7 Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan terhadap Kesehatan Mahasiswa

Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan terhadap Kesehatan Mahasiswa
Inilah bahaya konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan mahasiswa

Bahaya konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan mahasiswa bukan sekadar peringatan klise dari dosen gizi. Di balik camilan manis favoritmu, tersimpan dampak serius bagi kondisi fisik dan mental.

Sebagai mahasiswa, kamu tentu ingin tetap bugar, fokus, dan berprestasi. Tapi kebiasaan ngemil makanan manis dan minum kopi susu kekinian bisa jadi sabotase diam-diam terhadap hidupmu.

Artikel yang dikutip dari situs pafipalangkarayakota.org ini, kamu akan menemukan tujuh fakta ilmiah yang memperlihatkan bagaimana gula bisa memengaruhi kualitas hidupmu—mulai dari kesehatan fisik, mental, hingga akademik.

Didukung oleh penelitian dari universitas-universitas ternama di Indonesia, mari kita telusuri lebih dalam agar kamu bisa mengambil langkah preventif sejak dini.

Bacaan Lainnya

1. Konsumsi Gula Mahasiswa Indonesia Tiga Kali Lebih Tinggi dari Batas Aman

Mahasiswa adalah generasi yang aktif, penuh semangat, dan serba cepat. Tapi sayangnya, gaya hidup cepat ini seringkali dibarengi dengan pilihan makanan instan dan minuman tinggi gula.

Menurut penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), mahasiswa di Yogyakarta tercatat mengonsumsi gula sebanyak 140–160 gram per hari, jauh di atas batas aman WHO yang hanya 50 gram per hari. Studi ini juga mencatat bahwa 78% responden tidak menyadari jumlah asupan gulanya dalam sehari.

Kamu mungkin merasa konsumsi sehari-hari wajar saja. Namun, bayangkan jika satu botol kopi susu mengandung 30 gram gula, ditambah roti manis 25 gram, dan minuman bersoda 40 gram—totalnya sudah melebihi batas aman. Belum lagi jika kamu mengonsumsi makanan manis lainnya tanpa kontrol.

Baca juga: Mengenal Diabetes Melitus Lebih Awal: Yuk, Cek Gula Darah dan Kenali Gejalanya

2. Gula Tersembunyi dalam Makanan “Sehat” Bisa Menipu Kamu

Tahukah kamu bahwa yogurt, granola, bahkan minuman isotonik sering disebut sehat tapi sebenarnya mengandung gula tambahan dalam jumlah besar? Ini yang disebut hidden sugar atau gula tersembunyi.

Peneliti dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta mencatat bahwa sebanyak 62% mahasiswa tidak menyadari bahwa makanan “diet” yang mereka konsumsi justru memperparah asupan gula harian. Contohnya:

  • Satu cup yogurt rasa buah: 20–25 gram gula
  • Satu sachet sereal instan: 15–20 gram gula
  • Granola bar: hingga 18 gram gula

Kamu bisa membayangkan betapa cepatnya konsumsi gula menumpuk hanya dari makanan yang kelihatannya aman.

3. Gula Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Depresi dan Kesehatan Mental Terganggu

Efek gula bukan hanya pada tubuh, tapi juga berdampak langsung pada otakmu. Menurut studi dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), mahasiswa dengan konsumsi gula tinggi cenderung mengalami mood swing, sulit fokus, dan peningkatan kecemasan sosial.

Bagaimana bisa? Gula memicu pelepasan hormon serotonin secara instan, tetapi bersifat sementara. Setelah kadar gula turun, otak mengalami kekosongan hormonal yang memicu perasaan lelah, sedih, hingga gelisah. Ini menjelaskan kenapa kamu bisa merasa semangat setelah minum kopi manis, tapi kemudian merasa down beberapa jam kemudian.

Mahasiswa UI yang mengikuti diet rendah gula selama 3 bulan menunjukkan penurunan gejala depresi ringan hingga 45%, serta peningkatan kualitas tidur dan fokus belajar.

Baca juga: Peran Apoteker dalam Edukasi Terapi Obat pada Pasien Diabetes

4. Obesitas dan Penyakit Kronis: Bom Waktu dari Gula Berlebih

Obesitas di usia muda bukan lagi fenomena langka. Menurut studi Universitas Airlangga di Surabaya, mahasiswa yang mengonsumsi lebih dari 2 minuman manis per hari berisiko 3 kali lipat mengalami kenaikan berat badan dan gangguan metabolik dalam waktu 6 bulan.

Yang lebih mengejutkan, 1 dari 5 mahasiswa dengan kebiasaan tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda pradiabetes seperti resistensi insulin, kelelahan kronis, dan gangguan konsentrasi.

Penyakit seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi tidak lagi identik dengan usia lanjut. Kini, mahasiswa pun rentan mengalaminya akibat pola makan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik.

5. Gula Merusak Pola Tidur dan Menurunkan Energi Sehari-hari

Kamu mungkin berpikir gula memberi energi instan. Itu benar, tapi hanya sesaat. Setelah lonjakan glukosa, tubuh justru akan mengalami penurunan energi drastis yang dikenal sebagai sugar crash.

Penelitian dari Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kebiasaan mengonsumsi makanan manis di malam hari cenderung mengalami gangguan tidur hingga 50% lebih tinggi dibanding yang tidak.

Tidur yang terganggu akan berdampak pada kelelahan kronis di pagi hari, penurunan produktivitas, dan kecenderungan untuk kembali mengonsumsi kafein dan gula—lingkaran setan yang sulit diputuskan.

6. Gula Bisa Merusak Prestasi Akademikmu

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, ditemukan bahwa mahasiswa yang mengurangi asupan gula hingga 40% selama dua semester mengalami peningkatan IPK rata-rata sebesar 0.4 poin.

Hal ini terjadi karena:

  • Konsentrasi belajar meningkat
  • Pola tidur menjadi lebih stabil
  • Mood dan emosi lebih terkontrol
  • Energi lebih konsisten sepanjang hari

Artinya, perubahan kecil seperti mengurangi satu minuman manis per hari bisa memberikan dampak besar terhadap performa akademikmu. Bayangkan jika kamu konsisten melakukannya selama satu tahun kuliah!

Baca juga: Wow!!! Inilah Cara Mengobati Diabetes dengan Obat Herbal untuk Mahasiswa

7. Langkah Nyata Menuju Gaya Hidup Rendah Gula

Kamu tidak harus menghindari gula sepenuhnya. Kuncinya adalah kesadaran dan pengendalian. Berikut adalah beberapa langkah realistis yang bisa kamu mulai dari sekarang:

a. Baca label dengan teliti

Cek kandungan “gula total” dan waspadai istilah lain seperti sirup jagung, maltosa, fruktosa, dan sukrosa.

b. Pilih makanan alami

Buah-buahan segar, kacang, dan makanan buatan sendiri jauh lebih sehat daripada camilan kemasan.

c. Kurangi konsumsi minuman manis

Gantilah dengan air putih, infused water, atau teh tawar. Jika tetap ingin kopi, pilih versi tanpa gula atau gunakan susu rendah lemak tanpa tambahan sirup.

d. Terapkan pola makan seimbang

Jangan lupa asupan protein, serat, dan lemak sehat agar kamu merasa kenyang lebih lama dan tidak tergoda camilan manis.

e. Edukasi diri dan lingkungan

Ajak teman-temanmu untuk ikut membatasi gula dan bagikan informasi penting ini. Mahasiswa yang sadar nutrisi akan mendorong lingkungan kampus yang lebih sehat.

Universitas Diponegoro bahkan telah meluncurkan program “Kampus Sehat” yang fokus pada edukasi gizi digital, pelatihan memasak sehat, dan kampanye sosial media bertema “Sayangi Gula, Sayangi Tubuhmu.”

Kesimpulan, Jangan Tunggu Sakit untuk Mulai Peduli

Kamu sekarang tahu bahwa Bahaya konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan mahasiswa adalah nyata, serius, dan mengintai setiap saat. Dari mood swing hingga penyakit kronis, dari gangguan tidur hingga penurunan IPK—semuanya bisa terjadi hanya karena konsumsi gula yang tidak terkontrol.

Kabar baiknya, kamu bisa mulai mengubahnya sekarang. Dengan langkah kecil dan konsisten, kamu bisa menciptakan masa kuliah yang lebih sehat, produktif, dan penuh semangat.

Jadi, apa kamu masih akan minum kopi susu dua kali sehari?

Redaksi Media Mahasiswa Indonesia

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses