Uji Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L) sebagai Antipiretik

Cocor Bebek.
Gambar Daun Cocor Bebek.

Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam, kesuburan, dan kemakmurannya. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia keinginan masyarakat untuk lebih menggali potensi alamnya.

Masyarakat umum telah lama memiliki ramuan-ramuan tradisional yang digunakan untuk menurunkan demam. Nah di situasi sekarang ini banyak keluhan dari masyarakat yang paling sering dijumpai pada beberapa penyakit adalah demam. Tanaman yang sering digunakan sebagai pereda demam secara tradisional adalah daun cocor bebek. Apakah terbukti?

Apa itu Demam?

Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37 C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga merupakan pertanda bahwa sel antibodi manusia sedang melawan suatu virus atau bakteri. Demam yang melebihi tiga hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan oleh nyamuk lainnya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Demam memang menjadi sebuah masalah yang hampir semua orang pasti mengalaminya, bahkan penyakit demam ini telah memakan banyak korban. Salah satunya adalah dengan mengompres dengan es batu, beristirahat ataupun mengkonsumsi makanan bergizi.

Mekanisme Terjadinya Demam

Pirogen eksogen mula-mula merangsang fasogit untuk membentuk pirogen tubuh sendiri, yang kemudian melalui peningkatan sintesis prostaglandin akan menimbulkan reaksi kenaikan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepid an menghambat sekresi kelenjar keringat. Sehingga terjadi ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas (Mutschler, 1997).

Penyebab Demam

1. Pirogen Endogen

  1. Adanya infeksi
    Contoh: – Infeksi saluran kemih (sering buang air kecil disertai rasa nyeri);
    – Absesi gigi (bengkak pada bagian mulut).
  2. Tertular nya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau mikroorganisme lain.
    Contoh: Influenza yang disebabkan oleh virus influenza.
  3. Zat yang bersifat toksik
    Contoh: -2,4-dinitrofenol (DNF).

2. Pyrogen Endogen

Contoh: Kelelahan karena kepanasan atau terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama, dehidrasi atau stres.

Baca Juga: Tanaman Hias Penyelamat Bumi

Yuk Kita Kenali Apa itu Antipiretik

Antipiretik adalah obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik bekerja dengan merangsang pusat pengaturan panas di hipotalamus sehingga pembentukan panas yang tinggi akan dihambat dengan cara memperbesar pengeluaran panas yaitu dengan menambah aliran darah ke perifer dan memperbanyak pengeluaran keringat (Tjay, 2007).

Mekanisme Kerja Antipiretik

Antipiretik bekerja dengan merangsang pusat pengaturan panas di hipotalamus sehingga pembentukan panas yang tinggi akan dihambat dengan cara memperbesar pengeluaran panas yaitu dengan menambahkan aliran darah ke perifer dan memperbanyak pengeluaran keringat.

Penurunan suhu tersebut adalah hasil kerja obat pada system saraf pusat yang melibatkan pusat pusat kontrol suhu hipotamalus.

Apa itu Daun Cocor Bebek?

Cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lam) termasuk tumbuhan sukulen (mengandung air) tahunan. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 3 meter, tetapi umumnya sekitar 70 cm. Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan dengan tunas daun.

Daun cocor bebek tebal, banyak mengandung air, bentuk lonjong atau bundar panjang, ujung daun tumpul, pangkal daun membundar, pinggir daun beringgit, dan permukaan daun gundul.Bunga majemuk, malai, menggantung, kelopak silindris, dan warna merah keunguan.Buah kotak dan berwarna ungu. Biji kecil putih. Akar tunggang. (Abdul Latief, 2012).

Cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lam) merupakan jenis tanaman herbal, dengan tinggi pohon mencapai 30-100 meter. Cocor bebek merupakan tanaman asli dari Madagaskar. Kesamaan iklim dan cuaca yang hampir sama dengan Indonesia, membuat cocor bebek tumbuh subur dan semakin dikenal oleh masyarakat sebagai bahan obat alternatif.

Cocor bebek termasuk pada suku Crassulaceae, tanaman ini tersebar di daerah tropis, ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias yang berguna atau tumbuh liar di semak, tepi jalan, dan tempat-tempat lain yang tanahnya berbatu pada daerah panas dan kering.

Tanaman cocor bebek tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan karena daun cocor bebek mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Daun cocor bebek berbentuk memanjang atau bulat telur dengan ujung tumpul tepi bergerigi.

Setiap helai daunnya tebal, dan mengandung banyak air. Selain itu, tangkai daunnya bersayap dan dapat dikembangbiakkan sebagai tanaman atau bibit baru. Jika daunnya dipetik akan membentuk kuncup-kuncup anak tanaman dalam torehtoreh pinggiran daunnya. Cocor bebek memiliki batang yang tegak, dan pangkalnya berkayu dengan bentuk segi empat tumpul atau membulat.

Baca Juga: Efektivitas Daun Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) sebagai Antipiretik 

Zat- Zat yang Terkandung

Cocor bebek mengandung alkaloid, triterpen, glikosida, flavonoid, steroid, dan lipid.Daun mengandung senyawa-senyawa bufadienolida, yang sangat aktif, seperti briofilin A dan C. Briofilin A memiliki aktivitas antitumor, sedangkan briofilin C dapat bekerja sebagai insektisida.

Selain itu ada beberapa manfaat tanaman cocor bebek di antaranya:

  • Dipercaya memiliki khasiat antioksidan;
  • Dipercaya mampu mengatasi peradangan dan infeksi karena memiliki efek antimikroba;
  • Dipercaya mampu menjadi pereda alergi;
  • Dipercaya memiliki khasiat antidiabetes;
  • Dipercaya mamiliki khasiat anti-neoplastik atau mencegah kanker;
  • Mengatasi batu ginjal, tukak lambung, dan peradangan sendi.

Selain itu tanaman cocor bebek ini juga sudah banyak dikenal masyarakat yang  dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti:

  • Meredakan sakit kepala: Untuk membantu meredakan sakit kepala, Anda cukup memetik daun cocor bebek, mencuci bersih, dan menyisihkan. Jika tidak biasa mengonsumsinya secara langsung, Anda bisa merebus daunnya terlebih dahulu. Anda juga bisa meminum air rebusannya dan memakan daun cocor bebek yang direbus sebagai lalapan.
  • Mengatasi gigitan nyamuk: Satu lagi manfaat yang unik dari daun cocor bebek, yaitu dapat digunakan untuk membantu mengatasi gatal dan bentol akibat gigitan nyamuk. Caranya, tumbuk halus 10 helai daun cocor bebek hingga airnya keluar. Kemudian peras dan saring daunnya. Oleskan air tersebut pada bagian tangan dan kaki yang nyamuk.
  • Menyembuhkan luka: Untuk membantu menyembuhkan luka, caranya adalah dengan menumbuk daun cocor bebek hingga halus, kemudian menempelkan tumbukan daun tersebut pada luka. Tutup dengan kain kasa dan biarkan selama beberapa jam. Daun cocor bebek mengandung antibakteri dan inflamasi yang dapat menggantikan fungsi antiseptik dalam membantu menyembuhkan luka.
  • Meredakan demam: Khasiat tanaman ini dalam tenangnya demam ternyata dapat diandalkan. Haluskan empat helai daun cocor bebek, lalu tempelkan pada dahi sebagai kompres. Anda juga bisa membalurkan air hasil tumbukan daun cocor bebek ke seluruh tubuh sebagai kompres badan. Cara ini dapat dicoba untuk membantu meredakan demam.
  • Menghilangkan jerawat: Tak hanya untuk membantu mengatasi gatal akibat gigitan nyamuk, daun cocor bebek juga bisa digunakan untuk membantu menghilangkan jerawat dan membuat kulit lebih halus. Caranya, haluskan daun cocor bebek secukupnya, kemudian campurkan dengan air mawar dan masukkan ke dalam wadah botol spray. Setelah itu, semprotkan campuran tersebut pada wajah, diamkan beberapa saat, dan bilas dengan air hangat. Ulangi cara ini secara teratur selama beberapa hari dan rasakan manfaatnya. Namun, hentikan penggunaan campuran daun cocor bebek dan air mawar pada wajah jika terjadi iritasi.

Efek samping dari mengonsumsi daun cocor bebek sendiri belum diketahui sehingga tetap perlu berhati-hati apa bila mengonsumsi daun cocor bebek sebagai pengobatan alternatif.

Baca Juga: Potensi Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L) sebagai Penurunan Demam (Antipiretik) pada Tubuh

Penelitian juga menjelaskan bahwa pemberian ekstrak cocor bebek yang dapat menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan berupa 50 mg memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan suhu tubuh (Purwitasari, et al. 2017).

Selain itu perlu diwaspadai pula jika mengonsumsi obat laianya agar tidak terjadi reaksi akibat intraksi zat yang ada. Untuk itu, apabila mengalami masalah kesehatan baiknya tetap memeriksakan diri terlebih dahulu pada dokter agar diberikan penanganan yang tepat.

Penulis:

Nur Ain Shafika Nahtulia
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI