Strategi Kunci Budidaya Jamur Tiram

Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram adalah jamur konsumsi yang biasanya ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah melapuk dan lembab seperti pohon karet, damar, dan kapuk.

Penamaan jamur tiram bukan tanpa alasan, bentuk jamur jenis ini seperti tiram dan memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar seperti kulit kerang serta berwarna putih sehingga rupa atau tampak dari jamur ini menyerupai tiram.

Jamur tiram merupakan jenis tiram yang mengandung banyak zat yang penting bagi tubuh seperti serat, beta glucan, vitamin B, mineral, kalium, dan beberapa jenis karbohidrat.

Bacaan Lainnya

Kandungan yang terdapat pada jamur tiram membuat jamur ini baik dikonsumsi karena bebas lemak, rendah kalori, dan bebas kolesterol. Jamur tiram juga mengandung vitamin, dan memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat sehingga dapat menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai makanan konsumsi.

Baca juga: Budidaya Sayur Kemangi Menopang Ekonomi Pada Masa Pandemi

Jamur dapat bermanfaat untuk bahan makanan dan digunakan sebagai obat-obatan karena memiliki khasiat yang baik dan telah dibuktikan dengan berbagai penelitian baik bertaraf nasional dan internasional.

Manfaat penting lainnya yang dimiliki oleh jamur tiram adalah mencegah penyakit jantung, mencegah penyakit kanker, mengatasi peradangan, menjaga kesehatan tulang, menurunkan tekanan darah, menjaga fungsi otak, mencegah diabetes, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Hal ini membuat semakin banyak kalangan yang terbiasa mengkonsumsi jamur tiram serta menjadikan jamur tiram sebagai sumber pangan alternatif maupun peluang bisnis bagi petani pembudidaya jamur tiram.

Jamur tiram memiliki peluang yang baik untuk dibudidayakan dan dijadikan sebagai bisnis karena jamur tiram mudah dikembangkan, media tumbuh & bahan spora mudah didapat, dan harga jual cukup tinggi.

Budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan di lahan yang terbatas dengan modal yang kecil tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

Jamur tiram memiliki bentuk yang lebar seperti cangkang kerang tiram, berwarna putih, dan tumbuh bergerombol seperti payung, mengandung sejumlah manfaat yang diperlukan oleh tubuh seperti vitamin D, B12, dan glutagen.

Jumlah permintaan jamur tiram pada tahun 2020 bisa mencapai 200 kg per hari. Permintaan konsumen terhadap komoditas jamur tiram yang cukup besar membuat peluang bisnis jamur tiram ini masih terbuka lebar.

Baca juga: Cerita Mahasiswa UB yang Memanfaatkan Lahan Terbatas (Belakang Kontrakan) untuk Budidaya Ikan Lele

Permintaan pasar yang belum dapat terpenuhi oleh produsen menjadikan bisnis jamur tiram saat ini dan pada masa mendatang sebagai bisnis yang memiliki prospek sangat bagus.

Besarnya permintaan jamur tiram di pasaran membuat petani memiliki harapan yang besar untuk memperoleh pendapatan yang besar dari hasil budidaya jamur tiram, akan tetapi pada kenyataannya kesejahteraan petani jamur tiram masih jauh dari harapan.

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola budidaya jamur tiram, kurangnya akses dalam sistem pemasaran, serta kurangnya pengetahuan tentang strategi pengembangan jamur tiram.

Indonesia merupakan negara yang sukses mengelelola jamur tiram, ada beberapa strategi kunci dalam menyukseskan pengelolaan jamur tiram. Lalu, bagaimanakah strategi yang dapat dilakukan dalam budidaya serta mengembangkan usaha jamur tiram?

Beberapa strategi ini terfokus pada pembinaan petani serta pemberian fasilitas yang baik untuk pembudidayaan jamur tiram.

Hal ini dikarenakan kendala terbesar dalam pengelolaan jamur tiram adalah kurangnya pengetahuan petani serta keterampilan yang terbatas yang dimilki petani sehingga kesejahteraan petani masih kurang.

Pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada petani sangatlah penting karena hal tersebut merupakan faktor pendukung utama dalam berjalannya proses pembudidayaan dan pengelolaan jamur tiram.

Strategi yang yang pertama adalah memberikan pembinaan kepada kelompok tani yang ingin terjun dalam pengelolaan jamur, mulai dari penyiapan baglog, bahan baku media tanam, teknik penaburan bibit, inkubasi, pemeliharaan kubung, hingga proses panen.

Lalu untuk para petani yang telah lebih lama mengelola jamur tiram maka akan diberikan pendampingan dan bantuan teknologi pasca panen sehingga mampu menghasilkan jamur tiram dengan berkualitas tinggi. Selain itu, untuk petani yang kesulitan modal bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga: Pertanian Organik: Pajanan Pestisida Tidak Lagi Berbahaya?

Usaha jamur tiram mengandung beberapa unsur penting yang sangat mendukung berjalannya usaha jamur tiram, seperti unsur lahan yang didasarkan pada sifat hidup jamur, tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut kemampuan khusus, modal yang terdiri dari modal tetap (investasi) dan modal kerja dan pengelolaan untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan usaha dengan mengorganisir dan mengkordinasikan faktor-faktor produksi.

Dalam pengelolaannya jamur tiram harus diseimbangkan antara jumlah pedagang dengan ketersediaan produk agar dapat menentukan target pasar dan jumlah pedagang.

Setelah itu dalam pengelolaan jamur tiram harus dibuat jadwal pengisian baglog dalam kumbung. Misalnya kita memiliki 10.000 baglog dalam kumbung artinya pada masa produksi optimal, jamur bisa menghasilkan hingga 100 kg per harinya. Jika kita tidak memiliki pasar sebesar itu, maka jumlah 10.000 baglog itu harus dijadwal dengan baik.

Dengan menjaga kualitas produk tetap bagus dan segar, maka konsumen akan lebih sering mengonsumsi produk kita sehingga dapat memaksimalkan hasil penjualan. Untuk kualitas terbaik jamur dipasarkan sekitar 3 – 4 jam sesudah dipanen dan agar jamur bisa bertahan lebih dari 24 jam maka disarankan menggunakan kemasan plastik kedap udara.

Jamur tiram yang telah dikemas kemudian diberi label sebagai strategi pemasaran yang penting karena semakin dikenalnya jamur oleh masyarakat, otomatis membuat angka permintaan produk semakin meningkat.

Produk jamur yang berlabel akan memudahkan konsumen untuk mengenali produk. Terlebih lagi jika produk jamur sangat disukai konsumen, maka bukan tidak mungkin dengan kemudahan dan identitas yang telah ada para konsumen akan terus membeli produk sehingga meningkatkan jumlah penjualan.

Untuk menjaga kualitas jamur, kita harus rutin periksa jamur tiram terhadap hama penyakit. Apabila pada jamur telah terdapat ulat, maka harus dihentikan proses pemanenan, petik seluruh jamur lalu kompres hama ulat. Setelah itu bari dilakukan perawatan seperti biasanya.

Selain membudidayakan jamur tiram dengan baik, kita juga dapat membuka peluang usaha lainnya dengan membuat olahan dari jamur tiram.

Salah satu olahan yang cukup terkenal adalah jamur crispy. Jamur tiram sebagai jenis jamur yang memiliki ciri khas rasa yang berbeda dari jenis jamur lainnya akan memberikan rasa yang berbeda dan dapat diterima oleh konsumen.

Abon jamur juga dapat menjadi pilihan produk olahan dari jamur tiram karena olahan ini berupa kemasan sehingga dapat lebih tahan lama dan menjangkau konsumen dengan lebih luas.

Penulis: Avyra Dwiresti Juliyandri

Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI