Pemanfaatan Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai Antibakteri terhadap Jerawat

Sereh Wangi
Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L).

Serai atau sereh (Cymbopogon nardus L.) adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan, serai dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Lemongrass. Serai sering ditemukan tumbuh alami di negara-negara tropis. Tanaman serai bisa tumbuh sampai 1-1,5 m panjang daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5 cm, berwarna hijau muda, berakar pendek dan bertekstur kasar.

Sereh (Cymbopogon nardus L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan rumput-rumputan yang memiliki daun panjang mirip ilalang. Sereh memiliki perawakan berupa rumput-rumputan tegak yang bisa menjadi menahun.

Karakteristiknya yang terdiri dari batang tegak atau condong, seringkali membentuk rumpun dengan batang yang pendek, masif, dan bulat, adalah adaptasi yang memungkinkannya untuk bertahan di berbagai kondisi lingkungan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Selain itu, lapisan lilin yang seringkali terdapat di bawah buku-bukunya adalah ciri khas yang memberikan perlindungan tambahan terhadap kehilangan air dan serangga. Perakaran sereh yang sangat dalam dan kuat juga memberikan stabilitas dan akses ke sumber daya tanah yang lebih dalam.

Semua ciri-ciri ini membuat sereh menjadi tanaman yang tangguh dan mudah berkembang di berbagai kondisi lingkungan. Daun sereh berbentuk tunggal dan lengkap, dengan pelepah daun yang biasanya berbentuk silindris dan gundul, tanpa adanya rambut atau struktur tambahan.

Sementara itu, susunan bunga sereh terdiri dari malai atau bulir yang majemuk. Bunganya bisa bertangkai atau duduk langsung pada batang tanaman. Sekitar bunga tersebut terdapat daun pelindung yang nyata, yang umumnya berwarna putih.

Wajah merupakan salah satu bagian tubuh yang diperhatikan baik oleh pria maupun wanita. Permasalahan wajah seperti penuaan dini, warna kulit yang tidak merata dan jerawat.

Jerawat bukan suatu penyakit yang serius akan tetapi dapat menyebabkan efek psikologis pada penderita seperti tidak percaya diri. Munculnya jerawat bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda, termasuk faktor genetik, hormonal, dan infeksi bakteri.

Jerawat (acne vulgaris) merupakan salah satu penyakit pada kulit yang sering terjadi pada saat usia remaja hingga saat usia dewasa, masalah ini sangat sering terjadi di dunia dan umumnya sangat mengganggu dari sisi estetika kecantikan kulit wajah.

Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis merupakan beberapa bakteri gram-positif yang diketahui menyebabkan jerawat, namun bakteri yang paling sering menyebabkan jerawat adalah Propionibacterium acnes.

Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif anaerob yang memiliki kemampuan untuk memecahkan trigliserida menjadi asam lemak bebas yang dapat menimbulkan inflamasi dan memicu terjadinya jerawat. Sama seperti Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang bersifat koagulase positif dan menyebabkan infeksi kulit seperti jerawat atau abses.

Bakteri ini dapat menjadi invasif jika kondisi kulit berubah, tetapi tidak bersifat patogen dalam keadaan normal. Ketika bakteri ini bereaksi dengan sebum pada kulit, metabolit mereka yang menghasilkan menyebabkan peradangan.

Jerawat terjadi karena peradangan yang disertai penyumbatan serta penimbunan keratin pada saluran kelenjar minyak kulit dan rambut. Pertumbuhan jerawat diawali dengan timbulnya komedo, lalu dilanjutkan dengan pustul dan papul serta kista dan nodus.

Patofisologis jerawat terjadi karena beberapa faktor yakni di antaranya adalah kolonisasi bakteri P. acne, hiperkeratinisasi folikuler, terjadinya inflamasi, peningkatan sebum dan penyumbatan saluran pilosebaseus.

Baca Juga: Penyulingan Minyak Atsiri Sereh: Menggali Keajaiban Aromaterapi Alam

Berdasarkan penelitian (Saragih et al., 2016) kasus jerawat di Indonesia mengalami peningkatan yaitu mulai tahun 2006 sebanyak 60%, lalu pada tahun 2007 sebanyak 80% dan tahun 2009 meningkat sebanyak 90% serta terjadi pada umur 14-19 tahun.

Penggunaan antibiotik sangat tidak dianjurkan karena dikhawatirkan terjadinya resistensi jika pemakaiannya digunakan secara terus-menerus dalam kasus penyakit jerawat. Bahan alam yang umumnya memiliki aktivitas antibakteri dapat digunakan sebagai sediaan obat salah satunya dalam pengobatan jerawat yaitu tanaman serai wangi.

Menurut (Puspawati, 2016) mengatakan bahwa minyak atsiri sereh wangi yang berasal dari daun dengan konsentrasi 100 ppm memiliki aktivitas antibakteri dengan menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sebesar 10,25 mm dan S. aureus menghambat sebesar 9,62 mm.

Pengobatan jerawat memiliki tujuan yang berbeda seperti mengurangi sebum di wajah, mengurangi inflamasi dan mengatasi folikel yang tidak normal. Sedangkan, dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat digunakan obat golongan antibiotik.

Akan tetapi, penggunaan antibiotik secara terus-menerus dapat menyebabkan resistensi dan efek samping lainnya. Oleh sebab itu, dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat diperlukan bahan alami pengganti antibiotik yang efektif dan aman.

Pengobatan jerawat biasanya menggunakan antibiotik dan juga bahan kimia lainnya, seperti klindamisin, eritromisin, doksisiklin, sulfur, dan asam salisilat, namun penggunaan antibiotik dapat menyebabkan efek samping iritasi kulit dan resistensi terhadap antibiotik.

Selain itu, sering juga menggunakan benzoil peroksidam, asam azelat dan retinoid sebagai anti jerawat mempunyai efek samping yaitu resistensi antibiotik dan iritasi, imunohipersensitivitas dan kerusakan organ.

Pada penelitian (Hafsari et al., 2015) membuktikan bahwa 50% isolat Propionibacterium acnes berbagai strain dari pasien berjerawat resisten terhadap antibiotik klindamisin dan eritromisin dan 20% dari isolat resisten terhadap tetrasiklin.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan penelitian dalam penemuan obat baru yang berasal dari alam untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Salah satunya adalah daun serai wangi.

Baca Juga: Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) Bumbu Dapur yang Memiliki Potensi sebagai Antibiotik

Saat ini, pengobatan dengan bahan alam lebih dinikmati dibandingkan dengan bahan kimia. Hal ini didasari oleh kandungan senyawa lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan bahan alami telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan dasar kosmetik dan perawatan kulit.

Salah satu tanaman yang telah digunakan dalam terapi adalah tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L.). Tanaman ini mengandung minyak sereh wangi (citronella oil) yang terdiri dari beberapa komponen tetapi sitronellal, sitronellol, dan geraniol merupakan komponen utamanya.

Minyak sereh wangi merupakan salah satu minyak atsiri yang digunakan dalam pengobatan dan telah diproduksi dalam berbagai produk. Dalam bidang kosmetik, minyak sereh wangi digunakan sebagai komponen utama produksi sabun untuk menghilangkan pegal, pencegah gigitan nyamuk, mengatasi jerawat dan bekasnya pada bagian punggung maupun wajah.

Serai wangi (Cymbopogon nardus L.) berpotensi sebagai antibakteri karena memiliki kandungan minyak atsiri. Alasan pemilihan tanaman serai wangi sebagai bahan pembuatan sediaan antibakteri yaitu dikarenakan tanaman ini masih jarang dimanfaatkan untuk bahan dasar pembuatan obat sehingga hal inilah yang mendasari dipilihnya tanaman serai wangi sebagai bahan dasar sediaan antibakteri.

Bakteri dapat menyebabkan penyakit dengan cara menginvasi ke dalam jaringan atau dengan membentuk racun, termasuk bakteri P. acnes. P. acnes merupakan target utama dalam pengobatan antibakteri untuk jerawat.

Berdasarkan data, P. acnes beraksi dengan menghasilkan beberapa zat penyebab inflamasi (seperti faktor kemotaktik, enzim lipase, dan lain-lain) yang menginduksi perkembangan pada lesi jerawat. P. acnes merupakan bakteri anaerob yang sering ditemukan pada jerawat dan tumbuh dengan lambar serta bersifat Gram-positif.

P. acnes juga merupakan bakteri penyebab jerawat yang berperan sangat penting dalam menghasilkan inflamasi kemampuannya dalam karena memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas. P. acnes adalah flora normal pada kulit, rongga mulut, usus besar, konjungtiva, dan saluran telinga luar.

Bakteri ini menghasilkan enzim lipase yang berfungsi untuk memecah trigliserida yang di mana merupakan salah satu komponen sebum menjadi asam lemak bebas (free fatty acid). Asam lemak bebas ini adalah media yang baik untuk pertumbuhan bakteri P. acnes.

Selanjutnya bakteri berkembang biak, menimbulkan peradangan, dan membentuk mikro komedo yang merupakan faktor dalam pembentukan jerawat.

Baca Juga: Menyingkap Rahasia Kecantikan Kulit dengan Daun Pegagan (Centella Asiatica): Solusi Alami untuk Menghilangkan Jerawat

Minyak sereh (lemongrass oil) memang dikenal memiliki banyak manfaat untuk perawatan kulit, termasuk dalam mengatasi masalah jerawat. Berikut adalah beberapa manfaat minyak sereh untuk pengobatan jerawat:

  1. Sifat antibakteri: Minyak sereh memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu membunuh bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium acnes. Hal ini dapat membantu mencegah terbentuknya jerawat baru.
  2. Mengurangi peradangan: Minyak sereh memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan jerawat yang sudah terbentuk.
  3. Menyerap kelebihan minyak: Minyak sereh dapat membantu menyerap kelebihan minyak di kulit, sehingga mencegah pori-pori tersumbat yang dapat memicu timbulnya jerawat.
  4. Mencerahkan kulit: Minyak sereh juga dapat membantu mencerahkan kulit dan mengurangi noda bekas jerawat.

Untuk menggunakan minyak sereh untuk pengobatan jerawat, anda dapat mencampurkannya dengan minyak pembawa seperti minyak kelapa atau minyak zaitun, lalu aplikasikan langsung pada area jerawat. Atau Anda juga dapat menambahkannya ke dalam masker wajah atau scrub.

Pastikan untuk menggunakan minyak sereh dengan kadar yang tepat dan tidak berlebihan, karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.

Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan kulit, mengonsumsi makanan sehat, dan mengelola stres untuk membantu mengatasi masalah jerawat secara menyeluruh.

Penulis:

Suci Adryana
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI