Peran Ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Karakter Anak dengan Menerapkan Ajaran Tripusat Pendidikan

Pendidikan Karakter Anak
Ilustrasi: istockphoto, karya lemono.

Abstract

Character education is currently lacking attention due to the impact of globalization and lack of teaching. Especially character education in children because it is a provision for the future. Therefore, this research aims to find out the role of Tamansiswa Tripusat Pendidikan teaching in children’s character education. This research uses Systematic Literature Review (SLR) method. The results showed that the Tamansiswa Tripusat Pendidikan teaching, namely Education in the Family environment, in the School environment, and in the Community environment, is the right means to instill and shape children’s character.

Keywords: Tamansiswa Tripusat Pendidikan Teachings, Character Education.

Abstrak

Pendidikan karakter saat ini kurang diperhatikan karena dampak dari era globalisasi dan kurangnya pengajaran. Terutama pendidikan karakter pada anak karena sebagai bekal di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ajaran Tamansiswa Tripusat Pendidikan dalam pendidikan karakter anak.

Bacaan Lainnya
DONASI

Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran Tamansiswa Tripusat Pendidikan yaitu pendidikan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, dan di lingkungan masyarakat adalah sarana yang tepat untuk menanamkan dan membentuk karakter anak.

Kata Kunci: Ajaran Tamansiswa Tripusat Pendidikan, Pendidikan Karakter.

Pendahuluan

Perubahan zaman yang disebut era globalisasi memberikan pengaruh positif dan negatif. Kualitas moral dan karakter menurun akibat dampak negatif tersebut. Karena dampak globalisasi saat ini, pendidikan karakter menjadi kurang diperhatikan.

Pendidikan sendiri merupakan proses mengajar, belajar, dan memahami informasi, keterampilan, nilai, dan norma-norma sosial. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan memiliki tujuan utama untuk membantu individu mencapai potensi penuh mereka.

Dalam konteks ini, pendidikan berfungsi sebagai daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intellect), serta tubuh (jasmani) anak. Tujuan pendidikan ini adalah untuk memajukan kesempurnaan hidup anak, yaitu mencapai kehidupan yang sesuai dengan dunianya.

Dengan demikian, pendidikan membantu anak mencapai kesempurnaan hidup yang seimbang dan harmonis dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dalam dirinya dan masyarakat (Supriadi, 2016).

Pendidikan karakter merupakan proses mengajarkan dan membentuk nilai-nilai, norma-norma, dan sikap-sikap positif pada individu, terutama anak-anak.

Ini bertujuan untuk membantu mereka mengembangkan karakter yang kuat, yang akan memandu mereka dalam membuat keputusan yang baik dan bertindak dengan cara yang bertanggung jawab dan etis dalam kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga: Revitalisasi Nilai Salam dan Bahagia dalam Ajaran Ketamansiswaan untuk Menanggulangi Bullying di Sekolah

Pendidikan karakter sangat erat terkait dengan moral, yang bertujuan untuk membentuk dan melatih kemampuan individu untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Saat ini, pendidikan karakter sangat penting bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah dan di lingkungan sosial.

Tri pusat pendidikan adalah pendekatan yang tepat untuk pembentukan karakter karena dalam pembentukan karakter, berbagai lingkungan pendidikan seperti pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat.

Pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menanamkan nilai-nilai karakter sehingga dapat membentuk karakter seseorang yang berkarakter.

Metode

Penelitian ini menggunakan konsep tinjauan pustaka Systematic Literature Review (SLR). Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, dan menganalisis secara kritis berbagai penelitian yang tersedia. Peneliti menggunakan artikel yang relevan untuk melakukan tinjauan.

Penelitian dimulai dengan mengumpulkan artikel yang relevan dengan topik penelitian. Untuk memulai penelitian ini, langkah pertama adalah menentukan tema yang akan dikaji.

Peneliti memilih “Peran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Karakter Anak dengan menerapkan ajaran Tripusat Pendidikan” sebagai topik penelitian kami.

Dengan menggunakan Metode sistematis Sistematic Literature Review (SLR) untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang relevan. Pertama, artikel ini akan menganalisis Peran Ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan Karakter Anak dengan menerapkan ajaran Tripusat Pendidikan.

Kedua, populasi data penelitian ini adalah artikel-artikel yang berfokus pada ajaran Tamansiswa Tripusat Pendidikan tentang pendidikan karakter.

Pencarian literatur dimulai dengan menggunakan data Google Scholar, menggunakan kata kunci “peran tripusat pendidikan dalam pendidikan karakter anak”, dan membatasi artikel yang disajikan dalam pembahasan dan kesimpulan dari tahun 2014 hingga 2024.

Baca Juga: Peran Ajaran Tamansiswa Tri Pantangan dalam Kepatuhan Pembayaran Pajak

Pembahasan

Pendidikan karakter anak usia dini (Khaironi, 2017)

2017 Karena usia dini adalah masa penting dalam perkembangan seseorang, pendidikan karakter dimulai pada usia dini. Pendidikan karakter anak tidak hanya dilakukan oleh guru, orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak mereka di rumah. Orang tua dan guru adalah role model yang akan ditiru dan diteladani dalam melakukan pendidikan karakter. Anak akan meniru tindakan dan ucapan model.

 

Penguatan Pendidikan karakter melalui Pendidikan agama Islam di SMPN 3 Bandar Lampung (Zulaikah, 2019) 2019 Penguatan pendidikan karakter melalui pendidikan agama Islam ini meliputi tiga jalur dan basis, yaitu berbasis kelas dengan mengintegrasikan K13 ke dalam kegiatan pembelajaran PAI. Kedua, berbasis budaya sekolah dengan cara membudayakan praktik-praktik yang menguatkan nilai religiusitas. Dan ketiga, berbasis masyarakat, dalam hal ini sekolah masih kurang melibatkan lembaga-lembaga keagamaan untuk bekerjasama dalam mendukung pendidikan karakter
Tripusat Pendidikan sebagai sarana Pendidikan karakter anak sekolah dasar (Kurniawan, 2015) 2015 Tri pusat pendidikan memainkan peran penting dalam pendidikan karakter anak sekolah dasar karena pembentukan karakter anak sekolah dasar membutuhkan kerjasama antara lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kerjasama ini diperlukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai karakter tetap konsisten dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ini adalah penting untuk pendidikan karakter.

 

 

Manajemen Tripusat Pendidikan sebagai sarana pembentukan karakter anak (Islam, 2013) 2022 Pendidikan karakter berbasis tri pusat pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan semua potensi anak dengan mendidik dan membiasakan mereka dengan baik dan benar dalam lingkungan keluarga (informal), lingkungan belajar (formal), dan lingkungan masyarakat (nonformal). Oleh karena itu, kerja sama edukatif antara tiga pusat ini sangat penting untuk mencapai karakter mulia.

 

Peran Tripusat Pendidikan dalam Membentuk Kepribadian Anak (Bariyah, 2019) 2019 Dapat disimpulkan bahwa pendidikan memainkan peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan kemajuan masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan sosial yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tripusat pendidikan ini berfungsi sebagai struktur yang kokoh dan mengikat antara elemen-elemen yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Model kerjasama Tripusat Pendidikan dalam Pendidikan Karakter Siswa (Arifin et al., 2017) 2017 Perkembangan anak, termasuk perilaku dan karakter, tidak hanya dipengaruhi oleh sekolah, keluarga, atau masyarakat tunggal. Sebaliknya, ketiga lingkungan pendidikan tersebut memiliki peran dan pengaruh yang sama-sama signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Masing-masing lingkungan memiliki kontribusi yang berbeda-beda, namun saling terkait dan mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak.
Sinergitas Tri Pusat Pendidikan dalam Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Peseta Didik (Hendayani, 2019)

 

2021 Dalam meningkatkan pendidikan karakter, perlu dilakukan komunikasi, kerja sama, dan koordinasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat. Sekolah berperan sebagai mediator antara lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, menjadi penopang yang kokoh dalam menguatkan pendidikan karakter yang ditanamkan di sekolah. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi pusat koordinasi yang efektif dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dari berbagai sumber.
Tripusat Pendidikan sebagai Basis Sosialisasi dan Pembentukan Karakter Siswa (Nugroho, 2018) 2018 Untuk mewujudkan kegiatan sosialisasi dan pembentukan karakter, terdapat beberapa pelaku sosialisasi atau agen sosialisasi yang berperan dalam masing-masing basis lingkungan pendidikan. Keluarga, Kelompok, teman sebaya, Sekolah, dan media massa semuanya berkontribusi dalam proses sosialisasi anak. Keluarga dan Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam proses ini, karena mereka berada di basis lingkungan pendidikan yang paling awal dan intensif.
 

Mengatasi Perilaku Cyber Bullying pada remaja melalui optimasasi kegiatan Tripusat Pendidikan (Listiyani et al., 2020)

2020 Tri Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) memainkan peranan penting sebagai sarana edukasi dan sosialisasi terkait cyberbullying. Melalui sinergi antara ketiga lingkungan tersebut, diharapkan dapat menjadi benteng utama yang memutus mata rantai tindakan cyberbullying di kalangan anak dan remaja. Untuk mewujudkan ini, optimalisasi pengawasan, pendampingan, dan sosialisasi terhadap anak terkait cyberbullying harus dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu cara adalah dengan memberikan kegiatan positif pada anak di rumah, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, Tri Pusat Pendidikan dapat menjadi pusat koordinasi yang efektif dalam mengatasi cyberbullying di kalangan anak dan remaja.

 

Peran Tripusat Pendidikan dalam pembentukan karakter siswa di MI Salafiyah Tirto Kota Pekalongan (Azmi, 2020) 2020

Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling penting, sementara lingkungan sekolah berperan sebagai lanjutan, memberikan pendidikan tambahan agar siswa lebih siap terjun ke lingkungan yang lebih besar, yaitu masyarakat. Tripusat Pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk karakter siswa. Kerja sama antar lingkungan dapat membuat proses pembentukan karakter siswa berjalan dengan lebih efektif. Dengan demikian, Tripusat Pendidikan dapat menjadi struktur yang kokoh dalam membentuk karakter siswa yang lebih baik.

Baca Juga: Pentingnya Pelatihan Certified Public Accountant (CPA), Certified Associate Accounting Technician (CAAT), Associate Wealth Planner (AWP) dan Certified Financial Planner (CFP) dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia: dengan Ajaran Tamansiswa Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani

Berdasarkan jurnal penelitian yang telah dibahas sebelumnya, upaya pendidikan karakter anak melalui salah satu ajaran Taman Siswa yaitu Ajaran Tripusat Pendidikan yang terdiri dari pendidikan di keluarga, Pendidikan di sekolah dan pendidikan di masyarakat adalah filosofi Jawa yang bisa diaplikasikan dalam pendidikan karakter anak.

1. Pendidikan di Keluarga

Lingkungan keluarga sangat memengaruhi pembentukan kepribadian anak karena dianggap sebagai tempat pertama anak belajar dan awal dari pendidikan lanjutan. Seorang anak mempelajari bagaimana bersosialisasi dan berinteraksi di dalam keluarga.

Dengan demikian, ketika mereka dewasa, mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar dan masyarakat. Keluarga berperan sebagai tempat awal di mana anak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, sehingga mereka dapat menjadi individu yang lebih berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan masyarakat.

Orang tua harus menunjukkan tindakan mana yang baik atau buruk. Sikap ini ditunjukkan orang tua agar  anak dapat membedakan perilakunya dalam pergaulan, baik terhadap teman sebaya maupun ketika dewasa. Orang tua harus bertindak sesuai standar tertentu untuk menghindari perilaku atau pengarahan yang ceroboh. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anaknya.

2. Pendidikan di Sekolah

Lingkungan sekolah adalah tempat kedua di mana anak belajar. Pendidikan di sekolah memiliki struktur yang sistematis, termasuk landasan, tujuan, isi, metode, dan lain-lain yang disusun menjadi kurikulum. Oleh karena itu, sekolah dianggap sebagai basis ilmu pengetahuan.

Tujuan pendidikan tidak terlepas dari usaha guru yang diberi tanggung jawab besar oleh orang tua dan keluarga. Selain mengajarkan ilmu dan keterampilan, guru juga mendidik anak dalam agama dan akhlak mulia.

Di sini, sekolah berperan sebagai pendamping keluarga dalam memberikan pendidikan dan bimbingan kepada siswa. Sekolah dapat dilihat sebagai perpanjangan dari apa yang diberikan di rumah, sehingga menjadi bagian integral dari proses pendidikan anak.

3. Pendidikan di Masyarakat

Lingkungan masyarakat memungkinkan anak untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori pendidikan dan pengajaran yang pernah dipelajari di lembaga pendidikan sebelumnya.

Anak akan mengaktualisasikan dan mengintegrasikan diri dalam lingkungan masyarakat, sehingga memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

Dengan demikian, lingkungan masyarakat berperan sebagai tempat di mana anak dapat menerapkan teori pendidikan dan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Menuju Kejayaan dengan Ilmu: Peran Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko melalui Ajaran Tamansiswa Lawan Sastra Ngesti Mulya

Kesimpulan

Dalam proses pembentukan karakter anak kolaborasi antara lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan setempat sangat penting. Ketiga pusat pendidikan, pendidikan di lingkungan rumah, pendidikan di lingkungan sekolah, dan pendidikan di lingkungan Masyarakat sangat mempengaruhi sikap dan karakter kedepannya.

Misalnya Anak yang optimis dipengaruhi oleh lingkungannya yang penuh dengan hal-hal positif dan optimis. Sehingga ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Tripusat Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk menanamkan dan membentuk kepribadian anak karena mengandung tiga unsur pendidikan yang relevan dengan proses pendidikan karakter anak.

Penulis:
1. Iis Kinasih
2. Nila Sinta Yovita
3. Sri Rahayu Saragih
4. Helvika Dyah Sasmitha
5. Ratna Dwi Widariyanti
6. Nofiyanti Ridwan
Mahasiswa Akuntansi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

Arifin, M. F., Negeri, U. I., Ibrahim, M. M., & Kerjasama, M. (2017). Model kerjasama Tripusat Pendidikan dalam Pendidikan Karakter Siswa INFORMASI ARTIKEL. 3(1), 78–86.

Azmi, A. N. (2020). PERAN TRIPUSAT PENDIDIKAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MI SALAFIYAH TIRTO KOTA PEKALONGAN.

Bariyah, S. K. (2019). Peran Tripusat Pendidikan dalam Membentuk Kepribadian Anak. 7(2), 228–239.

Hendayani, M. (2019). Problematika Pengembangan Karakter Peserta Didik di Era 4.0. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 183. https://doi.org/10.36667/jppi.v7i2.368

Islam, M. P. (2013). PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK Fariz Ramadan , Husnul Awalia , Mellani Wulandari , R . Aditia. 70–82.

Khaironi, M. (2017). Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi ( Pendidikan Karakter Pra Sekolah). Golden Age Universitas Hamzanwadi, 01(2), 82–89.

Kurniawan, M. I. (2015). Tri Pusat Pendidikan Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar. Pedagogia : Jurnal Pendidikan, 4(1), 41–49. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v4i1.71

Listiyani, L. R., Wijayanti, A., Putrianti, F. G., Sarjanawiyata, U., & Yogyakarta, T. (2020). MENGATASI PERILAKU CYBER BULLYING PADA REMAJA MELALUI OPTIMALISASI KEGIATAN TRIPUSAT PENDIDIKAN. 2020, 266–274.

Nugroho, P. (2018). Tripusat Pendidikan sebagai Basis Sosialisasi dan Pembentukan Karakter Siswa. Ijtimaiya: Journal of Social Science Teaching, 2(July), 1–21. http://dx.doi.org/10.1234/ji.v2i1.4292

Supriadi, H. (2016). Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Diri Terhadap Tantangan Era Globalisasi. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 3(2), 92–119.

Zulaikah, S. (2019). PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 3 BANDAR LAMPUNG PENDAHULUAN Saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan melemahnya karakter bangsa .( Anwar and Salim 2018 ) Karakter mulia , kesopanan dan religiusitas yang . 10(I), 83–93.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.