Bersama HMI Melangkah dengan Iman dan Ilmu

Safira Ummah
Safira Ummah (Kader Komisariat Pertanian HmI Cabang Jember)

Penulis: Safira Ummah
Kader Komisariat Pertanian HmI Cabang Jember

Himpunan Mahasiswa Islam (HmI). Siapa sih yang tidak mengenal himpunan ini? Himpunan yang lahir dari rahim perjuangan dan terus hidup dengan nafas Islam. Memiliki ruh yakni para kader yang berkualitas Insan Cita. Para kader yang memiliki Ghirah ber-HmI, sehingga semangatnya tak akan pernah mati. Jiwanya selalu terbangkitkan oleh jargon perjuangan yang terdengar begitu menggelegar, apa lagi kalau bukan Yakusa.

Suara teriakan perjuangan itu tak pernah gagal dalam membuka lebar suara yang kerap kali dibungkam oleh penguasa. HmI selalu siap untuk masuk ke dalam barisan perlawanan terhadap ketidakbenaran dan ketertindasan kaum marhaen. HmI hadir menjawab tuntutan zaman dan segala persoalan baik keumatan maupun kebangsaan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kini, HmI sudah menginjak usia 74 tahun yang terhitung semenjak himpunan tersebut didirikan pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta. HmI berdiri begitu perkasa karena didasari oleh gagasan seorang pemuda yang sadar betul akan kegentingan persoalan keumatan dan kebangsaan.

Sosok pemuda tersebut adalah Lafran Pane yang merupakan seorang mahasiswa di Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang menjadi FH-UII). Berdirinya HmI tentu tidak lepas dari peranan Lafran Pane dan tokoh-tokoh pemuda lainnya sebagai rekannya, yaitu Asmin Nasution, Dahlan Husain, Kartono Zarkasi, Thayeb Razak, Maisaroh Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur, Siti Zainab, Hasan Basri, Zukkarnaen, Toha Mashudi, Bidron Hadi, dan M. Anwar.

Yunda dan Kanda tentunya sudah paham betul bahwa yang menjadi dasar pemikiran Lafran Pane dalam mendirikan HmI tak lain dan tak bukan, yaitu karena beliau melihat sistem pendidikan dan kondisi masyarakat pada saat itu telah terpengaruh oleh paham sosialis hingga komunis. Sehingga, begitu banyak yang belum paham dan mengamalkan ajaran agama Islam. Maka, pendirian organisasi mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Keislaman dan Nasionalisme menjadi sebuah agenda mendesak yang sangat perlu untuk segera diwujudkan.

Owhh iya, karena HmI ini merupakan organisasi mahasiswa Islam maka HmI akan selalu mengikuti ide-ide mahasiswa yang mendambakan inovasi dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu pemahaman dan penghayatan mengenai ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi.

HmI sebagai organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar, hingga saat ini selalu istiqamah dalam menjaga kesatuan ajaran agama Islam dan ideologi Pancasila pada sebuah bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bukti nyatanya sudah terlihat sedari dulu, HmI berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan polarisasi kaum terpelajar ke dalam paham sosialis.

Nilai Keislaman dan semangat Keindonesiaan sudah menjadi komitmen HmI dan hal itu sesuai dengan tujuannya yang tertuang pada pasal 4 AD ART HmI yang berbunyi, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.”

Hubungan antara agama (Islam) dengan negara tidak menjadi pokok perdebatan HmI, sehingga HmI berhasil menjadi organisasi mahasiswa Islam yang mengawinkan Keislaman dengan Keindonesiaan. HmI dalam perjalanannya akan terus bergandengan tangan dengan NKRI.

Tujuan mulia HmI juga menggambarkan kalau organisasi tersebut bisa mencetak kader yang beriman, berilmu, dan beramal, sehingga membantu dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tentunya hal itu tidak lepas dari ajaran agama Islam yang menjadi sumber motivasi terdalam bagi HmI.

Pada akhirnya, para kader HmI yang berkualitas Insan Cita memiliki kesadaran untuk tetap tunduk pada fitrah kemanusiaan. Kehidupan yang fitri bisa mewujudkan kesejahteraan material dan spiritual. Jadi, dalam meningkatkan kualitas kader sudah pasti HmI jagonya.

Membentuk kepribadian para kader yang imbang dan padu, serta yang paling penting tidak menjadi takabbur kepada Allah SWT.  Iman, ilmu, dan amal yang menjadi bekal pembelajaran di HmI sangat membantu dalam membentuk kehidupan ideal. HmI merumuskan bentuk kehidupan ideal tersebut dengan singkat yaitu, “Kehidupan yang Adil dan Makmur.”

Lantas, kata apa yang paling cocok kalau bukan kata “Bahagia HmI” yang bisa menggambarkan betapa beruntungnya berproses di HmI.  Bagaimana nggak bahagia, kita sebagai kader HmI dalam mencapai tujuan mulia HmI akan dibekali sebuah nilai-nilai dasar yang diambil dari Al-Qur’an dan hadist.

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang menjadi bekal para kader akan berfungsi sebagai landasan etis dan normatif, sehingga membantu dalam mencapai maqam kesempurnaan (Batara, 2018). NDP itu dirumuskan oleh Prof. Dr. Nurcholis Madjid yang merupakan Ketua Umum PB HmI pada tahun 1967. Selain menjadi Ketua Umum PB HmI, Beliau juga dikenal sebagai sosok pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Beliau selalu bersemangat untuk melakukan pembaruan pemikiran Islam karena keyakinannya mengatakan melalui pembaruan pemikiran maka, Islam bisa mengisi proses demokrasi yang sedang berjalan. Wahh, betapa bahagia dan bangganya ber-HmI.

HmI juga mengajarkan para kadernya untuk bisa memahami dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di setiap butir Pancasila, sehingga menghasilkan keluaran atau output berupa amal saleh atau kerja kemanusiaan.

HmI telah berhasil mendidik dan membimbing para kadernya supaya dapat terus berjuang dalam mencapai tujuannya dengan cara yang baik. Jiwa yang tangguh tercerminkan dalam diri kader HmI dan yang tertanam dalam benak pikirannya adalah “Pantang Tugas Tak Tuntas.”

Menginjak usianya yang sekarang maka besar harapan kepada HmI agar dapat terus melangkah dengan iman dan ilmu, serta tetap menjadi organisasi yang independen dan konsisten dalam memajukan Indonesia baik melalui mahasiswa yang menjadi kader HmI ataupun dari alumni HmI. Salam Hijau Hitam! Bahagialah HmI! Yakusa!

Referensi:
Batara, A. S. 2018. HMI 2019, 2030, 2045. CV. Makassar: Nas Media Pustaka.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI