Ingin Membuka Coffee Shop? Yuk Berkenalan Dulu dengan Business Model Canvas

UMKM Coffee Shop
Sumber: media.istockphoto.com

Meminum secangkir kopi hangat dan mendengarkan musik yang menenangkan di coffee shop, apakah kamu sering melakukan itu? Gaya hidup minum kopi di coffee shop tampaknya telah menjadi bagian hidup anak muda saat ini. Bahkan, praktek mengkonsumsi kopi dan menghabiskan waktu di coffee shop  telah mendapatkan popularitas di Indonesia. Coffee shop berfungsi sebagai lebih dari sekedar tempat untuk mendapatkan secangkir kopi, melainkan juga dapat digunakan sebagai tempat kerja, tempat nongkrong, atau bahkan sebagai tempat untuk orang dapat bersantai setelah hari yang panjang. Tetapi di bawah dunia kedai kopi yang populer terletak model bisnis yang dipikirkan dengan baik.

Sebuah bantuan visual untuk merancang, memvisualisasikan, dan mengkomunikasikan model bisnis perusahaan adalah Business Model Canvas (BMC). BMC membantu pelaku bisnis dan pengusaha dengan pengetahuan dan alat untuk mengidentifikasi komponen penting dari perusahaan mereka, mengevaluasi komponen tersebut, dan mengembangkan rencana aksi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Terdapat 9 elemen dalam BMC yang terbagi menjadi dua sisi, sisi kanan: pelanggan dan sisi kiri: operasional. Pada sisi kanan, yaitu: segmen pelanggan, saluran distribusi, hubungan pelanggan, nilai proposisi, dan aliran pendapatan. Pada sisi kiri terdapat, yaitu: aktivitas kunci, sumber daya kunci, kemitraan, dan struktur biaya.

BMC menjadi salah satu alat penting bagi pengusaha yang ingin membuka coffee shop untuk merencanakan dan memvisualisasikan strategi bisnis mereka. Dalam artikel ini akan mengeksplorasi dunia kafe melalui lensa kacamata BMC dan akan melihat bagaimana pemilik coffee shop menggunakan BMC untuk menciptakan proposisi nilai yang meyakinkan, terhubung dengan pelanggan yang relevan, dan menciptakan bisnis jangka panjang.

Bacaan Lainnya

Apakah kamu siap untuk menyusun rencana bisnis untuk coffee shop kamu sendiri? Mari kita membahasnya! Pada pembahasan BMC kali ini, kita akan menelaah BMC coffee shop yang terletak di Indramayu dengan mengusung tema “Menikmati secangkir kopi di tengah hiruk pikuk Indramayu”.

1. Customer Segment

Customer segment terkait dengan target konsumen yang dituju. Dalam konteks coffee shop, penting untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang berbeda berdasarkan preferensi dan kebiasaan mereka dalam menikmati kopi. Misalnya, Pada coffee shop ini segmen dapat mencakup pecinta kopi tradisional yang mencari rasa klasik, profesional muda yang menginginkan kenyamanan dan konektivitas WiFi, serta konsumen yang tertarik pada kopi organik atau berkelanjutan. Dengan memahami ini, coffee shop dapat menyesuaikan menu, suasana, dan pengalaman pelanggan untuk memenuhi kebutuhan setiap segmen dengan lebih efektif.

2. Value Proposition

Di tengah menjamurnya coffee shop, ada satu tempat istimewa yang mampu menonjolkan diri dengan value proposition yang sungguh unik. Tempat ini bukan sekadar menyajikan kopi, tetapi sebuah pengalaman kenikmatan tiada tara bagi setiap pecinta kopi sejati. Dimulai dari biji kopi organik dan berkelanjutan yang diseleksi dengan ketat, setiap seduhan menghadirkan citarasa superior yang tak tertandingi.

Namun yang menjadikannya sangat istimewa adalah komitmen untuk menjaga kehalalan dan aspek etis dalam setiap rantai pasoknya. Bagi para profesional yang mencari tempat nyaman untuk bekerja, suasana cozy dengan nuansa ramah dan rileks menjadi daya tarik tersendiri. Sementara bagi para pecinta kopi, kepedulian akan kelestarian lingkungan dan aspek sosial yang melekat pada setiap biji kopi menjadi nilai tambah yang membanggakan.

Value proposition khas inilah yang memikat segmen pasar yang tepat sasaran. Bukan hanya sekedar menikmati kopi, tetapi menjadi bagian dari sebuah gerakan untuk menikmati kopi yang lebih baik, untuk dunia yang lebih baik. Sebuah tempat dengan penawaran unik yang membuatnya menonjol dan dikenang di antara para pesaingnya.

Baca Juga: Implementasi Strategi UMKM Kebuli Abuya Menggunakan SWOT-BMC

3. Channels

Channels atau saluran mencakup cara bagaimana mereka menghubungi dan menjangkau pelanggan potensial dan yang sudah ada. Ini bisa termasuk lokasi fisik, online presence melalui website atau media sosial untuk mempromosikan menu dan acara, serta kemitraan dengan aplikasi pengiriman makanan untuk meningkatkan jangkauan mereka. Memilih saluran yang tepat membantu coffee shop untuk tetap relevan dan dapat diakses oleh segmen yang ditargetkan, meningkatkan visibilitas dan daya tarik mereka di pasar lokal.

4. Customer Relationship

Dalam membangun sebuah bisnis, tentu hubungan dengan pelanggan (customer relationship) menjadi hal yang sangat penting. Coffee shop yang terletak di Indramayu ini membangun customer relationship melalui sosial media, seperti instagram. Selain itu, untuk melakukan layanan after service, seperti keluhan pelanggan, kritik, dan saran, bisa menggunakan layanan customer services melalui WhatsApp.

5. Revenue Stream

Revenue Stream menjelaskan tentang cara mendapatkan keuntungan. Coffee Shop ini mendapatkan keuntungan dari penjualan produk fisik, yang meliputi penjualan produk kopi, cemilan, dan makanan berat yang dijual.

6. Key Activities

Aktivitas kunci yang dilakukan oleh UMKM coffee shop ini dalam rangka mendapatkan pendapatan meliputi melakukan survei untuk mendapatkan biji kopi dengan kualitas bagus, membangun branding di sosial media untuk menarik perhatian calon konsumen, memproduksi kopi dengan rasa yang enak dan konsisten, dan memberikan layanan yang dapat memuaskan pelanggan.

7. Key Resources

Jantung dari sebuah coffee shop yang berkualitas terletak pada key resources yang dimilikinya. Dalam menjalankan bisnis ini, key resources yang menjadi tulang punggungnya adalah barista dan karyawan yang terampil. Terdiri dari 3 orang termasuk pemilik yang berpengalaman, mereka menjamin setiap cangkir kopi yang disajikan memiliki kualitas terbaik. Keahlian dalam menyeduh, menggiling, dan mencampur biji kopi pilihan menjadikan setiap seduhan sebagai karya seni tersendiri.

Selain itu, pemasok kopi lokal maupun internasional terpilih memastikan biji kopi segar selalu tersedia. Modal yang memadai serta sarana dan prasarana yang modern juga berperan penting dalam mendukung operasional harian coffee shop. Kolaborasi sempurna dari key resources inilah yang menjadikan setiap kunjungan ke coffee shop ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan bagi pencinta kopi sejati.

Baca Juga: Ketangkasan Organisasi Studi Kasus UMKM Semarang

8. Key Partners

Berdiri dengan konsep khas Nusantara, coffee shop ini membangun kemitraan yang erat dengan para key partners lokalnya. Jalinan kerjasama dengan pemasok biji kopi terpilih memastikan setiap sajian menghidangkan citarasa kopi nusantara yang otentik. Bukan hanya itu, dukungan pemasok bahan baku lokal turut menjaga kualitas dan cita rasa khas pada setiap kudapan yang menemani secangkir kopi nikmat. Yang menarik, kemitraan coffee shop ini meluas hingga ke Komunitas Kopi Nusantara yang berdomisili di Indramayu. Kolaborasi erat dengan komunitas ini membuka akses langsung pada petani-petani kopi lokal, menjamin setiap biji kopi yang disajikan memiliki kebanggaan tersendiri sebagai produk asli Indonesia. Kemitraan yang terjalin ini bukan hanya berbicara soal bisnis semata, melainkan semangat untuk mengangkat kopi Nusantara menuju panggung dunia melalui cita rasa tiada tara yang disajikan di coffee shop istimewa ini.

9. Cost Structure

Pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci utama keberlangsungan sebuah usaha, termasuk coffee shop ini. Dengan struktur biaya yang terukur, coffee shop ini memastikan setiap pengeluaran berjalan secara efisien dan menguntungkan. Biaya tetap yang meliputi listrik, internet, bahan baku utama, gaji karyawan, dan sewa bangunan dikelola dengan seksama. Adanya porsi biaya tetap yang stabil ini memudahkan perhitungan pengeluaran rutin serta pengalokasian dana untuk pengembangan usaha. Di sisi lain, biaya variabel seperti bahan tambahan, perawatan mesin, pemeliharaan barang, dan biaya penyusutan dipantau dengan cermat untuk efisiensi maksimal.

Baca Juga: Wawancara UMKM Ayam Geprek Budhe

Fleksibilitas biaya variabel memungkinkan penyesuaian cepat terhadap perubahan kondisi pasar. Struktur biaya yang seimbang ini memastikan coffee shop beroperasi secara menguntungkan sekaligus memberikan ruang untuk inovasi dan peningkatan kualitas pelayanan. Dengan pengelolaan keuangan yang matang, coffee shop ini tidak hanya menyajikan pengalaman kopi yang luar biasa, tetapi juga memastikan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.

BMC merupakan alat penting bagi coffee shop dalam merencanakan dan mengembangkan strategi bisnis. Dengan BMC, coffee shop dapat mengidentifikasi segmen pelanggan, menciptakan proposisi nilai yang unik, memilih saluran distribusi yang efektif, membangun hubungan pelanggan yang solid, dan mengelola aliran pendapatan. Selain itu, BMC membantu coffee shop untuk merancang aktivitas kunci, mengoptimalkan sumber daya, menjalin kemitraan strategis, dan mengontrol struktur biaya, sehingga dapat menciptakan bisnis kopi yang berkelanjutan dan kompetitif. Jadi, apakah Anda sudah siap untuk memulai perjalanan bisnis kopi Anda? Yuk, ambil langkah pertama dan wujudkan mimpi menjadi kenyataan!.

Penulis:
1. Zazilla Putri Santoso
2. Raihani Mufti Zamaya
3. Fanya Jessica Prasanti
4. Trian Miftakul Rohman
5. Siti Wianda Amalia
Mahasiswa Jurusan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI