Terlalu Sering Menghayal? Beginilah Dampak Negatifnya

Pasti kita sudah tidak asing dengan istilah mengkhayal. Mengkhayal adalah kegiatan memikirkan, memimpikan, membayangkan, mengharapkan, ingin memiliki, ingin menjadi, ataupun menginginkan sesuatu yang belum tentu terjadi di dunia nyata. Mengkhayal juga merupakan hal yang normal dilakukan oleh manusia.

Mengkhayal merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pikiran dan merupakan wujud adaptasi diri terhadap lingkungan atau kenyataan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan seseorang atau yang membuat seseorang tidak merasa nyaman.

Baca juga: Andragogi sebagai Ruh Gerakan PMII; Reformasi Gerakan PMII

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun Seseorang yang mempunyai kecenderungan terlalu banyak mengkhayal dianggap negatif, orang yang suka berkhayal tersebut dianggap hidup tidak realistik dan tidak rasional, karena berkhayal dianggap tidak memiliki manfaat.

Semua orang pasti pernah berkhayal. Tanpa disadari, seseorang melakukan aktivitas berkhayal pada saat naik kendaraan umum, mendengarkan musik, bekerja, ataupun saat sedang beristirahat.

Dilansir dari doktersehat.com (8/12/2018) para peneliti dari Harvard University menyatakan bahwa sebagian besar orang bisa menghabiskan setengah dari jam kerja untuk mengkhayalkan masa depan atau melamunkan peristiwa yang sudah lewat.

Para psikolog yang ikut ambil bagian dalam penelitian tersebut mengungkapkan jika waktu berkhayal tidak hanya mengganggu jam kerja, tetapi juga dapat menjadikan seseorang menjadi cenderung tidak bahagia.

Baca juga: #BukaMataJokowi: Sebuah Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Presiden RI ke-7

Seseorang bisa merasa lebih bahagia saat ia bisa menerima kondisi yang sedang berlangsung pada masa yang sedang dijalani. Artinya, dengan tidak mengkhayalkan dirinya pada posisi lain dan pada suatu masa yang lain juga.

Para psikolog mendapati fakta bahwa seseorang bisa menghabiskan 46,9% waktu untuk berkhayal! Tanpa disadari, banyak di antara kita yang membuat dirinya menjadi tidak bahagia dan secara otomatis dapat menekan perasaan bahagia akibat terlalu sering berkhayal.

Selain menyebabkan seseorang tidak bahagia, terlalu banyak berkhayal juga dapat mengakibatkan lesu & tidak bergairah. Orang yang mengkhayal tidak mengenal tempat dan waktu, saat dia sedang dalam perjalanan, ketika sedang sendirian, bahkan saat sedang beribadah. Akan terlihat lesu, lemas, juga tidak bersemangat. Dan apabila ada yang memanggil namanya, dia akan kaget dan terkejut, karena dia tidak akan fokus akibat sedang melamun & berkhayal.

Lalu yang lebih parahnya lagi, terlalu banyak berkhayal juga dapat menyebabkan gangguan pada kepala. Biasanya karena terlalu banyak mengkhayal, berfikir keras, akan menimbulkan gangguan pada saraf dan urat kepala orang tersebut menjadi tegang. Akibatnya dia akan mengalami pusing sakit kepala.

Baca juga: IKAMI Sulsel, Organisasi Mahasiswa dan Sense of Crisis

Berkhayal sebenarnya memiliki dampak positif karena dengan berkhayal, seseorang dapat mengembangkan ide / gagasan dan melepaskan diri dari stres selama orang tersebut memahami dan dapat membedakan hal mana yang berupa khayalan dan yang mana kenyataan. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kegiatan mengkhayal ini dilakukan secara normal, dan jangan berlebihan.

Bahkan dalam kitab suci Al-Qur’an pun terdapat larangan agar tidak berkhayal terlalu berlebihan. Dalam kitab suci Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mengangan-angankan karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu dari sebagian lainnya.” (Q.S. An-Nisa 32).

Lalu bagaimana caranya agar kita tidak terlalu banyak berkhayal? Itu bisa kita lakukan dengan melakukan kegiatan positif yang membahagiakan. Bisa dengan berolahraga, mengobrol dengan seseorang, membaca berita, ataupun melakukan kegiatan positif lainnya.

Diki Meidiansah
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang


Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI