Pendidikan Kunci Utama dalam Menciptakan Masyarakat yang Adil dan Maju di Indonesia Menurut William Godwin

Pendidikan Indonesia
Sumber: /media.istockphoto.com

Pendidikan menjadi fondasi utama dalam mengukur eskalasi keadilan dan kemajuan di Indonesia. Melalui pendidikan masyarakat keluar dari belenggu kebodohan, dan meraih cita-cita untuk masa depan generasi bangsa. Pendidikan menghantar manusia pada suatu pemahaman akan pengetahuan dan membuka wawasan berpikir yang tajam. cerdik, serta bijak dalam mengambil keputusan, Wiliam Godwin.

Pandangannya menekankan pentingnya kebebasan, pengembangan individu, pendidikan moral, dan kesetaraan, yang semuanya merupakan elemen kunci dalam menciptakan masyarakat yang adil dan maju. Dari pemikiran ini, untuk mencapai keadilan dan kemakmuran dari suatu pendidikan di Indonesia, hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Pendidikan sebagai Alat Pembebasan

Godwin percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan individu dari ketidaktahuan dan penindasan. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memahami prinsip-prinsip keadilan dan moralitas. Dengan demikian, pendidikan berperan penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan bebas. Yang menjadi dasar utama dari pendidikan untuk mencapai kekebasan, sesungguhnya ada pada ketersedian akses sarana dan prasarana di daerah terpencil, dengan melibatkan tenaga pengajar yang memiliki semangat yang kuat serta berani untuk membawa generasi bangsa maju dan berkembang dalam skala nasional.

Bacaan Lainnya
DONASI

Tentu hal ini di butuhkan suatu sistem program Indonesia mengajar, yang diluncurkan sejak tahun 2010 oleh Anis Baswedan dengan tujuan supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil seperti; Program Indonesia Mengajar telah aktif sejak diluncurkan pada tahun 2010 oleh Anies Baswedan, dengan tujuan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah terpencil di Indonesia. Berikut adalah beberapa data statistik yang relevan mengenai dampak program ini:

Jumlah Pengajar Muda

Sejak dimulainya program, ribuan Pengajar Muda telah dikirim ke berbagai daerah terpencil di Indonesia. Hingga tahun 2023, lebih dari 1.500 Pengajar Muda telah berpartisipasi dalam program ini.

Baca Juga: Transformasi Pendidikan Tinggi, Integrasi Dengan Pusat Keunggulan

Wilayah Cakupan

Program Indonesia Mengajar telah menjangkau lebih dari 30 kabupaten di seluruh Indonesia. Daerah-daerah ini mencakup berbagai wilayah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Sekolah dan Siswa

Ribuan sekolah dasar di daerah terpencil telah menerima manfaat dari program ini. Data menunjukkan bahwa program ini telah melayani lebih dari 100.000 siswa di seluruh Indonesia.

Dampak pada Kualitas Pendidikan

Evaluasi program menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil belajar siswa. Misalnya, ada peningkatan rata-rata nilai ujian nasional di beberapa daerah yang telah menjadi lokasi program ini. Selain itu, ada laporan peningkatan minat baca dan keterampilan dasar siswa.

Pengembangan Komunitas

Selain mengajar di kelas, Pengajar Muda juga terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan komunitas. Mereka telah menginisiasi berbagai proyek seperti perpustakaan desa, kelas tambahan, dan kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan lebih dari 50.000 anggota komunitas.

2. Pendidikan untuk Pengembangan Individu

Bagi Godwin, tujuan utama pendidikan adalah pengembangan potensi individu. Ia menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari luar. Pendidikan seharusnya mendorong kreativitas, imajinasi, dan kemampuan analitis. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengembangan individu di Indonesia, berikut adalah beberapa data statistik terkait pendidikan, keterampilan, dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia:

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

  • Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Indonesia untuk usia 7-12 tahun mencapai hampir 100% pada tahun 2022, menunjukkan hampir semua anak usia tersebut bersekolah;
  • APS untuk usia 13-15 tahun (SMP) adalah sekitar 95%, dan untuk usia 16-18 tahun (SMA) sekitar 70%.

Rata-rata Lama Sekolah

  • Rata-rata lama sekolah di Indonesia pada tahun 2022 adalah sekitar 8,5 tahun, yang berarti rata-rata penduduk Indonesia bersekolah hingga kelas 2 SMP. Ini menunjukkan peningkatan dari beberapa tahun sebelumnya.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

  • IPM Indonesia pada tahun 2022 adalah 72,3, yang menempatkan Indonesia dalam kategori pembangunan manusia “tinggi”. IPM mencakup tiga dimensi utama: umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

Pengangguran dan Keterampilan

  • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2023 adalah sekitar 5,86%, menurut BPS. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan pendidikan, tantangan dalam penyerapan tenaga kerja masih ada;
  • Data dari World Economic Forum (WEF) Global Competitiveness Report 2022 menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerjanya, terutama dalam keterampilan teknologi dan manajerial.

Baca Juga: Transformasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan yang Inklusif

Program Pelatihan dan Keterampilan

  • Program Kartu Prakerja, yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia, telah membantu lebih dari 16 juta peserta hingga tahun 2023. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja dan daya saing tenaga kerja melalui pelatihan online dan offline;
  • Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia juga menyediakan pelatihan keterampilan bagi ribuan peserta setiap tahunnya, membantu mereka meningkatkan keterampilan kerja dan wirausaha.

Literasi dan Numerasi

  • Menurut survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, skor rata-rata siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains masih di bawah rata-rata OECD. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah untuk memperbaiki hasil ini;
  • Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan berbagai inisiatif pendidikan lainnya telah diluncurkan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi di kalangan siswa.

Pendidikan Tinggi dan Riset

  • Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan peningkatan jumlah mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi. Pada tahun akademik 2022/2023, lebih dari 7 juta mahasiswa terdaftar di berbagai program sarjana dan pascasarjana.
  • Pemerintah juga telah meningkatkan anggaran untuk riset dan pengembangan (R&D), dengan berbagai program beasiswa dan hibah penelitian untuk mendorong inovasi dan penelitian ilmiah.

Data-data ini menunjukkan bahwa Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam bidang pendidikan dan pengembangan keterampilan, namun masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan semua individu memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas dan peluang pengembangan diri.

3. Kesetaraan dalam Akses Pendidikan

Godwin menekankan bahwa semua orang harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Ia mengkritik ketidaksetaraan dalam sistem pendidikan yang hanya memberikan kesempatan kepada segelintir orang kaya dan berpengaruh. Menurutnya, pendidikan yang merata dan inklusif adalah dasar bagi masyarakat yang adil. Kesetaraan dalam aspek pendidikan di Indonesia dapat dilihat melalui berbagai indikator seperti angka partisipasi sekolah, kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kesenjangan gender, serta akses terhadap fasilitas pendidikan. Berikut adalah beberapa data statistik yang relevan:

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

  • APS usia 7-12 tahun (SD) hampir mencapai 100%, menunjukkan hampir semua anak usia tersebut bersekolah;
  • APS usia 13-15 tahun (SMP) sekitar 95%, dan APS usia 16-18 tahun (SMA) sekitar 70% pada tahun 2022;
  • APS menunjukkan adanya tantangan untuk memastikan partisipasi penuh di tingkat menengah atas.

Kesenjangan antara Daerah Perkotaan dan Pedesaan

  • APS di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi dibandingkan di daerah pedesaan. Data dari BPS tahun 2022 menunjukkan APS SMA di perkotaan sekitar 75%, sedangkan di pedesaan hanya sekitar 60%;
  • Akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai juga lebih terbatas di daerah pedesaan, dengan banyak sekolah yang kekurangan guru dan sumber daya pendidikan lainnya.

Kesenjangan Gender

  • Menurut data BPS, pada tahun 2022, APS untuk perempuan dan laki-laki di tingkat SD dan SMP hampir seimbang. Namun, di tingkat SMA, APS untuk perempuan sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki, menunjukkan masih adanya tantangan kesetaraan gender di pendidikan menengah.
  • Dalam beberapa daerah tertentu, terutama di daerah terpencil dan pedesaan, perbedaan partisipasi antara anak perempuan dan laki-laki masih cukup signifikan.

Akses terhadap Fasilitas Pendidikan

  • Menurut data Kemendikbudristek, pada tahun 2022, sekitar 40% sekolah di Indonesia masih memiliki kondisi infrastruktur yang kurang memadai. Sekitar 30% sekolah tidak memiliki akses ke air bersih dan sanitasi yang memadai, yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan terutama di daerah pedesaan;
  • Jumlah guru yang berkualifikasi dan fasilitas pendukung lainnya seperti perpustakaan dan laboratorium juga lebih banyak tersedia di perkotaan dibandingkan di pedesaan.

Baca Juga: Membangun Masa Depan Pendidikan: Melalui Lensa Perbandingan antara Indonesia dan Singapura

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

  • RLS di Indonesia pada tahun 2022 adalah 8,5 tahun. Namun, RLS di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di daerah pedesaan. Di perkotaan, RLS sekitar 9,5 tahun, sementara di pedesaan hanya sekitar 7,5 tahun;
  • RLS juga menunjukkan perbedaan antarprovinsi. Provinsi-provinsi di Jawa dan Bali umumnya memiliki RLS yang lebih tinggi dibandingkan provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Pendidikan Inklusif

  • Upaya untuk meningkatkan pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan disabilitas juga menjadi perhatian. Pada tahun 2022, Kemendikbudristek mencatat bahwa sekitar 20% sekolah di Indonesia telah menerapkan program pendidikan inklusif, namun implementasi dan kualitas program ini masih bervariasi.

Kesetaraan dalam pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, gender, dan akses terhadap fasilitas yang memadai. Upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak untuk mengatasi kesenjangan ini, termasuk melalui peningkatan infrastruktur pendidikan, penyediaan beasiswa, dan program-program khusus untuk daerah terpencil dan marginal.

Dengan demikian, pendidikan telah mengubah wajah dunia, dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari kebodohan menjadi pintar, dan dari ketidakbrekualitasan menjadi kualitas. Inilah kunci utama manfaat dari pendidikan. Dan pendidikan di Indonesia semestinya harus memperhatikan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk menjadi keadilan dan kemakmuran. Dan pendidikan itu juga harus di alami oleh seluruh elemen masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan.

Kesetaraan ada karena keadilan. Oleh karena itu, partisipasi pemerintah menjadi pelopor yang memperjuangkan seluruh masyarakat Indonesia. pendidikan juga menjadi fondasi kunci utama meraih kesuksesan dalam hidup.  Pendidkan juga membantu seseorang unutk memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Dengan adanya pendidikan seseorang dapat menciptakan sesuatu menggunakan naluri dan akalnya sendiri tanpa harus membebankan orang lain dan seseorang bisa mengubah wajah hidupnya menuju suatu kehidupan yang lebih baik lagi tanpa bermodalkan mental instan

Penulis:

Daniel Manuel Faritus Mare Baru
Mahasiswa Jurusan Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI