Peran Mahasiswa di Era Globalisasi dalam Menumbuhkan Cinta Budaya pada Anak-Anak di Yayasan Panti Asuhan Ideal Hati

Menumbuhkan Cinta Budaya pada Anak

Medan – Cinta budaya merupakan rasa penghargaan, kebanggaan, dan kepedulian terhadap budaya sendiri. Budaya adalah cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi dan dimiliki secara bersama oleh sekelompok orang. Budaya terbentuk dari berbagai unsur, seperti bahasa, adat istiadat, sistem agama, dan karya seni. (27/6/2025)

Dalam era globalisasi ini, anak-anak sering kali terpengaruh oleh budaya asing yang masuk melalui teknologi dan media sosial, yang mengakibatkan mereka kurang menghargai atau bahkan melupakan budaya lokal mereka. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan cinta budaya pada anak-anak, agar mereka tetap mengenal dan menghargai warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa mereka.

Melalui cinta budaya, generasi muda dapat memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur, sekaligus menjaga keberlanjutan tradisi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter bangsa Indonesia. Anak-anak, sebagai generasi penerus, perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya sejak dini agar tidak mudah terjerumus oleh perkembangan zaman.

Mahasiswa Universitas Katolik Santo Thomas Medan, berkontribusi dalam menumbuhkan cinta budaya pada anak-anak. Salah satunya adalah melalui kegiatan edukasi yang melibatkan pengenalan budaya lokal seperti, tari tradisional, musik daerah, cerita rakyat, hingga pengenalan pakaian adat. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya mengenal budaya, tetapi juga merasa bangga dan memiliki tanggung jawab untuk melestarikannya.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Generasi Z dan Transformasi Komunikasi Budaya di Indonesia: Dari Tradisi ke Era Digital

Mahasiswa Universitas Katolik Santo Thomas Medan, dalam menumbuhkan cinta budaya pada anak- anak dilakukan di Panti Asuhan Yayasan Ideal Hati Jelita kasih Indonesia pada Sabtu (24/01/2025) yang berlokasi di Jln. Melati Raya I No.7 Sempakata, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara – 20132. Dilakukannya kegiatan ini tentunya merupakan pengembangan cinta budaya pada  anak-anak yang ada di Panti Asuhan melalui kegiatan sosialisasi.

Menumbuhkan Cinta Budaya pada Anak

Pertama, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mempengaruhi cara pandang anak terhadap budaya mereka. Dalam proses pendidikan, mahasiswa dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk mengenalkan anak-anak pada kebudayaan lokal, seni, adat istiadat, dan bahasa daerah.

Salah satu cara yang efektif adalah melalui kegiatan pengajaran yang menarik dan kreatif, seperti pembuatan kerajinan tangan, atau pengenalan lagu-lagu daerah. Dengan demikian, anak-anak akan merasa tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang budaya mereka sendiri dan menghargainya sebagai bagian dari identitas mereka.

Dalam konteks pendidikan formal, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pengajaran dapat menjadi contoh bagi anak-anak. Dengan memberikan teladan yang baik, mahasiswa dapat menunjukkan betapa pentingnya menghargai dan melestarikan budaya. Hal ini akan menciptakan kesadaran di kalangan anak- anak bahwa budaya adalah aset berharga yang harus dijaga dan dipertahankan meskipun dunia terus berubah.

Dengan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan panduan untuk mahasiswa agar dapat terlibat aktif dalam kegiatan sosial.Mahasiswa juga dapat menjadi mentor bagi anak- anak di Panti Asuhan dalam bidang akademik, keterampilan, atau pengembangan diri.

Mahasiswa dapat membantu Panti Asuhan dalam sosialisasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan terhadap anak-anak di Panti Asuhan. Mereka dapat melihat bagaimana mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, pengembangan sosial-emosional, dan keterampilan hidup.

Dengan sosialisasi dan pengajaran ini semoga menjadi dasar bagi pembuat kebijakan dalam merancang program-program yang melibatkan mahasiswa untuk mendukung kesejahteraan anak-anak di panti asuhan.

Program-program ini dapat berupa beasiswa, pelatihan, atau program magang yang memungkinkan mahasiswa untuk terlibat secara langsung dan berkelanjutan.Dan yang akan  mendorong perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan, baik bagi anak-anak di panti asuhan maupun bagi mahasiswa yang terlibat.

Baca Juga: Peran Mahasiswa secara Kreatif dalam Melestarikan Budaya Lokal di Era Globalisasi

Sebagai kesimpulan, peran mahasiswa di era globalisasi dalam menumbuhkan cinta budaya pada anak sangatlah besar. Melalui pendidikan, teknologi, dan partisipasi aktif dalam komunitas, mahasiswa dapat membantu anak-anak untuk tetap menjaga dan menghargai budaya lokal.

Dengan demikian, budaya hangsa akan tetap hidup dan berkembang meskipun arus globalisasi terus berkembang pesat. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi muda yang terdidik harus siap menjadi agen perubahan yang mampu membawa bangsa ini untuk lebih mencintai budaya dan identitasnya di tengah kemajuan zaman.

 

Penulis:

  1. Anna Arta Romian Situmorang
  2. Lestari Tamba
  3. Dian Juwita Simalango
  4. Lia Marsaganita
  5. Eme Malemna Br Barus

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Dosen Pengampu : Polintan Rehulina Sembiring, S.Pd., M.Pd.

Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses