Kurangnya Pendidikan Karakter, Aplikasi Tik Tok Penyebab Penyimpangan Perilaku Remaja

Pada dasarnya penggunaan internet bukan hanya sekedar dapat melakukan interaksi dengan orang lain, akan tetapi juga dijadikan sebagai alat bersosialisasi dalam dunia maya. Media sosial merupakan merupakan sebuah aplikasi online dimana seseorang dapat membuat akun pribadi maupun dapat terhubung dengan siapapun orang yang tergabung dalam ranah media sosial itu sendiri. Dalam penggunaan media sosial sendiri tidak mengenal suatu batasan waktu, setiap orang dapat mengakses media sosial saat kapanpun dan dimanapun. Penggunaan media sosial ini dapat menyebabkan ketagihan untuk selalu ingin mengakses media tersebut.

Yang sedang hangat jadi bahan perbincangan masyarakat saat ini yaitu aplikasi Tik Tok. Dalam aplikasi ini menghadirkan sebuah konten, video, foto, status maupun sejenisnya yang dapat menyebar secara luas dan cepat. Inilah yang menjadi faktor perbincangan masyarakat terkait dengan kontroversi dari penggunaannya sendiri. Maka tak heran jika remaja masa kini sangat mengagumi aplikasi tersebut, karena dianggap sebagai peningkatan popularitas yang cukup pesat.

Terutama dalam hal perilaku menyimpang yang sedang marak diberpincangkan oleh masyarakat luas. Semakin pesatnya kebutuhan teknologi saat ini membuat kita mampu mengubah perilaku dan cara mereka berkomunikasi dengan orang lain. Anti sosial sering menjadi alasan pertama dalam perubahan sosial pada usia remaja. Mereka sangat terlena dalam penggunaan fitur yang membuat lupa akan waktu belajar, pemalas dan boros demi dapat mengakses internet setiap hari.

Bacaan Lainnya
DONASI

Pada Kamus Besar bahasa Indonesia perilaku menyimpang adalah sebuah tingkah laku, terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang berlaku di dalam masyarakat. Semua tindakan manusia semestinya dibatasi dalam penggunaan media sosial. Namun pada kenyataannya banyak kita jumpai perilaku remaja bertentangan dengan norma hukum bahkan cenderung melanggar. Seperti yang disajikan dalam aplikasi Tik Tok ini banyak suguhan yang dihadirkan agar remaja tertarik untuk menggunakannya.

Aplikasi Tik Tok ini sangat digandrungi oleh remaja sekarang, tak hanya itu anak usia dini pun dianggap mahir dalam penggunaan aplikasi ini. Aplikasi ini sempat viral dalam waktu dekat ini sebelum terjadinya pemblokiran terjadi. Hal ini dipengaruhi oleh dampak negatif yang terjadi dalam penggunaan aplikasi ini. Namun, yang menjadi urgensi di sini masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam mempopulerkan dampak negatif tersebut.

Beberapa hal yang sudah kita ketahu, yaitu video seorang gadis yang sedang asik melakukan tarian dengan intonasi yang sesuai dengan nadanya. Selain itu, gadis ini juga melakukan lipsing lagu dengan ekspresi yang menarik. Pada bagian sesi terakhir gadis ini melakukan sebuah pelukan dengan jenazah kakeknya. Perkembangan ini dapat membentuk perilaku yang akomoditif pada sadisme.

Bagi masyarakat umum mungkin hal ini dianggap suatu perilaku yang tidak baik bahkan tidak patut untuk dicontoh. Sebaiknya dalam suasana yang sedang dialami itu, gadis tersebut menunjukkan sikap sedang berkabung dengan mendoakan kakeknya bukan malah diajak melakukan hal yang tidak pantas. Tentunya video ini sangat mengundang kontroversi pengguna Tik Tok maupun media sosial.

Di surat kabar online tribunnews.com yang berjudul “Potret Bowo Tik Tok yang Mendadak Viral, Memiliki Penggemar Fanatik yang Rela Jual Ginjal” (Senin, 2 Juli 2018). Dilihat dari judulnya saja sudah miris untuk membacanya, perilaku ini dianggap sudah melampaui batas wajar. Di dalam postingan artikel itu terdapat pula foto yang memberikan sekilas penjelasan tentang remaja yang menganggungkan Bowo melebihi dari Tuhan. Ulasannya menyebutkan bahwa “Buat agama yuk, kak bowo jadi tuhannya. Kita semua jadi umatnya”. Selain itu postingan lain yang juga viral “Tiada Tuhan selain Bowo”.

Kepribadian setiap individu itu tidak statis melainkan bersifat dinamis, selalu mudah berubah dan berkembang seiring dengan perjalanan waktu serta keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya. Remaja adalah sosok yang selalu ingin tahu dalam mencari jati dirinya dan ingin diperhatikan oleh semua pihak. Faktor utama perilaku menyimpang itu disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal dari individu sendiri, dan faktor eksternal dari lingkungan hidup, di kedua faktor ini sangat memengaruhi perilaku.

Perilaku bullying menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh kalangan remaja, disebabkan oleh lemahnya kontrol media sosial. Tik Tok ini banyak digunakan oleh kalangan remaja seusia, sehingga saling sulit untuk mengontrol dirinya dalam penggunaan media tersebut. Di sisi lain, kurangnya pengawasan orang tua dalam memberikan pelajaran setiap penggunaan media sosial. Banyak orang tua cenderung acuh dalam penggunaan Tik Tok tersebut, aplikasi ini dianggap sebuah fitur biasa yang tak perlu dikhawatirkan.

Tidak dapat kita pungkuri aplikasi Tik Tok dijadikan sebuah wadah ekspresi bagi setiap penggunanya, namun pada penggunaannya sendiri perlu kita batasi agar tidak termasuk dalam kategori yang berlebihan. Hal ini pasti menimbulkan dampak buruk bagi setiap pengguna, dimana pengguna dapat mengakses bebas untuk dibagikan kemanapun dan kapanpun. Sehingga orang lain yang melihat akun Tik Tok pribadi dapat dilihat secara luas yang menimbulkan suatu ketertarikan untuk menirunya.

PUTRI SEKARWATI
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

1 Komentar

  1. Seharusnya Pengunaan gadget harus dibatasi Usia Pemakainya, karena dijaman seperti ini anak2 lebih banyak bermain dengan gadget daripada bermain dengan teman sebayanya, serta dapat memperngaruhi mental dan kurangnya kasih sayang dan empati serta simpati kepada sesama yang berada disekitarnya.
    orang tua berperan penting untuk mengawasi dan mengontrol pengunaan Gadget itu sendiri, karena kalo anak usia terlalu dini sudah di ajarkan pengembangan teknologi nantinya akan melupakan budaya dan karakter bangsanya serta sopan santaunnya juga akan berkurang .

Komentar ditutup.