Siapkah Gen Z Menjadi Investor Muda?

Generasi Z
Gen Z Menjadi Investor Muda (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Minat masyarakat Indonesia masuk ke dunia investasi meningkat pesat. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor pasar modal di Indonesia telah mencapai 11,58 juta per Agustus 2023. Jumlah ini naik 21,38% dari jumlah investor pada Agustus 2022.

Berdasarkan gendernya, mayoritas investor pasar modal adalah laki-laki sebesar 62,45%. Sementara sisanya merupakan investor perempuan sebanyak 37,55%.

Jika dilihat dari umurnya, investor muda (umur dibawah 30) menguasai dunia investasi dalam pasar modal dengan proporsi sebesar 57,04%.

Bacaan Lainnya
DONASI

Hal ini membuktikan bahwa  minat dan peran investor muda dari kaum Gen Z mampu menguasai dunia investasi.

Walaupun investor muda mendominasi investasi  dalam pasar modal, tetapi jumlah modal yang ditanam masih relatif  kecil.

Tapi hal itu wajar, karena kalau kita sudah mau belajar investasi, merupakan awal yang bagus. Hal ini menjadi gebrakan baru untuk Indonesia dimana kaum muda mampu memahami dan mempelajari investasi dalam pasar keuangan.

Mungkin banyak juga Gen Z  yang ingin masuk dalam dunia investasi karena ketertarikan sendiri dengan dunia investasi maupun sekadar fear of missing out (FOMO) saja.

Ketika kita mau memasuki dunia investasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,  hal pertama yang perlu diperhatikan adalah menetapkan tujuan investasi.

Ketika memulai investasi, kita harus menentukan apa tujuan kita mulai berinvestasi, sesuai dengan keinginan  dan kebutuhan sendiri, jangan mengikuti orang lain.

Kedua, memahami investasi yang dijalankan. Investasi itu banyak rupanya, misalnya reksa dana, obligasi, saham dan lain sebagainya.

Gen Z harus memahami jenis investasi yang ada baik dari sisi keuntungan maupun resikonya. Bagi kaum Gen Z  mungkin disarankan untuk memulai investasi dari reksa dana dulu, karena  reksa dana memiliki risiko yang  kecil.

Yang ketiga adalah dana yang disiapkan dalam investasi. Kita bisa memulai dengan menabung uang jajan untuk menjadi modal awal kita berinvestasi, tidak perlu untuk membuat pinjaman dengan teman maupun bank hanya untuk menjadi modal awal berinvestasi.

Jika membuat pinjaman ke bank atau dengan teman, hal ini malah akan menjadi masalah bagi kita sendiri.Yang keempat adalah dengan memilih platform investasi legal.

Gen Z yang ingin mempelajari investasi harus bijak dalam memilih aplikasi yang membantu kita dalam mempelajari investasi.

Aplikasi legal sangat mudah untuk ditemukan karena  pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) biasanya  menginformasikan aplikasi legal dalam waktu tertentu.

Aplikasi tersebut terjamin aman dan menawarkan berbagai fitur yang memudahkan dalam berinvestasi, jadi cocok bagi pemula.

Dari tahun ke tahun perkembangan dalam segi investasi itu sudah sangat berkembang pesat, dan tak sedikit juga ada investasi yang kurang menguntungkan atau “investasi bodong” biasanya investasi seperti ini menjaminkan embel-embel keuntungan yang sangat besar di kemudian harinya.

Contoh terkait kasus Non Fungible Token (NFT). Cara kerja NFT yaitu dengan kita membeli sebuah gambar atau foto yang mana kode foto tersebut memiliki keunikannya tersendiri dan akan tersimpan pada blockchain. NFT ini adalah investasi yang kurang menguntungkan dan tak lebih dari tren internet semata.

Puncak NFT booming adalah pada saat masa pandemi. Dilansir dari Consumer News and Business Channel Indonesia (CNBC) 23 juta orang yang melakukan investasi pada NFT ini mengalami kerugian apalagi semua koleksi NFT tersebut sudah tidak ada harganya lagi.

Seorang pria dengan username Ghozali Everyday sempat berhasil meraup harga yang begitu tinggi, sehingga menjadi salah satu faktor pendorong untuk melakukan pembelian dan penjualan NFT pada masa itu.

Salah satu instrumen investasi baru yaitu investasi berbasis Cryptocurrency. Investasi ini  kurang efektif untuk pemula terutama Gen Z.

Pada dasarnya para Gen Z itu terjun ke dalam aktivitas investasi tak jauh dari hanya sekedar fomo, memang tak sedikit juga yang sudah mempelajari terkait investasi.

Tetapi tetap mereka pasti akan lebih memilih untuk melakukan investasi yang berbasis Cryptocurrency, karena investasi atau bisnis crypto ini memiliki kenaikan nilai mata uang yang sangat tinggi.

Namun, bisnis crypto juga memiliki nilai penurunan yang sangat tinggi dan mata uang bisnis ini tidak ada fundamental yang dapat dianalisis.

Jadi, investasi yang mungkin bisa dipilih untuk para kaum Gen Z adalah investasi saham, karena investasi ini jelas sangat berbeda dari Cryptocurrency dan investasi saham memang menguntungkan dalam jangka panjang dengan resiko yang tak selebih parah dari Cryptocurrency.

Jika kita berbicara terkait keamanan, memang saham sangat menjamin dalam segi keamanannya dengan fundamental yang jelas dapat dianalisis, melakukan investasi saham dapat dilakukan dengan modal yang rentan sedikit.

Dilain sisi tak sedikit juga Gen Z yang sudah melakukan investasi pada pasar modal, mereka turun ke pasar modal didasarkan dengan perkembangan teknologi dan juga karena salah satu karakteristik mereka yang mana haus akan rasa ingin memenuhi kebutuhan mereka.

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi yang mana populasi akan lebih banyak pada kaum Gen Z.

Dengan bonus demografi itulah mereka harus paham akan investasi yang baik atau yang benar-benar menguntungkan, salah satunya adalah investasi pasar modal. Karena mereka berkembang pada masa yang mengedepankan teknologi.

Tentu mereka lebih suka untuk melakukan investasi yang secara online. Investasi saham cukup baik untuk Gen Z tentunya, karena secara tidak langsung mereka melakukan kontribusi pada perusahaan yang sudah mereka tanam modal di sana.

Investor muda yang paham benar tentang investasi tentu dapat membantu lingkungan sekitarnya agar terhindar dari penawaran investasi bodong, jeratan hutang, atau tragedi keuangan yang bermula dari ketidaktahuan.

Lebih ringkasnya Gen Z sebelum bergabung ke dalam dunia investasi harus menguasai ilmunya terlebih dahulu dengan diimbangi paham pengelolaan risiko terhadap investasi yang dijalani.

Sehingga kaum Gen Z  harus bijak ketika memasuki dunia investasi. Dengan selalu memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan sehingga mampu menguasai tentang apakah investasi itu? Bagaimana investasi itu dilakukan?

Apa keuntungan dan kerugian jika kita melakukan jenis investasi ini? Dan dapat memilih investasi yang baik serta menguntungkan.

Karena mempelajari hal baru seperti investasi ini, tidak lepas dari namanya kegagalan. Bukan berarti karena kita belajar hal baru dan mendapatkan kegagalan, kita menjadi seseorang yang telah gagal.

Jika Gen Z yang baru masuk ke dunia investasi harus menjadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk bisa lebih mengembangkan diri lebih baik lagi.

Penulis:

  1. Nimas Setyo Dewi
  2. Bagus Satria Maulana
  3. Cindy Arthanaomi

Mahasiswa D3 Akuntansi, Universitas Tidar

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

1 Komentar

  1. Alangkah baiknya untuk investasi saham dijelaskan sektor2nya yg lebih spesifik, sehingga para pembaca mendapatkan gambaran yg lebih mengenai investasi saham. Serta pembahasan NFT lebih mendominasi dibandingkan dengan pembahasan investasi saham.
    Jadi intinya boleh lah pinjam seratus

Komentar ditutup.