Siklus Krisis 10 Tahunan Indonesia, Apa yang Seharusnya Dilakukan?

Krisis
Siklus Krisis 10 Tahun di Indonesia

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, terjadi beberapa krisis yang mengguncang sebagian bahkan seluruh negara di dunia. Krisis yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perang dunia, finansial, dan kesehatan. Pada era ini, kesehatan menjadi masalah utama yang dihadapi oleh seluruh pihak untuk tetap bertahan dan melanjutkan kehidupan masing-masing. Beberapa riset telah dilakukan oleh beberapa lembaga dan sebagian besar setuju bahwa krisis yang dialami oleh Sebagian besar negara di dunia memiliki pola yang unik dan khas, yang mana membentuk krisis 10 tahunan.

Salah satu lembaga yang melakukan riset adalah Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Lembaga ini pun pada tahun 2018 telah memperingatkan Indonesia mengenai siklus krisis 10 tahunan yang terjadi di Indonesia.

Sejarah Krisis 10 Tahunan

Krisis paling besar pertama yang terjadi pada era 1900-an adalah krisis yang disebabkan oleh perang dunia pertama, sejak tahun 1914-1918. Terdapat dua sekutu perang yang mencoba menyerang dan menjatuhkan satu sama lain. Perang dunia pertama ini tidak memakan biaya dan korban yang sedikit. Setidaknya lebih dari 15 juta manusia tewas disebabkan oleh perang ini (encyclopedia.ushmm.org). Terlebih, diakhir tahun 1918, terdapat virus mematikan bernama flu spanyol yang menewaskan lebih dari 20 juta manusia di bumi saat itu.

Bacaan Lainnya

Setelah krisis yang berkepanjangan, kurang lebih 10 tahun setelah 1918, terjadi Great Depression yang berlangsung selama 10 tahun disebabkan oleh pasca perang dunia pertama dan resesi/depresi yang melanda hampir seluruh negara di dunia saat itu. Krisis 10 tahunan berlanjut kembali. Pasca perang dunia kedua, krisis moneter 98, krisis finansial 2008-2018, dan beberapa krisis setelahnya termasuk pandemi Covid-19 tahun 2020.

Bukti sejarah dan riset yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga seharusnya dapat menjadi patokan bagi pemerintah negara-negara di dunia. Khususnya Indonesia untuk bersiap diri sebelum menghadapi krisis mendatang. Memiliki sumber daya alam yang melimpah, luas wilayah yang begitu besar, dan sumber daya manusia yang banyak seharusnya menjadi poin plus bagi pemerintah untuk lebih siap menghadapi krisis yang akan terjadi dimasa yang akan mendatang.

Beberapa negara tetangga Indonesia, seperti Singapura, Vietnam, dan Tiongkok dinilai memiliki persiapan yang lebih matang dalam merencanakan masa depan bangsa. Dengan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang, bermakna mempersiapkan negara untuk menghadapi segala krisis yang akan menghadang.

Sepak Terjang Bangsa Indonesia

Pada umur yang baru saja menginjakkan 75 tahun, bangsa Indonesia masih sangat muda dan masih dalam tahapan berkembang untuk menjadi satu negara yang akan mencapai stabilitas nasional. Usia muda yang dimiliki, tidak menyurutkan semangat yang dimiliki oleh bangsa ini. Terbukti, beberapa sektor krusial dunia bergantung pada Indonesia. Contohnya adalah hasil agrikultur (coklat, kopi, karet, sawit), pertambangan (nikel, emas, batu bara), dan kelautan menjadi sektor yang dapat menopang cadangan devisa negara Indonesia.

Terlebih, bonus demografi yang dimiliki oleh bangsa ini membuat Indonesia menjadi salah satu market share terbesar di dunia. Banyak investor dari banyak negara yang melirik peluang yang dimiliki oleh Indonesia dan mereka berlomba-lomba untuk menanam modal di bumi pertiwi.

Namun, sangat disayangkan jika melihat kondisi negara ini dalam beberapa tahun ke belakang. Masalah demi masalah muncul ke permukaan, dimulai dari angka pengangguran yang meningkat, kasus KKN yang terjadi dalam tubuh pemerintah, hingga minimnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini.

Manajemen yang diterapkan oleh pemerintah belum terbukti ampuh untuk memaksimalkan segala sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Penggunaan sumber daya yang ada terkesan hanya digunakan untuk kehidupan masa sekarang dan digunakan untuk kepentingan golongan bahkan individu. Hasil bumi terus digali dan dimanfaatkan oleh pihak asing secara terus menerus tanpa adanya hasil sebanding yang didapatkan oleh negara ini. Saking banyaknya sumber daya yang ada di Indonesia, pemerintah sampai bingung bagaimana cara menyejahterakan rakyatnya sendiri.

Mempersiapkan Tameng yang Ampuh

Menilik data historis krisis yang terjadi pada dunia 100 tahun silam, tedapat beberapa aspek dan sektor yang perlu dibenahi oleh negara Indonesia. Beberapa aspek tersebut adalah pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan perekonomian negara. Dalam membenahi aspek-aspek yang krusial, dibutuhkan kekuatan yang berasal baik dari pemerintah maupun rakyat.

Rakyat harus mempercayai pemerintah dalam melaksanakan kewajiban dalam mengatur urusan kenegaraan. Begitupun dengan pemerintah, harus dapat dipercaya dan amanah dalam mengemban mandat lebih dari 200 juta orang di Indonesia.

Sektor pendidikan butuh perbaikan yang signifikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik, dari segi kualitatif dan kuantitatif. Dengan mengedepankan sektor ilmu pengetahuan, niscaya Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dalam segala sektor. Ilmu pengetahuan juga harus dibarengi dengan nilai-nilai moral, seperti kedisiplinan, kejujuran, dan komitmen.

Salah satu ide alternatif yang dapat dilakukan oleh negara ini adalah memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dibutuhkan lebih banyak beasiswa untuk anak dalam negeri agar dapat bersekolah di luar negeri. Atau, sistem pendidikan Indonesia dapat bekerja sama dengan negara maju secara skala besar untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Infrastruktur adalah sektor selanjutnya yang harus dibenahi. Dimulai dari pembangunan fasilitas umum, jalan raya, dan layanan internet demi menunjang kemajuan globalisasi dan mengurangi kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Dengan membangun infrastruktur, lapangan pekerjaan akan semakin meningkat dan menjadi peluang untuk pemasukan baik negara maupun rakyat.

Sumber daya manusia yang baik dan infrastruktur akan meningkatkan kesiapan negara dalam menghadapi tantangan selanjutnya. Salah satu jalan alternatif yang dapat ditempuh oleh Indonesia untuk menyamaratakan infrastruktur di Indonesia adalah dengan menyebar lembaga-lembaga nasional ke seluruh daerah di Indonesia. Contohnya, meletakkan Kementerian Pertanian di Papua, meletakkan Kementerian Peternakan di Kalimantan, dan meletakkan Kementerian Keuangan di Sumatera. Dengan demikian, niscaya infrastruktur di Indonesia akan terpenuhi secara merata.

Refleksi Krisis Tahun 2020

Sektor perekonomian dan kesehatan dalam negeri pun tak luput dari perbaikan. Berkaca pada tahun 2020, kesehatan menjadi masalah yang krusial dan negara disorot dalam hal kesiapannya. Dimulai dari fasilitas kesehatan yang harus mencukupi populasi hingga kebijakan yang diambil dalam memberikan layanan kesehatan terhadap rakyat khususnya masyarakat miskin.

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mempersiapkan tamengnya demi menjaga semua sektor yang telah dibangun, sektor ekonomi menjadi yang paling terbebani. Jalan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan berinvestasi secara masif ke perusahaan-perusahaan kesehatan baik di dalam maupun di luar.

Hal-hal tersebut dapat membantu Indonesia untuk mendapatkan hak istimewa. Maka dari itu, negara harus mempersiapkan segalanya sebelum menyambut tamu tak diinginkan dan tak diundang. Namun, rasanya Indonesia masih cukup jauh untuk mencapai solusi yang dihadirkan.

Bambang Tri Atmojo
Mahasiswa Sampoerna University

Editor: Sharfina Alya Dianti

Baca Juga:
Gotong Royong Indonesia dalam Menghadapi Krisis Komunikasi di Tengah Pandemi Covid-19
Apakah Indonesia Akan Menghadapi Krisis Pangan?
Krisis Kapabilitas dalam Literasi di Era Milenial

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI