‘Jenggot’ Arab Berbahasa Jawa dalam Teks “Safinatu Al-Buligha’-” Uniknya Manuskrip Nusantara dari Tegalsari, Jawa Tengah

Manuskrip Kuno
Ilustrasi Manuskrip (Sumber: Media Sosial dari freepik,com)

Intermezzo

Manuskrip naskah kuno, sebuah artefak berusia berabad-abad dengan misteri yang lama terkubur. Tinta yang memudar dengan waktu dan halaman yang rapuh mengungkap cerita-cerita kuno yang telah hilang dalam aliran sejarah.

Dalam tanda-tanda yang samar, kode yang rumit, dan bahasa yang kuno, manuskrip ini menyimpan rahasia yang begitu berharga.

Biasanya tertulis diatas bahan seperti kulit hewan atau kertas yang diikat menjadi sebuah buku atau gulungan, manuskrip dapat berisi berbagai jenis informasi, mulai dari teks sastra, dokumen sejarah, naskah agama, pengetahuan, cerita, pemikiran zaman lampau, hingga catatan ilmiah yang ditulis dengan tangan.

Bacaan Lainnya

Karena usianya yang tua, manuskrip seringkali memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Manuskrip juga merupakan saksi bisu dari perkembangan bahasa, tulisan, dan pemikiran manusia yang sangat berharga bagi para peneliti dan ahli sejarah karena memberikan wawasan yang istimewa tentang masa lalu peradaban.

Transisi

Pada tulisan kali ini, saya akan membahas sebuah manuskrip kuno yang ditemukan di daerah Tegalsari, Jawa Tengah. Ditulis pada tahun 1934 oleh al-Akh al-Balaj dan disalin oleh Muhammad Muqri bin Ahmed Kafrawi bin Ishaq Al-Naqqar, manuskrip ini telah di digitalisasi pada laman website Kementerian Agama pada kategori Prosa/Nadhm dalam kumpulan teks Ilmu Balaghah dengan berbahasa dan aksara Arab.

Dengan menggunakan tinta hitam diatas kertas bergaris yg cukup tebal, manuskrip ini tampak masih bagus walaupun sudah mulai terlihat sedikit rapuh.

Manuskrip ini merupakan sebuah pedoman Ilmu Balaghah di sebuah pesantren bernama Pondok Pesantren Termas, Tegalsari, Jawa Tengah yang saya asumsikan ditulis selama pembelajaran di Pondok tersebut.

Pada manuskrip ini ditemukan sebuah terjemahan yg terdapat pada beberapa kata dalam pembahasan “Matan” di 3 halaman terakhir manuskrip ini.

Bagi yang pernah mengemban pendidikan di Pondok Pesantren, pasti tidak asing dengan istilah ‘Jenggot’, bukan? Istilah tersebut digunakan untuk pemaknaan atau terjemahan di atas, bawah, samping, atau di sekitar kata bahasa Arab dalam sebuah buku atau tulisan sebagai penjelasan makna atau arti dari suatu kata atau kalimat.

Nah menariknya, terjemahan atau ‘Jenggot’ yg tertera menggunakan bahasa Jawa dengan aksara Arab. Meskipun tulisan tidak terlalu jelas karena kualitas digital yg kurang baik dan perlu diperbarui, namun saya akan menunjukkan beberapa kalimat yg dapat diasumsikan teks bacaannya.

Adapun teks tersebut terdapat pada Matan Al-Baiquniyah pada lembar ke 3 terakhir pada manuskrip ini. Satu baris yang saya dapat perkirakan transkripsi dan transliterasinya dalam bahasa Jawa ialah:

Gambar 1.1 Teks “Jenggot” berbahasa Jawa dengan aksara Arab pada lembar Matan Al-Baiquniyah.

Tabel 1.1 Transkrip “Jenggot” aksara Arab berbahasa Jawa

Transkrip Latin Arab Transkrip Latin Jawa Transliterasi
Bismillahirrahmanirrahim “Matan al-Baiquniyah” tidak ada Dengan menyebut nama Allah yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang “Matan al-Baiquniyah”
1. Abda’u bi al-hamdi musholliya ‘ala ..*  … (tidak terbaca) Aku memulai dengan memuji Allâh dan bershalawat kepada ..*
Muhammadin khairu anbiyaa’     … ‘ Nabi ingkang apik dhewe ing salawas-lawase   Nabi Muhammad Nabi terbaik selama-lamanya   Maksud : Nabi Muhammad ialah Nabi yang terbaik sepanjang zaman
2. Wa dzii min aqsam al-hadits ‘iddah … Iki minangka pirang-pirang .. bagean saka hadits .. Inilah pembagian hadits yg banyak ..*
Wa kullu waahid ataa wahdah .. lan saben bagean kasebut duwe ciri wahid ..   dengan setiap baitnya memiliki ciri khusus/khas
3. … dst (tidak terbaca)    

Informasi

Selanjutnya, saya akan menjelaskan sekilas tentang manuskrip unik ini. Naskah ini berjudul “سفينة البلغاء / Safinatu Al-Buligha’-” yang ditulis dengan bahasa Arab dan aksara Arab. Penulisnya adalah al-Akh al-Balaj, dan disalin pada tahun 1934.

Berdasarkan keterangan yang tertera, naskah ini disalin dan digunakan sebagai pembelajaran Ilmu Balaghah di pesantren Termas.

Naskah ini menjelaskan tentang ilmu Balaghah yang di dalamnya juga menguraikan tentang Ilmu Badi’, Ma’ani, dan Majaz. Naskah ini berada di kompleks masjid Popongan, Klaten

Selain Safinah al-Buligha’, dalam naskah ini terdapat 3 teks lainnya, yaitu 1) Matan al-Baiquniyah dan 2) Matan Garami Sahih yang menjelaskan ilmu hadis dan ditulis dengan model “Nadham” yang mana naskah ini disalin oleh Muhammad Mukri bin Muhammad Ishaq Solo.

Ia merupakan salah satu santri di Pesantren Termas. Lalu 3) Matan al-Maqulat al-‘Asyr yang menurut keterangan dalam internal teks, teks ini ditulis oleh Syekh Ahmad Syuja’i. Meski tidak ada keterangan yang jelas, diduga bahwa naskah ini juga disalin oleh  Muhammad Muqri bin Muhammad Ishaq Solo.

Naskah ini ditulis di atas kertas bergaris dengan tinta warna hitam. Terdiri dari 1 kuras yang di dalamnya terdiri 66 halaman, tiap halaman rata-rata terdiri dari 19 baris serta ada yang 10 dan 9 baris.

Dijilid dengan benang dengan ukuran naskah 21×17 cm sedangkan ukuran teksnya tidak beraturan dan tidak konsisten.

Ada sebagian yang memenuhi halaman, lainnya ada yang beraturan dan tidak tiap piasnya. Di dalamnya disertai penomoran halaman dengan memakai tinta merah.

Terdapat kolofon dan iluminasi atau ornamen serta gambar-gambar pada beberapa halaman. Istilah “Kolofon” berasal dari bahasa Latin: Colophon, artinya “akhir”, dan diambil dari bahasa Yunani “κολοφων” (artinya “puncak”, “bagian atas”, atau “penyelesaian”).

Biasanya kolofon ditulis dalam sebuah kolom berbentuk segitiga terbalik berisikan nama penulis, tempat, tahun dan informasi lainnya.

Tidak ditemukan watermark atau tanda air pada naskah tersebut. Namun naskah ini terbilang cukup lengkap karena mulai dari fisik hingga isinya masih terjaga dengan baik.

Isi tulisan dan cara penulisannya juga cukup baik, tiap bab pembahasan diberi pemisah dengan judul yg jelas, serta dilengkapi dengan keterangan penulis, tanggal dan tahun penulisan, catatan kaki, daftar isi, lokasi dan kolom tanggal di akhir halaman.

Gamber 1.2 Lembar kedua halaman 2 dan 3

Adapun terjemahan latin dan Indonesia pada teks diatas ialah:

  1. فاتحة الكتاب (iluminate/ornamen) / hal.2
    Faatihatu al-Kitab : Pembukaan Buku (Pendahuluan).
  2. بسم الله الفتاح الهايتي إلى سبل النجاح
    Bismillahi al-fattah al-haitiy ila subuli an-najaah : Dengan Nama Allah, (semoga) tulisan pembuka ini menuju jalan kesuksesan.
  3. الحمد لله الذي بلغ بالإنسان حد أفضله * و الصلاة و السلام على كل نبي واليه
    Alhamdulillah alladzi balagha bil insan hadd afdholihi * wa sholatu wa as-salaam ‘ala kulli nabiyi wa
    aalihi : Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya * Shalawat dan salam atas semua nabi dan keturunannya.
  4. أما بعد. فمن فتح أب القراءة و خاض بحر الآداب بسفينة النجاه
    amma ba’d. faman futiha abul-qiroah wa khadh bahr al-adab bisafinati an-najahi
    : .. serta (umat) selanjutnya. Dan Siapa pun yang membuka pintu dengan membaca dan mengarungi lautan sastra dengan kapal kesuksesan.
  5. غلب إلى أن أفيق إلى مصنفات كتاب في بلاغة بغنية عاسواه
    ghaliba ila an afiiq ila mushonafat kitaaban fii balahghoti bighoniyati ‘aswahuhu
    : (dia akan) menang sampai terbangun dengan kompilasi buku dalam kefasihan kekayaan jiwanya.
  6. من كتب وضعها القوم ، في أيام طلابها غير طلاب اليوم . فإبن بهذه الخلاصة
    min kutubin wadhi’ha alqoum, fi ayam thulabiha ghairu thulaab al-yaum. fa’ibn bihadzhihi al-khulashah: Barangsiapa menulis kitab yang ditulis oleh orang-orang pada zaman santrinya selain santri zaman sekarang, maka ringkasan (catatan ini).
  7. منطويه على أصول البلاغة و امتهان قواعدها. و تركت ما لا تمس البلاغة
    manwiyatu ala ushuli al-balaghah wa imtihan qawa’iduha. wa tarokat ma la tams al-balaghah
    : melibatkan dasar asal-usul retorika tanpa mengabaikan aturannya. Dan meninggalkan apa yang tidak mempengaruhi retorika.
  8. التلاميذ من زوايزها و شواردها حرصا على و فنهم النفيس و وقوفا بهم
    at-talamidz min zawaiziha wa ayauroddiha harshan ala wafnihim an-nafs wa waqofan bihim
    : pada siswa karena kepedulian terhadap seni para siswa yang berharga. Maka berdirilah bersama mereka.
  9. عند الحمد المطلوب في التدريس و الله الموفق الصواب ومنه المبدا و إليه المآب
    ‘inda alhamdu almatlub fii at-tadris wa Allahu al-maufiq wa minhu al-munada wa ilaihi al-maab
    : dengan pujian yg dibutuhkan dalam pengajaran, dan Tuhan adalah pendamai dari jalan yang benar, dan dari-Nya-lah prinsip untuk kehidupan.

Pada naskah tersebut juga terdapat Kolofon, berikut isi kolofon yang terdapat pada manuskrip tersebut:

Tabel 1.2 Kolofon

Kolofon ⛛ Kolofon ⛛ Kolofon ⛛
الكاف هذا الكتاب الحفير الفقير محمد Al-Kaf, hadza-l kitab, Al-Hafir Al-Faqir Muhammad Telah selesai buku ini (ditulis oleh) Al-Hafiir Al-Faqiir (ungkapan rendah hati untuk orang yg berilmu/ masih haus akan ilmu) ; Muhammad
 مقري بن أحمد كفراوى Muqri bin Ahmed Kafrawi Muqri bin Ahmed Kafrawi
بن إسحاق النقار bin Ishaq Al-Naqqar, bin Ishaq Al-Naqqar,
 شاري الصلوي  Shari Al-Salwi Shari Al-Salwi
الجاوي  Al-Jawi  Al-Jawi
محمد مقري بن أحمد كفراوى بن إسحاق النقار شاري الصلوي الجاوي (penulisan lengkap) Muhammad Muqri bin Ahmed Kafrawi bin Ishaq Al-Naqqar, Shari Al-Salwi Al-Jawi (Tegalsari-Solo, Jawa)

Penutup

Manuskrip naskah kuno menghadirkan sebuah jendela menuju masa lalu yang sudah terkubur dalam debu zaman.

Dalam tulisan-tulisan yang lelah dan halaman-halaman yang rapuh, kita menemukan cerita-cerita yang terlupakan, pemikiran-pemikiran yang lama hilang, dan pengetahuan yang tak tergantikan.

Melalui upaya penelitian yang gigih, manuskrip-manuskrip ini kembali berbicara, mengungkapkan warisan budaya dan intelektual yang berharga. Mereka mengajak kita untuk menyelami sejarah, memahami asal-usul kita, dan merenungkan makna kehidupan.

Dengan adanya manuskrip naskah kuno, warisan kita yang lama terlupakan terjaga, memberikan cahaya pencerahan bagi generasi yang akan datang.

 

Penulis: Malahayati Dien
Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab, Universitas Al-Azhar Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Iin Suryaningsih, S.S,. M.A.

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI