Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada tahun 2009. Menjadi simbol untuk mengenalkan budaya lokal Indonesia ke ranah global, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Batik dapat membantu siswa memahami nilai budaya yang terkait dengan matematika dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan.
Upaya inovatif dirancang untuk merevitalisasi pendidikan matematika di Pasuruan, Jawa Timur melalui program glokalisasi sekolah. Program glokalisasi “Batik Math Pasuruan”, dirancang untuk siswa sekolah dasar berfokus pada integrasikan budaya lokal batik Pasuruan dengan konsep pembelajaran matematika sekolah dasar.
Pada program ini, guru dapat menggunakan strategi pembelajaran inovatif berbasis projek, dengan menggunakan batik untuk memvisualisasikan konsep matematika. Contoh, siswa dapat menggunakan pola batik untuk memahami konsep geometri dan simetri.
Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar tentang matematika, tetapi juga tentang budaya dan sejarah batik Pasuruan. Batik Math dapat juga melibatkan komunitas lokal dalam proses pembelajaran, seperti mengundang seniman batik untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang budaya batik Pasuruan.
Metode penilaian program ini lebih berbasis autentik projek, seperti penilaian berbasis produk yang dihasilkan siswa. Dengan demikian, siswa dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam menerapkan konsep matematika dalam konteks budaya dan sejarah batik.
Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah matematis, kreativitas, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya budaya dalam pendidikan. Pemahaman matematika yang dimiliki siswa bukan hanya angka dan simbol semata, namun juga bagaimana matematika tersebut relevan dan bermakna dalam kehidupan.
Baca Juga: Gerakan Literasi pada Pendidikan Sekolah Dasar
Pelaksanaan Program Sekolah “Batik Math Pasuruan”
Sekolah dasar berbasis glokalisasi pembelajaran matematika dan budaya batik di Pasuruan, dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi:
Penggunaan Batik Pasuruan dalam Pembelajaran Matematika Materi Geometri dan Pengukuran
Batik Pasuruan memiliki pola geometris yang kompleks yang dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk mempelajari konsep geometri seperti sudut, garis, dan bentuk. Guru dapat membantu siswa mengidentifikasi bentu dan menghitung sudut-sudut pada pola batik, serta menghubungkan antar titik dan garis.
Integrasi Pembelajaran Matematika dengan Batik sebagai Media
Batik dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari konsep matematika seperti perhitungan, pengukuran, dan desain. Siswa dapat dibantu untuk menghitung biaya produksi baju batik, mengukur kain, dan membuat desain baju batik yang proporsional.
Pembelajaran dengan Realistic Mathematics Education (RME)
Pendekatan berdasarkan contoh nyata kehidupan pada pembelajaran matematika yang berbasis budaya yang relevan dengan siswa, seperti batik Pasuruan. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep matematika dengan lebih bermakna.
Penggunaan Software Berbasis Batik Pasuruan untuk Pembelajaran Matematika dengan Batik
Software GeoGebra dapat digunakan untuk mempelajari konsep transformasi geometri dengan menggunakan contoh proses transformasi geometri pola batik yang dapat diatur melalui software.
Baca Juga: Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar: Pengenalan dan Analisis
Konsep Matematika SD pada Konteks Batik Pasuruan
Batik tulis Pasuruan sendiri memiliki beberapa motif diantaranya yang terkenal yaitu motif suropai, bunga kepodang, dan motif daun sirih. Berikut ini konsep matematika yang ada pada batik Pasuruan, meliputi:
Bilangan Cacah
Batik Pasuruan memiliki motif “Suropati” berkaitan dengan bilangan cacah, seperti bilangan bulat, bilangan ordinal, dan bilangan cacah dalam penghitungan jumlah motif yang digunakan dalam proses produksi batik.
Operasi Bilangan Bulat
Batik Pasuruan berkaitan dengan operasi bilangan bulat, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang digunakan dalam penghitungan jumlah lilin yang diperlukan untuk membuat motif batik.
Satuan Baku
Batik Pasuruan memiliki motif yang terkait dengan satuan baku, seperti satuan panjang, satuan waktu, dan satuan mata uang, yang digunakan dalam penghitungan biaya produksi dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat motif batik.
Geometri
Batik Pasuruan memiliki motif “Daun Sirih” berkaitan dengan geometri, seperti garis lurus, garis zig-zag, garis sejajar, simetri putar, kurva, segitiga, belah ketupat, lingkaran, persegi panjang, oval, simetri lipat, dan pencerminan, yang digunakan dalam desain motif batik.
Baca Juga: Penerapan Media Pembelajaran pada SD Negeri Sumberagung Probolinggo
Penyajian Data Mean, Median, Modus
Dapat digunakan dalam penghitungan statistik dan analisis data terkait dengan produksi batik Pasuruan.
Grafik dan Tabel
Batik Pasuruan memiliki motif yang terkait dengan grafik dan tabel, yang digunakan dalam penghitungan statistik dan analisis data terkait dengan produksi batik.
Pencerminan
Batik Pasuruan memiliki motif “Bunga Kepodang” berkaitan dengan pencerminan untuk menciptakan efek simetri dan keselarasan.
Simetri
Semua motif Batik Pasuruan memiliki berkaitan dengan simetri, mulai dari simetri putar, simetri lipat, yang digunakan dalam desain motif batik untuk menciptakan efek keselarasan dan harmoni
Manfaat Program Sekolah “Batik Math Pasuruan”
Program Sekolah “Batik Math Pasuruan” memiliki beberapa manfaat yang signifikan di antaranya:
Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesadaran Budaya
Membantu meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika dengan budaya batik, siswa dapat memahami konsep matematika dalam konteks budaya.
Meningkatkan Kreativitas Guru
Diperlukan kreativitas guru dalam mengintegrasikan budaya batik ke dalam kurikulum dengan strategi pembelajaran inovatif dan efektif.
Meningkatkan Minat Belajar
Membantu meningkatkan minat belajar siswa dengan cara mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan budaya siswa.
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa dapat memahami cara menyelesaikan masalah terkait proses produksi, dan jual beli batik.
Baca Juga: Belajar Matematika yang Menyenangkan
Berdasarkan uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengintegrasikan budaya batik dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar di Pasuruan dapat dilakukan dengan program “Batik Math”.
Program sekolah ini sebagai inisiatif terobosan glokalisasi integrasi budaya dalam pendidikan matematika. Dengan menggabungkan praktik budaya tradisional dengan metode pendidikan modern, program ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa.
Penulis : Ikamaya Sridarma Dewi
Mahasiswa S3 Jurusan Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News