Mengatasi Depresi: Melalui Perspektif Psikologi Islam

Depresi
Ilustrasi Depresi (Sumber: Teknologi AI dari Meta AI)

Di era modern ini, depresi menjadi salah satu tantangan kesehatan mental terbesar, khususnya di kalangan milenial dan Gen Z. Fenomena ini kerap berujung tragis, dengan tingginya angka bunuh diri akibat depresi akut yang tidak tertangani.

Ironisnya, Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, belum sepenuhnya memanfaatkan kekayaan tradisi spiritual Islam dalam menangani masalah ini. Psikologi Islam, yang menawarkan pendekatan holistik dan berbasis spiritual, seringkali dipinggirkan oleh dominasi konsep psikologi Barat yang lebih struktural dan mapan (Mustoha, 2024).

Lantas bagaimana cara melakukan pendekatan spiritual dan esensial dalam menghadapi masalah psikologi? Apa solusi yang ditawarkan tradisi keilmuan Islam untuk pendekatan kebatinan dan mengatasi depresi?

 

Bacaan Lainnya

Konteks Depresi dalam Psikologi Islam

Psikologi Islam memiliki cara unik dalam memandang depresi. Al-Qur’an menggambarkan dinamika jiwa manusia yang mengalami kesedihan, sebagaimana dalam Surah Yusuf ayat 86: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” Ayat ini menegaskan pentingnya keterbukaan terhadap perasaan dan kebutuhan akan solusi yang tepat, baik secara spiritual maupun klinis (Maslahat, 2020).

Struktur jiwa manusia dalam Psikologi Islam terdiri dari empat komponen utama: qalb (hati), nafs (jiwa), ruh (spirit), dan ‘aql (akal). Keempat elemen ini harus berada dalam harmoni untuk menjaga kesehatan mental. Depresi seringkali terjadi ketika keseimbangan ini terganggu, baik akibat pengaruh eksternal maupun internal (Akib dkk., 2021).

Depresi dalam Islam juga dijelaskan melalui tiga tahapan nafs yang menggambarkan perjalanan jiwa :

  1. Nafs Ammarah: Tahap dimana adanya dorongan terhadap keburukan yang mendominasi seperti pikiran-pikiran negatif dan destruktif
  2. Nafs Lawwamah: Tahap Introspeksi dan penyesalan terhadap perbuatan tetapi sering diikuti dengan kritik diri yang berlebihan
  3. Nafs Muthmainnah: Tahap tertinggi di mana jiwa sudah mencapai ketenangan dan kedamaian dengan menerima takdir Allah secara tulus

 

Manifestasi Depresi dalam Perspektif Islam

Gejala depresi tidak hanya terlihat secara emosional dan fisik, tetapi juga dalam aspek spiritual. Penurunan kualitas ibadah, hilangnya makna hidup, dan keraguan terhadap takdir Allah SWT merupakan manifestasi khas yang diidentifikasi dalam Psikologi Islam. Kondisi ini juga sering berdampak pada hubungan sosial, baik dengan Allah (habluminallah) maupun sesama manusia (habluminannas), yang semakin memperburuk gejala depresi (Mustary, 2021).

Selain itu, depresi seringkali memunculkan penyakit hati seperti syubhat (keraguan terhadap kebenaran) dan syahwat (dominasi hawa nafsu) yang semakin menjauhkan individu dari ketenangan spiritual. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW :”Sesungguhnya dalam tubuh ada segumpal daging . Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Mengatasi Stres dengan Metode Islamiyah dan Psikologi

 

Intervensi Terapeutik Berbasis Islam

Psikologi Islam menawarkan berbagai pendekatan untuk mengatasi depresi, di antaranya:

1. Terapi Spiritual-Kognitif:

Mengubah pikiran negatif menjadi pandangan yang selaras dengan konsep tawakkal dan husnudzon (Aji & Sudaryanto, 2024).

Contoh:

  • Identifikasi Pikiran Negatif : Menulis pikiran negatifnya
  • Rekonstruksi Kognitif : Mengubah sudut pandang pada setiap masalah menjadi lebih selaras dengan nilai-nilai keislaman : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Al-Baqarah :286)

2. Terapi Ibadah:

Shalat dan dzikir dipandang sebagai metode meditasi aktif yang efektif dalam mengurangi stres dan kecemasan (Nasution dkk., 2024).

Contoh:

  • Shalat Khusyu : Memusatkan perhatian kepada setiap Gerakan dan bacaan
  • Dzikir harian : melakukan dzikir “Hasbunallah wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah menjadi penolong kami) sebanyak 33 kali
  • Qiyamul Lail : Melakukan sholat tahajud, membaca Al-Qur’an dan berdoa yang dapat memberikan kedekatan emosial dengan Allah SWT.

3. Pendekatan Tazkiyatun Nafs:

Melalui tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli, individu diajak untuk menyucikan jiwa dan memperkuat koneksi spiritual (Salsabila dkk., 2020).

Contoh:

  • Takhili (Membersihkan diri dai sifat buruk) : Melakukan identifikasi sifat buruk seperti iri dan dengki yang menjadi beban emosional sekaligus memohon ampunan kepada Allah SWT
  • Tahali (Mengisi dengan sifat baik) : Melatih sifat positif dengan sabar dan syukur, misalnya dengan berbagi rezeki kepada orang lain
  • Tajalli (Mencapai pencerahan spiritual) : Melalui proses dzikir mendalam, meditasi islami atau tafakur di tempat tenang

 

Integrasi dengan Pendekatan Modern

Psikologi Islam tidak mengesampingkan ilmu psikologi modern, tetapi justru mengintegrasikannya. Teknik seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang berfokus pada restrukturisasi pikiran dan perilaku negative yang meliputi tawakkal (berserah diri kepada Allah), husnudzon (prasangka baik) dan ridha (penerimaan terhadap takdir) sebagai landasan mengubah pola pikir negatif.

Integrasi ini memungkinkan umat Muslim untuk menjalani terapi psikologis yang tidak hanya ilmiah tetapi juga sejalan dengan keyakinan spiritual mereka sehungga memberikan hasil yang lebih relevan dan efektif dalam menangani depresi atau gangguan mental lainnya (Rumakey dkk., 2020).

 

Simpulan

Pendekatan holistik Psikologi Islam menggabungkan aspek spiritual, psikologis, dan sosial untuk menangani depresi secara komprehensif. Dengan memadukan warisan keilmuan Islam dan metode modern, Psikologi Islam tidak hanya menawarkan solusi efektif, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kesehatan mental.

Strategi preventif dan rehabilitatif yang ditawarkan menjadikan pendekatan ini relevan dan adaptif dalam menjawab tantangan kesehatan mental di era modern.

 

Penulis: Hizratul Musalma
Mahasiswa Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Langsa

 

Referensi

  1. Aji, A. S., & Sudaryanto, A. (2024). Efektivitas terapi spiritual terhadap depresi lansia: Studi literature. Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO), 5(1), 62-69. https://doi.org/10.36590/kepo.v5i1.940
  2. Akib, M. M. M., Sa’ari, C. Z., & Muhsin, S. B. S. (2021). Psikologi Islam: Penciptaan Al-Nafs dan kekekalannya menurut Ibn Sina dan al-Ghazali. Albasirah Journal, 11(1), 19-31. https://doi.org/10.22452/basirah.vol11no1.2
  3. Arroisi, J., & Da’i, R. A. N. R. (2020). Psikologi Islam Ibnu Sina (Studi analisis kritis tentang konsep jiwa perspektif Ibnu Sina). Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 2, 199-206.
  4. Elvin, S. D., Sufri, S., Isneini, I., Mawarpury, M., & Fithria, F. (2024). Efektivitas penerapan bimbingan konseling Islami mengatasi mental korban bullying pada siswa sekolah menengah pertama. Holistik Jurnal Kesehatan, 18(7), 900-908. https://doi.org/10.33024/hjk.v18i7.372
  5. Maslahat, M. M. (2020). Citra dan kepribadian manusia dalam perspektif psikologi barat dan psikologi Islam. Syifa Al-Qulub: Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, 5(1), 74-85. https://doi.org/10.15575/saq.v5i1.9231
  6. Mustary, E. (2021). Terapi relaksasi dzikir untuk mengurangi depresi. Indonesian Journal of Islamic Counseling, 3(1), 1-9. https://doi.org/10.35905/ijic.v3i1.4845
  7. Mustoha, S. H. B. (2024). Konsep mengatasi depresi menurut surat Maryam dalam perspektif psikologi Islam (Bachelor theses, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang).
  8. Nasution, R., Lubis, J. A., Putri, S. A., & Adella, W. A. (2024). Peran ibadah dalam mengatasi kecemasan dan depresi di kalangan Gen-Z beragama Islam. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 7(4), 14556-14561. https://doi.org/10.31004/jrpp.v7i4.35720
  9. Pardede, D. L., Pardede, L., Siahaan, M., Marpaung, R., Sihite, M. S. R., Nababan, M. F., … & Pangaribuan, L. R. (2024). Kehidupan sehat dan sejahtera: Analisis peran kesehatan mental dalam peningkatan produktivitas generasi Z. PKM Maju UDA, 5(3), 9-16. http://dx.doi.org/10.46930/pkmmajuuda.v5i3.4935
  10. Rumakey, R. S., Adriani, M., & Indarwati, R. (2020). Pengaruh terapi kognitif spiritual terhadap penurunan depresi pada lansia di panti werdha. Jurnal Penelitian Kesehatan “Suara Forikes” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 11(1), 105-107. http://dx.doi.org/10.33846/sf11122
  11. Salsabila, U. H., Hanindraswari, A. D. M., Annisa, A., & Sarika, V. (2020). Menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 melalui tazkiyatun nafs. Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 5(2), 12-12. https://doi.org/10.51590/waraqat.v5i2.118

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses