Beban Administrasi yang Menutup Inovasi

Beberapa bulan setelah dilantiknya menteri pada kabinet baru tahun 2019-2024 mulai banyak kebijakan yang dikeluarkan. Kebijakan yang saat ini menjadi perubahan adalah di dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 2019-2024 Nadiem Makarim mengeluarkan pidato pada saat memperingati Hari Guru beberapa waktu lalu. Isi pidato yang disampaikan menuai banyak respon di kalangan pendidikan. Isi pidato yang lebih menekankan pada sisi milineal membuat perubahan baru di dunia pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, ditantang untuk memangkas beban administrasi guru agar mewujudkan proses belajar mengajar yang inovatif, seperti tertulis dalam pidatonya yang memperingati Hari Guru Nasional. Nadiem meminta guru untuk berinovasi. Dalam lembar pidato yang memperingati Hari Guru Nasional yang diunggah di akun Twitter resmi Kemendikbud, Nadiem Makarim menyentil beban guru yang harus mengerjakan tugas administratif, yang menurutnya tanpa manfaat yang jelas. Hal lain terkait penerapan ujian yang secara paksa diterapkan para pemangku kepentingan sebagai tolok ukur capaian siswa.

Persoalan lain yang juga disinggung Nadiem mengenai kurikulum yang begitu padat dan menutup pintu pada kemampuan siswa berkarya dan berkolaborasi. Karena itulah Nadiem memerintahkan para guru untuk melakukan perubahan di kelas. Mulai dari berdikusi, mencentuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, dan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Maka porsi belajar mengajar di dalam kelas antara guru dan siswa seimbang. Sehingga akan terbentuk situasi kelas yang produktif.

Bacaan Lainnya

Gagasan untuk memangkas beban administrasi guru seperti yang disampaikan Nadiem Makarim dalam pidatonya menyasar jantung persoalan di dunia pendidikan, tetapi sekaligus memberi harapan kepada guru tentang bagaimana mengajar. Seorang guru seharusnya tidak dibebani pekerjaan administrasi. Karena hal tersebut akan mengganggu kewajiban guru sebagai sumber ilmu bagi siswa-siswanya. Menurutnya, satu-satunya tugas pendidik adalah melahap sebanyak-banyaknya ilmu dan mendiskusikannya dengan siswa-siswanya. Dengan beban administratif yang dibebankan pada guru akan mengurangi waktu guru dalam mendidik atau memperhatikan potensi yang dimiliki setiap siswanya.

Tidak mungkin atau mustahil untuk seorang guru bisa berinovasi sementara mereka dituntut menyelesaikan pekerjaan adminitrasi yang menguras tenaga dan pikiran. Banyak sekali tugas yang mereka kerjakan dan sangat sering tugas tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Ada dua tugas besar yang dibebankan kepada guru yaitu membuat model atau kerangka belajar yang merujuk pada kurikulum dan menyelesaikan kelengkapan administrasi yang terkait dengan tunjangan profesi. Tugas yang begitu berat dan tentunya menyita banyak waktu. Pikiran guru pun tidak bisa terfokus dalam cara mereka mengajar saja. Tenaga guru pun juga terkuras untuk menyelesaikan beban berat dari tugas yang harus mereka selesaikan.

Dalam merancang model belajar atau RPP misalnya, guru harus cermat dan harus memahami betul materi yang akan diajarkan dan strategi mengajar apa yang mereka gunakan. Jika model belajar dibuat terlalu rumit, tujuan kurikulum tidak akan tercapai dan siswa akan kesulitan saat menghadapi Ujian Nasional. Hal tersebut sering kali ditemui saat mendekati waktu Ujian. Waktu ujian yang ditetapkan sudah dekat, namun terkadang materi yang harus diberikan belum terpenuhi. Permasalahan seperti ini juga yang sering membuat nilai ujian kadang menurun karena siswa belum sepenuhnya mendapat materi yang akan diujikan.

Beban guru juga bertambah ketika ada perubahan dalam kurikulum. Uji coba terhadap kurikulum baru pun kadang mereka dalam keadaan yang belum siap. Jika tidak mengikuti kurikulum maka juga berakibat pada cara mengajar dan hasil belajar siswa, tapi jika memaksa untuk mengikuti kurikulum artinya guru harus mampu berlari untuk mendorong siswanya agar bisa menerima pola yang baru. Tidak hanya merancang model pembelajaran, guru juga harus menyusun instrumen penilaian setiap siswa dan lembar kerja peserta didik. Beban tersebut akan terasa begitu banyak ketika sudah memasuki pertengahan semester atau akhir semester.

Sementara untuk beban kelengkapan administrasi yang terkait dengan tunjangan profesi dilakukan dengan mengisi sederet formulir yang diserahkan kepada Badan Kepegawaian Daerah. Kemudian menyangkut kenaikan pangkat, guru juga diwajibkan membuat makalah atau karya tulis. Banyaknya kewajiban dan tuntutan kepada guru tidak memungkinkan untuk mereka bisa berinovasi di kelas. Kewajiban dan tuntutan tersebut juga sering berjalan satu waktu. Maka untuk memenuhi kebijakan seperti apa yang diinginkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, harus ada kebijakan yang konkrit yang mencangkup keseluruhan.

Banyak yang berharap jika nantinya Menteri Nadiem Makarim segera dapat melahirkan kebijakan yang berpihak pada guru dan siswa yaitu memangkas beban administrasi yang dibebankan kepada para pendidik dan mereformasi pola pengembangan guru. Melihat Nadiem adalah seorang yang dekat dengan teknologi harapannya hal tersebut dapat digunakan untuk memangkas administrasi yang harus dikerjakan seorang guru. Misal dengan berbantuan teknologi, guru dan siswa diajarkan secara menyeluruh tentang penggunaan kelas maya jadi guru dan siswa dapat melakukan proses KBM dimana pun dan kapan pun.

Hal lain yang bisa dilakukan juga seperti penyeragaman penggunaan model pembelajaran di dalam kelas. Seperti penggunaan video pembelajaran yang memang sudah disediakan oleh Kemendikbud. Ini juga bisa digunakan sebagai wujud penyetaraan antara sekolah, karena materi yang diajarkan sama dengan media yang sama. Guru juga dibebaskan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan memintanya untuk bisa menunjukan kelebihan yang mereka miliki.

Nantinya kebijakan apapun yang dikeluarkan diharapkan mampu mewujudkan pendidikan yang di Indonesia yang lebih baik. kebijakan tersebut juga harus dibarengi dengan sosialisasi yang jelas jadi saat kebijakan tersebut diterapkan akan menghasilkan hasil yang baik. Selagi guru masih dibebankan administrasi yang begitu banyak selain tugasnya untuk mengajarkan, maka mereka tidak akan pernah bisa untuk berinovasi.

Maya Sari
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang 

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI