Penerapan Metode Permainan untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Matematika Siswa sejak Usia Dini

Metode Permainan Motivasi Belajar

Pendahuluan

Usia dini adalah usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Pada masa ini anak sangat peka untuk menerima rangsangan-rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Potensi itu dikembangkan agar anak berkembang secara optimal.

Sehingga dibutuhkan kondisi atau tempat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak (Sujiono, 2009). Pengembangan anak usia dini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode permainan untuk mengembangkan kemampuan logika matematika. Setiap insan harus memiliki ilmu matematika, terutama dalam hal berhitung.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang diajarkan di sekolah. Sejak menempuh pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi, matematika pasti tetap diajarkan. Karena matematika sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari dan juga diperlukan untuk mempelajari matematika lanjut. Namun pada kenyataannya matematika sering kali dianggap sebuah mimpi buruk bagi siswa sehingga sedikit siswa memiliki minat dalam belajar matematika.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Penggunaan Model Pembelajaran (RME) dalam Pembelajaran Matematika Kelas III Sekolah Dasar

Penggunaan metode yang tepat (permainan) dapat menjadikan siswa lebih termotivasi belajarnya terlebih belajar matematika. Menurut Hamzah B. Uno, motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapainya. Sehingga seseorang akan berusaha lebih, bersemangat dan giat dalam melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi merupakan hal yang sangat penting. Seperti yang disampaikan oleh

Robertus Angkowo dan A. Kosasih “Motivation is an essential condition of learning”. Tinggi rendahnya motivasi dalam diri siswa, dapat berpengaruh pada hasil dan prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar merupakan realisasi dari motivasi dalam diri siswa dan akan terwujud apabila siswa aktif dalam proses pembelajaran. Karena motivasi berfungsi untuk mendorong, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Sehingga motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa (Handini, 2014).

Pembahasan

Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar matematika pada siswa, yaitu:

  1. Kemampuan siswa dalam menyerap informasi masih kurang baik dan masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dari guru. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar dalam proses pembelajaran matematika sehingga berdampak pada nilai yang akan diraih oleh siswa.
  2. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung pada saat belajar matematika membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar.
  3. Suasa kegiatan belajar mengajar matematika yang cenderung membosankan dan monoton. Kebanyakan guru hanya menjelaskan materi dengan berceramah sehingga membuat siswa menjadi pasif.

Terdapat elemen penting dalam kegiatan belajar, yaitu:

  1. Belajar membuat siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku.
  2. Belajar merupakan suatu perubahan akibat dari proses latihan dan pengalaman.
  3. Perubahan tingkah laku akibat dari belajar menyangkut berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian motivasi dan belajar saling mempengaruhi. Menurut Sadirman, motivasi dalam belajar dapat dikatakan “sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dari dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang ditetapkannya dapat tercapai”.

Dengan adanya motivasi, siswa akan terdorong dan terarah minat belajarnya untuk mencapai keinginannya. Siswa yang memiliki motivasi belajar, akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, mencoba memahami materi pelajaran, menggunakan strategi belajar yang mendukung belajarnya. Siswa juga akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan menyelesaikan tugas dengan baik.

Menurut Zoltan P. Dienes, seorang matematikawan, mengemukakan bahwa setiap konsep dalam matematika yang disajikan dalam bentuk kongkret dengan bentuk permainan akan mudah dipahami dengan baik. Benda atau objek dalam bentuk permainan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.

Baca Juga: Bagaimana Model Pembelajaran Experiental Learning Diterapkan dalam Pembelajaran Matematika?

Metode permainan dapat mendukung proses belajar siswa, karena di samping siswa dapat bermain mereka dapat juga mengasah keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Metode ini sesuai dengan kondisi siswa yang cenderung lebih suka bermain (Tatang Herman, Karmilah, dan Komariah, 2007).

Dalam menumbuhkan motivasi belajar matematika pada anak dapat diterapkan metode permainan di dalam proses pembelajaran. Metode permainan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan memiliki aturan tertentu untuk menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran matematika.

Menurut Jefrre, Mc.Conkey, Hewson jenis permainan yang dapat dikembangkan di dalam program kegiatan bermain anak adalah:

  1. Permainan eksploratif adalah Permainan yang melatih keterampilan fisik melalui lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa mencari suatu benda di sekitar kemudian menghitung jumlahnya.
  2. Permainan dinamis juga merupakan permainan yang melatih keterampilan fisik namun dengan menggunakan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa untuk loncat sebanyak jumlah yang guru inginkan.
  3. Permainan keterampilan adalah permainan yang membutuhkan keterampilan, serta penggunaan tangan dan mata. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta anak membangun menara menggunakan tumpukan balok, kemudian menghitung jumlah balok yang digunakan.
  4. Permainan imajinatif adalah permainan dari hasil imajinasi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendongengkan anak.
  5. Permainan teka teki merupakan permainan menggunakan potongan gambar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta anak menyusun potongan- potongan puzzle.

Kelebihan dari metode permainan yaitu:

  1. Permainan adalah kegiatan yang menyenangkan.
  2. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

Kelemahan dari metode permainan yaitu:

  1. Tidak semua topik dapat disajikan.
  2. Banyak memakan waktu.
  3. Permainan akan mengganggu ketenangan kelas-kelas lainnya. Penutup

Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat diperlukan. Hal ini untuk mendorong anak untuk melakukan sesuatu. Penggunaan metode permainan sangat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa sejak usia dini. Karena metode tersebut menarik bagi siswa.

Baca Juga: Penerapan Bilangan Reproduksi Dasar dari Model Matematika Covid-19 untuk Menerapkan Protokol Kesehatan Masyarakat Surabaya

Metode permainan dalam pembelajaran membuat suasana lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran. Oleh karena itu metode ini diharapkan dapat menjadi metode alternatif dalam memecahkan kejenuhan siswa dalam belajar matematika.

Mirsatun Khasanah
Mahasiswa FKIP Pendidikan Matematika
Universitas Ahmad Dahlan

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI