Makanan sehat dengan sumber gizi yang lengkap merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Masalah gizi lebih rentan dialami oleh anak-anak. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.
Kalian tau ga, kenapa masalah gizi ini sangat diperhatikan pada masa pandemi?
Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan sehari- hari. Menjaga pola makan yang baik dan sehat sangat penting selama pandemi COVID-19, konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan amat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko penyakit kronis dan penyakit infeksi.
Menurut data Indonesia memiliki 7 juta anak mengalami stunting terbanyak. Lebih dari 2 juta anak merupakan balita kurus serta 2 juta anak lainnya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Nyaris setengah dari total ibu hamil mengalami anemia karena makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin dan mineral (zat gizi mikro) yang diperlukan. Kesehatan ibu hamil juga sangat mempengaruhi terhadap gizi anak.
Baca Juga: 6 Tips Gizi Seimbang untuk Pola Hidup Sehat
Dampak dari pandemi COVID-19 sangat berpengaruh pada perekonomian di Indonesia. Mengapa perekonomian dampak berdampak pada masalah perkembangan gizi? Efek dari turunnya perekonomian sangat berpengaruh pada masalah gizi anak karena gizi anak diawali oleh makanan sehat yang di konsumsi sehari-hari.
Menurut riset pada tahun 2019, sekitar 10 persen dari populasi Indonesia hidup dalam kemiskinan ekstrem; meningkatkan hingga 13 persen untuk anak-anak dan remaja. Sembilan dari sepuluh anak mengalami kekurangan di sedikitnya satu aspek kebahteraan anak, seperti akses ke makanan dan gizi, kesehatan, pendidikan, perumahan, air dan sanitasi, serta perlindungan anak. Lebih dari setengah populasi anak di Indonesia mengalami  sedikitnya dua kekurangan di luar aspek keuangan.
Masalah terkait gizi buruk bukanlah hal sepele seperti yang kita pikirkan, karena anak yang mengalami gizi buruk akan sangat rentan mengalami penyakit infeksi, seperti gangguan pencernaan anak. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat akibat nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi.
Baca Juga: Yuk, Atasi Kasus Obesitas dengan Penerapan Gizi Seimbang
Dan perlu kesadaran orang tua untuk selalu memberi asupan gizi yang cukup pada anak sejak balita, sistem kekebalan tubuh balita sangatlah berbeda dengan orang dewasa. Banyak anak yang mengalami gizi buruk karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi yang seimbang.
Bila orang tua tidak mengetahui jenis dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak mencukupi kebutuhan anak sehingga anak menjadi kurang gizi. Membawa anak ke posyandu juga adalah hal yang penting bagi para ibu untuk mencegah terjadinya stunting pada bayi dan balita, minimal sebulan sekali anak dibawa ke posyandu untuk di timbang, diukur tinggi badannya dan dicatat secara rutin.
Masalah terkait gizi buruk juga masalah bagi Indonesia, peran pemerintah juga sangat penting dalam mengatasi masalah gizi buruk pada anak, tidak sedikit juga anak yang mengalami gizi buruk karena masalah ekonomi yang tidak mampu membeli kebutuhan asupan gizi anak.
Baca Juga: Zat Gizi Mikro: Kecil Kebutuhannya, Luar Biasa Dampaknya
Pemerintah harus selalu mengadakan program penyuluhan gizi, program pemberdayaan keluarga sadar gizi dan program revitalisasi posyandu. Salah satu kebijakan nasional dalam upaya perbaikan gizi masyarakat tertuang dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009. Bahwa upaya perbaikan gizi ditunjukkan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat.
Fentry Sinaga
Mahasiswa Universitas Binawan
Editor: Diana Pratiwi