Apa itu bullying?
Bullying alias perundangan adalah hal yang bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami anak-anak dan remaja.
Kabar buruknya, bullying pada anak ternyata bisa memberi efek yang negatif bagi kesehatan secara keseluruhan bahkan dalam jangka waktu yang panjang. Apa saja efek bullying bagi kesehatan anak? Cari tahu jawabannya di sini!
Baca juga: Stop, Bullying di Kalangan Anak
Dampak Bullying Pada Anak
- Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan Si Kecil memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
- Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullying bisa membuat anak atau remaja berisiko merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi makanan tidak sehat atau hal lain yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.
- Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Anak yang mengalami bullying juga lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang diterimanya.
- Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat Si Kecil tidak memiliki keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam menerima pelajaran.
- Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya. Sebab, anak mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialami.
Perilaku bullying pada anak jangan dianggap sepele, selain mengganggu kesehatan sang anak, juga dapat mengubah pola perilaku anak tersebut dan mengubah kualitas hidup dalam jangka panjang, seperti gangguan psikis, traumatik, dan sebagainya.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengenali dan memperhatikan tingkah laku sang anak. Waspadai jika sang anak mengalami perubahan perilaku seperti malas, penurunan akademis, sering melamun, tidak ada semangat, terlihat gelisah, menjauh dari orang, tidak mau berbicara dengan orang lain.
Baca juga: Audrey dan Alarm Darurat Bullying di Kalangan Remaja
Tips Orang Tua Mengenali Anak Sebagai Korban Bullying
1. Jeli Melihat Tanda-tandanya
Karena tidak semua anak pasti akan cerita kepada orang tua tentang perlakuan yang dia dapat di luar. Orang tua harus tau tanda-tandanya, seperti terlihat murung, enggan atau takut keluar rumah, dan gelisah. Jika sudah fix anak tersebut mendapatkan perlakuan bullying, coba pelan-pelan mengajak anak untuk menceritakan apa yang dia alami di luar.
2. Beri Tahu Pihak Terkait
Jika kejadian di sekolah, maka orang tua harus melaporkan hal tersebut kepada pihak sekolah, tentang kejadian yang di alami sang anak saat di sekolah.
3. Arahkan Anak Menghadapi Pelaku
Orang tua harus mengarahkan sikap anak terhadap pelaku bullying, dengan cara tidak menyuruh untuk membalas dendam, tetapi harus berani dan percaya diri, karena kepercayaan diri itulah yang dapat mengurangi terjadinya bullying.
4. Pantau Keadaan Anak
Orang tua harus terus memantau keadaan sang anak, dan menanyakan kabar dari sang anak apakah baik-baik saja?.
5. Pindah Lingkungan Sekolah
Jika memang sudah terlalu berat, maka orang tua bisa memindah sekolah sang anak ke tempat yang lebih aman dan jauh dari perlakuan bullying, bisa di tempat sekolah yang lebih friendly dan nyaman bagi sang anak.
Pentingnya Tanam Empati Pada Anak
- Orangtua bisa menjelaskan melalui video dengan tema empati, misalnya orang yang membantu temannya, serta pengalaman-pengalaman mengenai kebajikan yang disiarkan melalui video ataupun tontonan.
- Untuk memahami bagaimana perasaan orang lain, anak perlu membaca isyarat yang diberikan. Misalnya, seseorang mengerutkan kening, mengeluarkan air mata, dan membaca mimik wajah. Ilustrasi buku bergambar bisa membantu anak untuk memahami mimik wajah.
- Orangtua bisa memulai mengajarkan cara berempati dengan meminta anak memahami kondisi orang lain. Misalnya, ketika temannya tidak memiliki kue, ajaklah anak untuk berbagi makanan ke teman tersebut. Atau ketika temannya jatuh, imbau anak untuk membantu dan jelaskan kenapa harus saling membantu.
Cara mencegah bullying
1. Pergi atau abaikan
Menurut Bonnie, menjauh atau mengabaikan pembully dapat mengurangi risiko intimidasi sekitar 20 persen. Kadang, cara ini juga bisa menghentikan bullying sepenuhnya.
2. Bicara
Menurut penasehat pencegahan bullying dan kesehatan mental di Coldbrook, Kanada, Travis Price mengatakan strategi ini efektif, Bunda. Karena dengan begitu, anak dapat membalikkan keadaan. Atau anak yang menyaksikan perilaku bullying bisa mengatakan, “Hentikan”, “Biarkan dia sendiri”, atau “Kamu jahat”.
“Bullying dapat berhenti dalam 10 detik atau kurang jika seseorang melakukan intervensi,” ucapnya.
3. Bertindak Bosan
Nah jika cara sebelumnya tak berhasil, anak bisa mencoba untuk bersikap merasa bosan dengan apa yang pembully lakukan padanya.
4. Gunakan Humor
Tidak ada yang lebih baik daripada tertawa untuk meredakan situasi yang intens. Itulah sebabnya program WITS mendorong anak-anak untuk menggunakan humor dan menunjukkan bahwa mereka tidak terganggu oleh tindakan bullying.
Namun, penting bagi anak untuk membuat humor yang tepat. Jangan sampai humor yang digunakan malah makin merendahkan diri sendiri dan menjadi potensi untuk semakin dibully.
5. Cari Bantuan
Anak-anak sering kali tidak dapat menangani bullying yang diterimanya sendiri, sehingga mereka dapat meminta bantuan orang dewasa.
6. Jalin Persahabatan
kadang anak mengalami bullying karena mereka tak tahu cara berteman, namun orang tua bisa mengajarinya keterampilan dan strategi sosial untuk mendapatkan teman dan menjalin persahabatan yang positif.
7. Menjaga Diri
Bunda dan Ayah harus memastikan bahwa anak-anaknya untuk menjaga diri mereka sendiri. Misalnya dengan memastikan anak makan makanan sehat, tidur nyenyak, dan menjaga kesehatan.
“Say No To Bullying, Stop Bullying“
Penulis: Ahmad Wafi
Mahasiswa Psikologi Universitas Binawan
Dosen Pengampu : Apriani Riyanti, S. Pd,. M. Pd.
Referensi :
https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-efek-bullying-bagi-kesehatan-anak
https://www.halodoc.com/artikel/5-tips-bagi-orangtua-saat-anak-jadi-korban-bullying
https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-tanam-empati-pada-anak-untuk-cegah-bullying