Efektivitas Rebusan Daun Seledri (Apium graveolens L ) Untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Penderita Hipertensi

Daun Seledri

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), penyakit jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan tidak segera diobati. Pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dapat mengakibatkan jumlahnya terus meningkat.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, alkoholis, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi dan stress, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan payah jantung, infark miokardium, stroke, gagal ginjal, komplikasi kehamilan bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Bacaan Lainnya

Baca juga : Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canescens) sebagai Peningkat Kekebalan Tubuh

Hipertensi biasanya menyerang mereka yang berusia paruh baya (di atas 40 tahun), meskipun semakin banyak menyerang orang yang berusia 18 tahun. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Ini karena tanda-tanda hipertensi terkadang menipu dan menyebabkan masalah kesehatan utama.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat di klasifikasikan menjadi 5 kategori dimulai dari normal, pre hipertensi, hipertensi grade 1, hiper tensi grade 2 hinga krisis hipertensi. Seseorang yang mengalami hipertensi grade 1 dimana tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg biasanya akan muncul gejala-gejala seperti pusing, rasa sakit pada tengkuk. Apabila penyakit hipertensi sudah diketahui tetapi tidak segera diberi penanganan dan hanya dibiarkan akan timbul komplikasi.

Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” karena sifatnya yang tidak memberikan gejala klinis. Angka dikatakan menderita hipertensi adalah ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg dimana diukur setelah melalui pemeriksaan disaat pasien cukup istirahat/tenang. Hipertensi adalah penyakit paling banyak kedua untuk penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Data terbaru menyebutkan sebanyak 1,27 miliar orang di dunia mengalami hipertensi dan mengakibatkan kematian sebanyak 8,5 juta orang.

Baca juga : Potensi Tanaman Daun Katarak atau Kataloid (Hippobroma Longifora) sebagai Pengobatan Penyakit Katarak

Terapi farmakologi dan non-farmakologi telah diyakini dapat membantu mengatasi kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi. Adapun obat-obatan farmakologi berupa anitihipertensi seperti Diuretik, Simpatolitik, Betalocker, penghambat neuron adrenergic, Antagonik angiotensin. Ada beberapa alasan seseorang enggan menggunakan pengobatan farmakologi yaitu terkait biaya dan dikatakan memiliki beberapa efek samping jika digunakan jangka panjang.

Terapi non-farmakologis menjadi alternatif dalam mengatasi hipertensi, beberapa cara yang bisa dilakukan seperti diet, rajin berolahraga dan meminum ramuan tradisional. WHO merekomendasikan obat tradisional untuk mengurangi tekanan darah tinggi dikarenakan obat tradisional mudah didapat, murah, dan minim akan efek samping. Buah semangka dan daun seledri merupakan salah dua obat tradisional yang sering di konsumsi oleh penderita hipertensi.

Penggunaan obat anti hipertensi dalam jangka panjang dapat menyebabkan Masalah Terkait Obat. Medication Related Problems adalah keadaan tak terduga yang sering mempengaruhi pasien yang terlibat, di mana terapi obat pasien mungkin benar benar atau mungkin mempengaruhi kesehatan pasien, seperti ketidakpatuhan, interaksi obat, dan alergi terhadap obat resep. Dan jika terapi jangka panjang dapat mengakibatkan efek samping farmakologis yang membahayakan beberapa organ.

Melihat kejadian di atas, menandakan bahwa terapi obat adalah bukan menjadi pilihan alternatif terapi yang dapat digunakan. Diperlukan alternatif lain yang bertujuan untuk mengurangi tingkat ketergantungan pada obat untuk dapat mempertahankan kualitas hidup pasien hipertensi. Selain itu, terdapat juga terapi komplementer seperti terapi herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi menggunakan tanaman herbal seperti daun seledri.

Rutin mengonsumsi daun seledri dapat membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi alias hipertensi. Kandungan ekstrak heksananya berperan dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu, seledri juga memiliki kandungan metanol dan ekstrak etanol. Zat-zat tersebut dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi peradangan dan membantu tekanan darah. Biasanya, pengidap hipertensi mengonsumsinya dalam bentuk jus. Untuk menurunkan tekanan darah rutinlah meminum segelas jus daun seledri setiap hari.

Baca juga : Menyingkap Rahasia Kecantikan Kulit dengan Daun Pegagan (Centella Asiatica): Solusi Alami untuk Menghilangkan Jerawat

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan manfaat daun seledri. Berikut beberapa manfaat daun seledri pada kesehatan :

  1. Menurunkan tekanan darah tinggi
  2. Melancarkan pencernaan
  3. Mengurangi peradangan
  4. Mengurangi kadar kolestero
  5. Mengusir nyamuk
  6. Mencegah kanker

Seledri merupakan herbal tegak, tahunan, dan memiliki tinggi sekitar 25 100 cm. Batang seledri bersegi dan beralur membujur, dengan bunga berjumlah banyak, kecil, dan berwarna putih atau putih kehijauan. Kandungan kimia tanaman ini antara lain 1,5-3% minyak terbang (yang berisi 60 70% limonene, pthalides), flavo–glukoside (apin) apigenin, kolin, lipase, asparagin, zat pahit, vitamin A, vitamin B, vitamin C, coumarins, furano coumarins (bergapten), dan flavonoids. Minyak terbang yang terdapat dalam seledri mempunyai efek yang lembut pada sistem syaraf pusat dan berfungsi sebagai penurun tekanan darah. Kandungan isinya bersifat sedatif, dan anticonvulsant action. Hasil penelitian oleh Muzakar, Nuryanto (2012) menunjukkan rerata penurunan tekanan darah sistolik setelah diberikan air rebusan seledri adalah 20,32 mmHg dan 7,09 mmHg untuk tekanan diastolic.

Cara membuat air rebusan daun seledri:

  • Cuci bersih daun seledri lalu potong-potong.
  • Rebus air hingga mendidih, masukkan seledri.
  • Didihkan selama 5 menit. Angkat.
  • Saring air rebusan seledri ke dalam gelas
  • Nikmati selagi hangat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa daun seledri (Apium Graveolens ) memiliki potensi sebagai agen penurun tekanan darah pada penderita hipertensi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Meski memiliki banyak manfaat, anda tetap perlu berhati-hati jika hendak mengonsumsi suplemen ekstrak seledri, terutama bila sedang hamil dan menyusui, memiliki riwayat alergi terhadap seledri, serta menderita kelainan darah, gangguan tiroid, atau tekanan darah rendah.

 

Windi Ilva Reza

Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.