDIYANTO 25 25 20 20 90 13 MILDAH ROSTIANI 25 25 25 20 95 14 MUHAMAD RAFLY A 20 20 20 15 75 15 MUHAMAD YUSUP 25 25 20 20 90 16 MUHAMMAD HILDAN 20 20 25 15 80 17 MUHAMMAD HILMI YAHYA 20 20 20 20 80 18 MUHAMMAD IRSYAD K.R 25 25 25 15 90 19 NURHIDAYAT 25 20 15 20 80 20 OLA RASYAPUTRI 25 25 25 20 95 21 RENDIKA PRATAMA 25 20 25 15 85 22 RIFKI MAULANA 20 20 20 20 80 23 RIRIN DWI ARYANTI 25 25 20 15 85 24 SEPTIANA NUGRAHA 25 25 15 15 80 25 SINTIA SUCI LESTARI 25 25 25 20 95 26 VIDIYANA FIRMANSYAH 25 20 25 15 85 NILAI RATA-RATA 85 NILAI TERTINGGI 95 NILAI TERENDAH 75
LAMPIRAN PRESENTASE NILAI SISWA KELAS X TKJ
1. Presentase Nilai Siswa dalam Membuat Kembali Isi Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Sendiri
2. Nilai Rata-Rata, Tertinggi, dan Terendah Siswa dalam Membuat Kembali Isi Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Sendiri
LAMPIRAN LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 50 Menit
Kompetensi Dasar
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
Indikator
4.7.1 Membuat kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa mampu membuat kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca menggunakan bahasa sendiri dengan baik.
Langkah-langkah kegiatan:
- Amati video berjudul “Hikayat Si Miskin” yang telah ditonton dan dibagikan sebelumnya melalui grup WA! https://youtu.be/2-Nk18fl5Us
- Buatlah kembali isi cerita “Hikayat Si Miskin” pada kolom yang sudah disediakan di bawah ini dengan menggunakan bahasa sendiri!
- Kerjakanlah tugas ini secara berkelompok!
- Perhatikan waktu pengerjaan yang sudah ditentukan
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal Lingkup Materi Ranah dan Level Penilaian Teknik Penilaian Jenis Penilaian Bentuk Penilaian 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca. 4.7.1 Membuat kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca dengan mengguna kan bahasa sendiri. Disajikan sebuah video berjudul “Hikayat Si Miskin”, siswa dapat membuat kembali isi dari teks hikayat yang telah ditonton dengan menggunakan bahasa sendiri. Hikayat C6 Tes Tulis Uraian
RUBRIK PENSKORAN
No Butir Soal Aspek Penilaian Deskripsi Penilaian Skor Skor Siswa Skor Maksimal 1 Amatilah video Kesesuaian isi dengan cerita hikayat Isi dengan alur cerita hikayat 25 berjudul sangat sesuai. “Hikayat Si Isi dengan alur cerita hikayat 15 Miskin”, kemudian tulis cukup sesuai. 25 Isi dengan alur cerita hikayat 10 kembali isi kurang sesuai. hikayat Isi dengan alur cerita hikayat 5 tersebut tidak sesuai. menggunakan Cerita hikayat sangat utuh 25 bahasa sendiri! Keutuhan cerita (unsur 25 Cerita hikayat cukup utuh 15 Cerita hikayat kurang utuh 10 intrinsik) Cerita hikayat tidak utuh 5 Penyajian alur cerita hikayat 25 sangat sistematis. Penyajian alur Penyajian alur cerita hikayat 15 cerita/sistemat ika penulisan cukup sistematis. 25 Penyajian alur cerita hikayat 10 cerita kurang sistematis. Penyajian alur cerita hikayat tidak 5 sistematis. Penggunaan bahasa (EYD, diksi) 25 sangat tepat. Penggunaan bahasa (EYD, diksi) Penggunaan bahasa (EYD, diksi) cukup tepat. 15 25 Penggunaan bahasa (EYD, diksi) kurang tepat. 10 Penggunaan bahasa (EYD, diksi) 5 tidak tepat. Skor Maksimal 100
Kriteria:
Aspek yang dinilai dengan kriteria:
1. 88 – 100 = Sangat Baik 2. 75 – 87 = Baik
3. 62 – 74 = Cukup
4. 0 – 61 = Kurang
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ……. Jumlah skor maksimal (100)
Penulis: Silvia Mega Neviana, S.Pd.
NUPTK : 3752770671230162
NIM : 2001220191
Unit Kerja : SMK Muhammadiyah 2 Kuningan
Bidang Studi : Bahasa Indonesia