Manajemen SDM dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga Ibu Bekerja di Area Pegunungan

Buruh
Keluarga Ibu Bekerja di Area Pegunungan

Ringkasan

Kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, akses kesehatan, sandang pangan, dan indeks gizi buruk. Jenis profesi yang dijalankan oleh masyarakat tergantung pada kondisi geografis dan tipologi wilayah di mana mereka tinggal.

Di daerah pegunungan, masyarakat umumnya bekerja pada perkebunan dan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dalam manajemen sumber daya keluarga, seluruh anggota keluarga harus berpartisipasi dalam proses manajemen dan kerjasama antara anggota keluarga karena sangat penting dalam mencapai tujuan bersama.

Beban kerja yang berlebih memiliki efek ganda pada konflik kerja keluarga, yaitu individu tidak mempunyai cukup waktu untuk memenuhi kehendak yang dimiliki individu itu sendiri dan akan menimbulkan risiko terjadinya frustasi dan stres pada individu tersebut.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Manajemen Keuangan Keluarga Berpenghasilan Tunggal di Masa Pandemi

Terdapat kesenjangan cukup besar antara sekolah di kota dan daerah terpencil terkait kualitas pendidikan. Kini tingkat pendidikan keluarga pada masyarakat di daerah pegunungan rata-rata mencapai minimal 9 tahun belajar.

Peningkatan capaian belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi sosial, ekonomi keluarga, dan tujuan setiap keluarganya. Tingkat pendidikan nantinya akan sangat berkaitan erat dengan mata pencaharian yang akan dikerjakan.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan atau pengelolaan sumber daya keluarga di daerah pegunungan, khususnya perempuan atau ibu-ibu, bukanlah hal yang unik. Proses pengelolaan sumber daya keluarga juga dapat ditemukan di daerah lain.

Tekanan masalah keuangan keluarga di dataran tinggi memaksa hampir semua anggota keluarga mengabdikan diri untuk menambah penghasilan harian keluarganya.

Kata Kunci: Ibu Bekerja, Pegunungan, Manajemen, Keluarga.

Pendahuluan

Kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, akses kesehatan, sandang pangan, dan indeks gizi buruk. Jenis profesi yang dijalankan oleh masyarakat tergantung pada kondisi geografis dan tipologi wilayah di mana mereka tinggal.

Di daerah pegunungan, masyarakat umumnya bekerja pada perkebunan dan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Keluarga yang sejahtera dianggap berkecukupan secara ekonomi, sehingga manajemen keuangan keluarga sangat penting dalam memajukan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Lingkungan dan geografis di daerah pegunungan sangat berpengaruh dalam manajemen sumber daya terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga. Namun, keluarga yang tinggal di daerah pegunungan juga memiliki tantangan tersendiri untuk bisa bertahan hidup dengan sumber daya yang terbatas.

Isi

Manajemen sumber daya keluarga adalah suatu konsep manajemen yang penting dalam memahami pengambilan keputusan dan pengaturan peran dalam keluarga. Dalam manajemen sumber daya keluarga, seluruh anggota keluarga harus berpartisipasi dalam proses manajemen dan kerjasama antara anggota keluarga sangat penting dalam mencapai tujuan bersama.

Baca Juga: Ketidaksetaraan Gender dalam Keluarga

Bagaimana Siklus Hidup Keluarga?

Siklus hidup keluarga mengacu pada berbagai tahapan yang dilalui sebuah keluarga dari waktu ke waktu, dari meninggalkan rumah dan menjadi dewasa muda, menikah dan menjadi pasangan baru, menjadi orang tua dan membesarkan anak, menjadi keluarga yang matang dan akhirnya memasuki masa pensiun.

Tahapan siklus hidup keluarga bisa bermacam-macam, namun umumnya meliputi meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang mandiri, membentuk pasangan baru, menjadi orang tua, membesarkan remaja, memiliki anak yang sudah dewasa, dan memasuki masa pensiun.

Setiap tahap siklus kehidupan keluarga memiliki tantangan dan peluang uniknya sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Memahami siklus hidup keluarga dapat membantu individu dan keluarga menavigasi perubahan dan transisi yang terjadi saat mereka menjalani berbagai tahap kehidupan.

Konflik Kerja Keluarga

Pekerjaan dan keluarga merupakan merupakan dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan dalam pekerjaan dan keluarga dapat menimbulkan konflik satu sama lain dan bersifat dua arah yang berbeda, yaitu Work Interference with Family (WIF) dan Family Interference with Work (FIW).

Salah satu bentuk dari Family Interference with Work adalah beban pekerjaan yang berlebih dan dilakukan pada waktu yang tidak semestinya. Beban kerja yang berlebih memiliki efek ganda pada konflik kerja keluarga, yaitu individu tidak mempunyai cukup waktu untuk memenuhi kehendak yang dimiliki individu itu sendiri dan akan menimbulkan risiko terjadinya frustasi dan stres pada individu tersebut.

Hal tersebut terjadi pada ibu bekerja di daerah pegunungan. Seorang ibu harus membagi waktu dalam mengurus urusan rumah tangga dan membantu mencari nafkah karena kondisi ekonomi di daerah pegunungan yang sulit.

Baca Juga: Perbedaan Kesejahteraan Sosial, Pekerjaan Sosial dan Pekerja Sosial

Karakteristik Masyarakat Pegunungan

Komunitas pegunungan memiliki tatanan sosial yang tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok sosial. Kepemilikan tanah didasarkan pada kepemilikan tanah individu dan warisan, bukan kepemilikan komunal. Sebagian besar lahan pertanian digarap oleh pemiliknya sendiri.

Perbedaan antara masyarakat dataran rendah dan dataran tinggi mengakibatkan perlakuan yang berbeda terhadap orang luar, terutama oleh penguasa atau pemerintah yang mempengaruhi masyarakat tersebut. Peminggiran inilah yang kemudian melahirkan masyarakat pegunungan dan masyarakat pedesaan yang identik dengan masyarakat terasing.

Tekanan populasi juga mempengaruhi masalah ketenagakerjaan. Sebagian besar pekerjaan terserap di sawah atau perkebunan. Pertambahan penduduk juga berdampak pada meningkatnya mobilitas penduduk.

Mobilitas ini cukup tinggi di kalangan anak muda. Banyak anak muda berjalan di pegunungan. Hal ini didasarkan pada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak atau belajar untuk studi universitas.

Pendidikan dan Mata Pencaharian Masyarakat Pegunungan

Terdapat kesenjangan cukup besar antara sekolah di kota dan daerah terpencil terkait kualitas pendidikan. Kini tingkat pendidikan keluarga pada masyarakat di daerah pegunungan rata-rata mencapai minimal 9 tahun belajar.

Peningkatan capaian belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi sosial, ekonomi keluarga, dan tujuan setiap keluarganya. Tingkat pendidikan nantinya akan sangat berkaitan erat dengan mata pencaharian yang akan dikerjakan.

Masalah pendidikan erat kaitannya dengan masalah ekonomi keluarga. Sering kali keluarga di daerah pegunungan lebih memprioritaskan biaya kehidupan sehari-hari dibandingkan biaya sekolah anak karena ketidakmampuan ekonomi yang mereka alami. 

Mata pencaharian masyarakat desa pegunungan biasanya turun-temurun dari keluarganya, sehingga membuat masyarakat desa pegunungan lebih homogen dalam memilih pekerjaan.

Baca Juga: Menakar Urgensi Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 Terhadap Kesejahteraan Buruh Indonesia dalam Perspektif HAM dan Hukum

Ekonomi dan Kondisi Geografis

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggal di pegunungan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis. Mata pencaharian mereka yang tinggal di daerah pegunungan umumnya bersifat homogen, yaitu sebagian besar masyarakat pegunungan bekerja di bidang pertanian dan perkebunan.

Mata pencaharian yang bersifat homogen disebabkan karena wilayah dataran tinggi cocok untuk bidang pertanian, yang didukung dengan pasokan air dan suhu yang mendukung dalam pertumbuhan tanaman.

Keluarga di daerah pegunungan umumnya membutuhkan penghasilan lebih untuk mencapai tujuan kesejahteraan keluarga, karena menurut mereka, keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang berkecukupan dalam hal ekonomi.

Namun sebagian besar keluarga di daerah pegunungan belum mencapai kesejahteraan, hal ini disebabkan perbedaan kondisi ekonomi dan sosial.

Pengelolaan Materi dan Pendapatan Keluarga

Pada umumnya pengelolaan materi dan pendapatan pada keluarga yang bertempat tinggal di pegunungan dilakukan secara bersama-sama, atau dengan kata lain hampir semua anggota keluarga ikut andil dalam mengelola atau memanajemen sumber daya materi dan pendapatan dalam keluarga.

Untuk beberapa keluarga ada yang lebih memberatkan pengelolaan materi kepada orang yang lebih tua (suami dan istri), namun ada pula yang hanya menyerahkan istri atau ibunya, karena istri dianggap mampu mengelola materi dengan baik.

Kemudian hasil dari pengelolaan materi akan digunakan atau dimanfaatkan oleh semua anggota keluarga.

Upaya Mencapai Tujuan Keluarga

Salah satu upaya yang dapat mempengaruhi tujuan keluarga, dibutuhkannya pendidikan yang sesuai terhadap lingkungan tempat tinggal. Dalam kasus ini pada area pegunungan. Selain pendidikan yang sesuai, keterampilan dan skill yang menunjang juga diperlukan.

Masyarakat dari keluarga yang berpendidikan rendah akan terhambat sehingga harus melakukan usaha yang lebih besar. Hal itu akan membuat keterhambatan dalam mencapai tujuan karena keterbatasan ekonomi akibat rendahnya pendapatan.

Pendapatan yang rendah menghambat pendidikan sehingga keluarga memiliki keterampilan yang terbatas, berakibat peningkatan perekonomian keluarga yang terhambat.

Baca Juga: Mengatur Perencanaan Keuangan pada Keluarga Baru Menikah (Berganning Family)

Penutup

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemanfaatan atau pengelolaan sumber daya keluarga oleh keluarga di daerah pegunungan, khususnya oleh para istri atau ibu, tidaklah unik. Proses manajemen sumber daya keluarga juga ditemukan di daerah lain.

Tekanan ekonomi dari dataran tinggi memaksa hampir semua anggota keluarga mengabdikan diri pada pekerjaan yang menguntungkan untuk menambah penghasilan harian mereka.

Ini juga yang menjadi alasan mengapa banyak anak muda dan orang dewasa yang sementara meninggalkan (migrasi) dataran tinggi ke kota besar untuk belajar di sana dan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Penulis:
1. Imam Nur Kholik (G5401211037)
2. Nur Ika Fitriana (G5401211039)
3. Rizalius Karunia
(G5402201028)
4. Farahdiba Annisya Rahmawati
(G7401201031)
5. Zalfa Rihadatul Aisya
(G8401211018)
Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB University

Dosen Pendamping: Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M.S. dan Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI