Ternyata Tanaman Liar Pegagan (Centella Asiatica) dapat Mencegah Gangguan Keloid

Ternyata Tanaman Liar Pegagan (Centella asiatica) dapat mencegah gangguan Keloid
Sumber: Penulis

Indonesia memiliki jutaan jenis tumbuhan yang mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai penyakit dan memiliki khasiat  yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman herbal yang efektif , juga memiliki keunggulan karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat yang mengandung bahan kimia.

Kadar bahan alami pada tanaman herbal umumnya seimbang dan saling menetralisir. Oleh karena itu, efek samping obat herbal jauh lebih sedikit dibandingkan obat sintetik atau obat kimia.

Banyak manfaat tanaman herbal yang tampaknya berkaitan erat dengan komponen minyak atsiri pegagan, antara lain sitronelal, linalool, neral, mentol, dan linalyl asetat. Pegagan digunakan sebagai anti infeksi, anti racun, antipiretik (antipiretik) dan pencahar (diuretik).

Bacaan Lainnya
DONASI

Ia juga memiliki sifat narkotika, jadi harus berhati-hati saat menggunakannya. Tanaman Pegagan, yang secara ilmiah dikenal sebagai Centella Asiatica, memiliki sejarah yang kaya selama ribuan tahun di berbagai budaya dan wilayah.

Hal ini dianggap suci di India dan dikenal dalam Ayurveda sebagai ramuan Brahmi karena kemampuannya untuk membangkitkan kesadaran spiritual. Khasiat obat dari tanaman ini mulai dikenal luas pada abad ke-18, dan sejak itu telah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis.

Gotu Kola berasal dari Asia Tenggara dan secara tradisional digunakan sebagai tonik otak dalam pengobatan Ayurveda. Ini digunakan untuk menyembuhkan luka, meningkatkan fungsi kognitif, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan sirkulasi darah.

Ramuan ini juga dikenal karena kemampuannya dalam merangsang produksi kolagen dan melindungi kulit dari sinar UV dan radikal bebas, sehingga menjadi bahan populer dalam produk perawatan kulit.

Baca Juga: Menyingkap Rahasia Kecantikan Kulit dengan Daun Pegagan (Centella Asiatica): Solusi Alami untuk Menghilangkan Jerawat 

Pegagan (Centella asiatica) merupakan termasuk tanaman liar dengan potensi tanaman obat,  Pegagan banyak digunakan dalam pengobatan India kuno sebagai pengobatan demam, pembersih darah, antibakteri, antialergi, antiinflamasi, insektisida, dan stimulan.

Pegagan mengandung kandungan berbeda yaitu senyawa triterpenoid yang terdiri dari asiaticoside, rhamnose, glucose, asiaticoside, madecosoid, asam asiatic, tanin, asam madacic, braninaside, glikosida dan asam brannic. senyawa triterpen yang ditemukan dalam pegagan ini ternyata memiliki efek antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

Tanaman pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di ladang, perkebunan, tepi jalan maupun di pekarangan. Pegagan ini berasal dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak lembab, cukup sinar atau agak terlindung serta dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai dengan dataran dengan ketinggian 2.500 meter dpl.

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat dalam menyembuhkan luka adalah pegagan (Centella asiatica). Dimana berfungsi sebagai revitalisasi sel, yaitu mempercepat penyembuhan luka, luka bakar, borok kulit, pencegahan keloid, dan bekas luka hipertropi.

Pegagan (Centella asiatica) telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional , baik dalam bentuk segar maupun kering bahan dan sediaan (jamu).Banyak Tanaman pegagan digunakan untuk pengobatan untuk kulit diantaranya gangguan keloid.

Penyakit gangguan keloid merupakan jenis pertumbuhan jaringan parut yang tidak normal yang terjadi saat proses penyembuhan luka. Biasanya  terjadi setelah luka karena pembedahan, cedera, luka bakar, atau bahkan bekas jerawat.

Keloid tumbuh di luar batas luka asli dan memiliki kemiringan yang berbeda, sering kali menonjol dan berwarna merah muda atau merah yang dapat merasakan gatal atau nyeri, dan dalam beberapa kasus, dapat memengaruhi penampilan fisik seseorang.

Baca Juga: Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan (Centella Asiatica l.) dan Khasiatnya dalam Bidang Kefarmasian

Penyebabnya terjadi setelah adanya trauma kulit, trauma non inflamasi ataupun trauma inflamasi, termasuk: pembedahan, tindik, jerawat, tato, gigitan serangga, luka bakar, lecet, vaksinasi, dan proses lain yang mengakibatkan peradangan pada kulit. Peningkatan ketegangan pada luka juga dapat  menyebabkan keloid.

Prevalensi Keloid di seluruh dunia bervariasi berdasarkan etnis, misalnya, bervariasi dari 4,5% – 16% pada orang Afrika, Asia, dan Hispanik. Penyebarannya berkisar antara 0,09% di Inggris hingga 16% di Kongo. Di negara berpenghasilan tinggi, sekitar 11 juta pasien dengan keloid dilaporkan pada tahun 2000.

Di negara berkembang terdapat 100 juta kasus setiap tahunnya dengan 55 juta kasus merupakan akibat dari pembedahan dan 25 juta kasus akibat trauma. Di Indonesia sendiri, pada penelitian di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof. Dr. Kandou Manado pada periode Januari 2011-Desember 2015 didapatkan kasus keloid sebanyak 93 kasus (1,68%).

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama untuk terjadinya keloid, meskipun insidennya sedikit meningkat pada perempuan, kemungkinan disebabkan karena pada perempuan memiliki lebih banyak prosedur kosmetik seperti tindik telinga (Huang C.2021)

Pengobatan keloid dengan tanaman pegagan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya  menggunakan ekstrak daun pegagan sebagai bahan baku pengobatan keloid. Daun pegagan memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan yang penting dalam proses penyembuhan luka.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daun pegagan meningkatkan produksi kolagen dan juga memberikan efek positif pada penyembuhan luka kulit. Penggunaan daun pegagan dalam pengobatan keloid telah terbukti secara klinis mengurangi proliferasi dan migrasi fibroblas keloid.

Selain itu, daun pegagan telah teruji secara klinis efektif mengobati keloid, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada jaringan nekrotik, tidak ada eritema, dan tidak ada edema.

Baca Juga: Daun Sirsak (Annona muricata), Daun Pegagan (Centella asiatica), dan Buah Manggis (Garcinia manggostana) yang digunakan dalam Alternatif Pengobatan Kanker

Cara pengolahan tanaman dari pegagan ini adalah disiapkan tanamannya terlebih dahulu, daun pegagan segar atau yang kering, air, blender, wadah penyaring dan wadah penyimpanan seperti botol kaca terang atau gelap, langkah-langkah pembuatannya dapat dilakukan: dengan mempersiapkan daun pegagan dicuci bersih dengan air dan dipotong kecil-kecil, tetapi jika menggunakan daun yang kering dipastikan daunnya memiliki kualitas yang baik dan bersih.

Selanjutnya dilakukan penggilingan dan pencampuran dimana disiapkan blender dan ditambahkan sedikit air demi sedikit dan campurkan hingga menjadi pasta.

Setelah itu tambahkan air sekitar 300ml lagi dan biarkan selama 24 jam lalu dilakukan proses penyaringan dengan alat saringan kopi untuk memisahkan cairan ekstrak dari yang padat dari daun pegagan. Peras dengan lembut lalu cairan ekstrak dapat di gunakan.

Penulis dapat menyimpulakn bahwan tanaman pegagan yang merupakan tanaman liar ternyata bisa digunakan untuk pengobatan penyakit gangguan kulit termasuk keloid, dengan cara mengoleskan ke tempat yang terkena keloid dan menurut penelitian yang telah di baca terbukti untuk mengatasainta.

Manfaat pegagan untuk penyembuhan luka dikaitkan dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan, meningkatkan sintesis kolagen, dan meningkatkan perbaikan jaringan Sifat antioksidan ramuan juga membantu melindungi terhadap stres oksidatif, yang dapat menghambat proses penyembuhan

 

Miftahur Rizkina

Penulis: Miftahul Rizkina
Mahasiswa Jurusan Farmasi,  Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI